Faktor-Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Mutu Proses Pengolahan Minyak Sawit

87 peningkatan nilai asam lemak bebas jika penyimpanan tandan buah sawit terlalu lama.

7.2. Faktor-Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Mutu Proses Pengolahan Minyak Sawit

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak sawit ditentukan oleh nilai parameter asam lemak bebas, kadar air, dan kadar pengotor. Nilai maksimal dari seluruh parameter yang ditetapkan oleh standar maksimal 5. Akan tetapi, pada saat pengolahan di pabrik minyak kelapa sawit, khususnya proses pengepresan, kombinasi antara suhu dan tekanan sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas, kadar air dan kadar pengotor minyak sawit. Kandungan asam lemak bebas yang tinggi dipengaruhi oleh suhu yang tinggi, dan nilai yang dicapai mampu lebih dari 5. Hal yang sama dengan kandungan kadar air, dimana nilai yang tinggi diperoleh dari ketidaksempurnaan proses pengepresan yang dipengaruhi dari proses sebelumnya, yaitu proses sterilizer yang menggunakan uap air dalam perebusannya. Mutu minyak sawit yang akan didistribusikan juga ditentukan oleh lama waktu pengiriman, sehingga perkiraan waktu yang ditetapkan harus tepat. Penundaan pengiriman akan meningkatkan kandungan asam lemak bebas pada minyak, sehingga menurunkan mutu minyak sawit yang akan diterima oleh konsumen. Dalam proses pengolahan minyak sawit, faktor-faktor yang mempengaruhi mutu yaitu penerimaan tandan buah sawit yang disertai dengan proses penyortiran, pembongkaran tandan buah sawit, perebusan, pelumatan, pengepresan, penyaringan, penyimpanan sementara serta pendistribusian produk CPO. Pada penerimaan tandan buah sawit, faktor mutu yang mempengaruhi adalah sifat fisik buah sawit, melalui pengamatan visual terhadap tingkat kematangan buah, kotor atau tidaknya buah sawit, adanya cemaran solarminyak pelumas atau pupuk di buah sawit serta adanya gigitan tikus pada buah sawit. Jika ditemukan penyimpangan mutu pada buah sawit, maka buah akan disortir dan dikembalikan kepada petani. Buah sawit yang lolos proses penyortiran, selanjutnya dimasukkan ke dalam lori dan diproses sterilizer atau perebusan yang bertujuan merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan asam lemak bebas, mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang, memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com 88 pengepresan dan untuk mendapatkan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak. Proses selanjutnya adalah pelumatan yaitu proses pemisahan brondolan dari tandannya. Selanjutnya brondolan yang telah terpisah dicacah menjadi potongan kecil dengan tujuan mempersiapkan daging buah untuk pengempaan Pressing sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian yang sekecil-kecilnya. Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah digester sudah berupa bubur. Hasil pencacahan tersebut langsung masuk ke alat pengempaan yang berada persis dibagian bawah digester. Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada di dalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana dindingnya berlubang-lubang diseluruh permukaannya. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang tersedak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan press cage. Selama peruses pengepaan berlangsung, air panas ditambahkan kedalam screw press bertujuan untuk mengencerkan dillution, sehingga massa bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jumlah penambahan air berkisar 10-15 dari berat tandan buah sawit yang diolah dari temperatur air sekitar 90ºC. Proses pengepresan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50 minyak, 42 air dan 8 zat padat. Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa padatan solid, lumpur sludge, maupun air. Tujuan dari pembersihan atau pemurnian minyak kasar yaitu memperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang baik. Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengepresan dialirkan menuju saringan getar vibrating screen untuk disaring agar kotoran berupa serabut kasar tersebut dialirkan ke tangki penampung minyak kasar Crude Oil Tank. Minyak kasar yang terkumpul di crude oil tank dipanaskan hingga mencapai temperatur 95ºC -100ºC. Menaikkan temperatur minyak kasar sangat penting, yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis antara minyak, air dan sludge sehingga sangat membantu dalam prose pengendapan. Selanjutnya, minyak dari crude oil tank dikirim ke tangki pengendap. Di clarifier tank, minyak kasar terpisah menjadi 2 fase yaitu minyak dan sludge yang disebabkan proses pengendapan. Minyak dari clarifier tank selanjutnya dikirim ke oil Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com 89 tank, sedangkan sludge dikirim ke sludge tank. Minyak yang dihasilkan disebut sebagai minyak sawit kasar crude palm oil = cpo selanjutnya disimpan di tangki penyimpanan, dan siap didistribusikan.

7.3. Faktor-Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Mutu Proses Pengolahan Minyak Goreng