Presiden Cuma Urusi Masalah Remeh-Temeh

Presiden Cuma Urusi Masalah Remeh-Temeh

Berbagai kritik yang dilontarkan oleh masyarakat terhadap Presiden SBY sepertinya tidak membuat SBY semakin peka dan responsif. Dari kalangan pemuka agama, pers dan mahasiswa hingga berbagai lapisan masyarakat yang kritis terhadap kinerja pemerintahan SBY, sepertinya tidak membuat SBY merubah gaya kepemimpinannya yang cenderung hanya mengedepankan politik pencitraan semata.

SBY lebih peka dan responsif ketika ada kritik yang menyerang reputasi dan pencitraannya. Dan SBY juga responsif ketika ada program atau forum yang juga membawa efek pencitraan bagi dirinya. Tapi tidak dengan kondisi dan permasalahan nyata yang dihadapi bangsanya sendiri.

Pram menganggap presiden kerap menjalankan pemerintahan tidak efektif, hanya mengurusi masalah remeh temeh semata. Tidak optimal memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi nasional saat ini. Yang ada, energi Presiden malah justru banyak tersedot terhadap hal yang remeh temeh saja. Padahal, tak perlu difikirkan oleh seorang presiden.

Pram kemudian mencontohkan beberapa hal remeh temeh yang menjadi perhatian presiden. Antara lain, terkait soal SMS tudingan yang mengaku berasal dari mantan Bendahara Umum, Muhammad Nazaruddin. Termasuk, soal kekisruhan yang terjadi di internal Partai Demokrat dan isu yang menyangkut pencalonan keluarga dan kerabatnya sebagai presiden di tahun 2014 mendatang.

Hal remeh temeh lainnya adalah ketika Presiden SBY bereaksi tentang fitnah terhadap dirinya di media jejaring sosial yang dianggapnya terlalu berlebihan. Dalam pidatonya, SBY merasa difitnah terutama di beberapa jejaring sosial seperti twitter, facebook, hingga SMS. Beberapa diantaranya menyangkut Bank

Century, PD memiliki tabungan Rp 47 triliun. SBY merasa dipojokan dengan hal tersebut hingga menggelar konferensi pers sebelum keberangkatannya ke Kalimantan Barat.

Pram menilai SBY terlalu mendramatisir dan terlalu gusar dengan adanya adanya twitter dan facebook.

Menurut Pram, jejaring sosial yang berkembang sekarang sebenarnya bukan saja telah mendekatkan pimpinan atau pejabat dengan masyarakat. Tetapi, lebih dari itu, seharusnya bisa dijadikan landasan untuk bisa memperkaya sikap pemerintah sehingga bisa konsentrasi ke publik. Bukan justru memberikan warning ke media tersebut.

Pram juga menilai bahwa tak semua hal yang berkaitan dengan jejaring

pemerintahan itu ditindaklanjuti dengan sikap yang terlalu di dramatisir. Akan lebih arif jika kegusaran yang terjadi itu tidak harus secara langsung disampaikan presiden. Karena apapun, Presiden merupakan simbol bagi bangsa.

Presiden seharusnya tidak sekedar fokus terhadap diri pribadi dan partainya saja. Harusnya terhadap kondisi negara ini. Optimalkan momentum pertumbuhan ekonomi nasional di saat indikator makro ekonomi Indonesia sedang membaik. Saat perekomian Asia sedang baik, hal yang patut disayangkan pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 6.4 persen saja. Sementara pertumbuhan ekonomi China dan India bisa mencapai 9 sampai 10 persen. Pram berharap tiga tahun sisa umur pemerintahannya SBY seharusnya dapat memanfaatkan momentum tersebut dengan baik agar kelak dapat diwarikan pemerintahan selanjutnya.

Pram sebenarnya prihatin dengan kondisi SBY. yang silih berganti terus dirundung masalah negara dan internal Partai Demokrat. Karena itu, ia mengimbuh, SBY agar segera berhenti mengomentari hal-hal yang kurang penting seperti persoalan yang menyangkut salah seorang kader Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

”Kalau kemudian lebih banyak untuk mengurusi printil- printil yang kecil-kecil begitu, ya akhirnya energinya terbuang dan itu kasihan rakyat, kasihan SBY juga”.

Apalagi menurut Pram, dari pengamatannya kini SBY sudah tidak terlihat segar bugar seperti dulu. Bahkan cenderung terlihat lesu. SBY matanya juga sudah hampir hitam. itu artinya menunjukkan tingkat keresahan dan kegundahan hatinya yg berlebihan.

Oleh karenanya Pram berharap agar SBY kembali fokus mengurus rakyat, ngurus rakyat yang paling utama.

Pramono Anung bersama para pimpinan DPR yang lain ketika menerima draft usulan penggunaan hak angket Bank Century dari Maruarar Sirait di gedung

Nusantara III DPR RI. Dok . DPR RI