b Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak tejadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol. Menurut Santoso, adapun pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas
adalah VIF di bawah 10 dan tolerance lebih dari 0,1 dalam Purnomo, 2008:36.
c Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian ini digunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen
ZPRED dengan residualnya SRESID. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
terjadi Homoskedastisitas
atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot
antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi
– Y sesungguhnya yang telah di studentized. Dasar analisisnya adalah:
a. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu bergelombang, melebar kemudian menyempit,
maka mengindikasikan
telah terjadi
heteroskedastisitas. b.
Apabila terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Metode Analisis
Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan pada penelitian ini digunakan metode analisis, yaitu:
1. Analisis deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang bertujuan
mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang ringkas, dimana hasil
penelitian beserta analisanya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang mana dari analisis tersebut akan dibentuk suatu kesimpulan.
2. Analisis kuantitatif dengan regresi berganda untuk mengetahui
besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian variabel X terhadap kejadian lainnya variabel Y. Dalam
penelitian ini, analisis regresi berganda berperan sebagai teknik statistik yang digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh citra
merek terhadap loyalitas konsumen. Analisis regresi menggunakan rumus persamaan regresi berganda seperti yang dikutip dalam
Sugiyono 2010:277, yaitu: = � + �
+ � + �
+ �
Dimana: Y = loyalitas konsumen terhadap produk Body Mist The Body
Shop variabel dependenterikat X1 = corporate image variabel independenbebas
X2 = user image variabel independenbebas X3 = product image variabel independenbebas
a = nilai konstan atau tetap, yang merupakan rata-rata nilai Y pada saat nilai X1, X2, dan X3 sama dengan nol
b1 = koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap perubahan X1 dengan menganggap X2 dan X3 konstan
b2 = koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap perubahan X2 dengan menganggap X1 dan X3 konstan
b3 = koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap perubahan X3 dengan menganggap X1 dan X2 konstan
e = standar error PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Nalisisi Koefisien Determinasi R
2
Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya
dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya R2. Jika R2 yang diperoleh mendekati 1 satu maka dapat dikatakan semakin kuat
model tersebut menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 makin mendekati 0 nol, maka semakin
lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Karena variabel independen pada penelitian ini lebih dari 2 dua, maka
koefisien determinasi yang digunakan adalah Adjusted R Square Imam Ghozali dalam Made Novandri, 2010:39. Dari koefisien determinasi
R2 ini dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa variabel X terhadap variasi naik turunnya
variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam persentase.
5. Uji Hipotesis
a. Uji F Uji Serempak
Uji F test digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel
terikat. Bila F
hitung
F
tabel
, maka secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Sebaliknya bila F
hitung
F
tabel
, maka secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat Sugiyono, 2010. � =
� � − � � − � −
� = � � − � −
� − � PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan: n
= Ukuran sampel R
2
= Koefisien determinasi k
= Banyaknya variabel bebas
1 H ditolak bila F
hitung
F
tabel
Apabila F
hitung
F
tabel
maka hipotesis alteratif diterima atau dengan kata lain H
ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel corporate image, user image, dan product image secara bersama-
sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
2 H diterima bila F
hitung
F
tabel
Apabila F
hitung
F
tabel
maka hipotesis alternatif ditolak atau dengan kata lain H
diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel corporate image, user image, dan product image secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
b. Uji-T Uji Parsial
Dalam hal ini untuk menilai apakah masing-masing variabel yaitu corporate image X
1
, user image X
2
, dan product image X
3
mempunyai hubungan yang signifikan dengan keputusan pembelian Y. Pengujian hipotesis dengan cara menilai probabilitas distribusi
hasil perhitungan dengan besarnya tingkat signifikan α yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan adalah 5. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan
menghitung nilai t Sugiyono, 2001:292.
Rumus:
� = √� −
√ − �
Keterangan: t
= t
hitung
yang dicari r
= koefisien korelasi R
2
= koefisien determinan n
= jumlah sampel jika t
hitung
t
tabel
α = 0,05;n-2, maka H diterima dan H
a
ditolak. jika t
hitung
t
tabel
α = 0,05;n-2, maka H ditolak dan H
a
diterima.
c. Kriteria Pengujian
1 H
ditolak H
a
diterima apabila t
hitung
t
tabel
pada α 0,05. Artinya variabel corporate image, user image, dan product image secara
parsial berpengaruh terhadap Loyalitas Konsumen. 2
H diterima H
a
ditolak apabila t
hitung
t
tabe
l pada α 0,05. Artinya variabel corporate image, user image, dan product image secara
parsial tidak berpengaruh terhadap Loyalitas Konsumen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB IV
GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
The Body Shop International plc adalah sebuah perusahaan kosmetik dan kecantikan global yang mendapatkan inspirasi dari alam dan menghasilkan
produk – produk yang bersandar pada nilai-nilai etika. Pertama kali didirikan
pada tahun 1976 oleh Dame Anita Roddick di Inggris, saat ini toko The Body Shop memiliki lebih dari 2,400 toko yang tersebar di 61 negara, dengan lebih
dari 1,200 jenis produk yang menggunakan bahan-bahan alami dan bebas dari uji coba pada binatang. The Body Shop juga merupakan pioneer perusahaan
kosmetik internasional yang menghimbau terhadap Standar Kosmetik untuk Manusia dengan memberantas uji coba terhadap binatang.
Pentingnya arti lingkungan yang disadari oleh masyarakat Eropa merupakan alasan utama kehadiran The Body Shop. Sejak awal berdirinya toko
pertama mereka, The Body Shop selalu berkomitmen untuk mendukung perubahan lingkungan dan sosial menuju keadaan yang lebih baik melalui
berbagai kegiatan kampanye didasari oleh semangat dan nilai-nilai values yang dianut dan mendarah daging dalam setiap aktivitas bisnisnya. Kedua hal
inilah yang membuat The Body Shop berbeda dengan para pesaingnya. Semangat The Body Shop
dalam menjalankan bisnisnya adalah “we believe business can be both profitable and responsible
”. Adapun nilai-nilai values inti dari The Body Shop terdiri dari :
1. Against Animal Testing
Awal prinsip ini bermula dari Save The Whale tahun 1986 ketika Anita meluncurkan kampanye toko pertamanya. Saat itu The Body Shop dan
Anita mendukung perjuangan Greenpeace dalam mengakhiri pembantaian ikan paus untuk produk komersial seperti minyak ikan paus yang digunakan
dalam beberapa produk kosmetik. The Body Shop tidak pernah dan tidak akan pernah mengujicobakan
bahan dasar maupun produk kepada binatang. Ia percaya bahwa binatang tidak perlu dikorbankan untuk kecantikan. Untuk itu The Body Shop
menggunakan percobaan alternativ yang telah dikembangkan dalam melakukan penelitiannya. Salah satunya adalah eyetex irritection dengan
menggunakan protein tumbuhan pengganti mata kelinci untuk menganalisa kadar iritasi mata manusia, mengembangkan metode uji coba skin patch
pada para relawan dengan cara yang aman dibawah pengawasan ketat University Hospital of Wales dan setiap pemasok bahan baku untuk
kebutuhan kosmetika tidak dipekenankan mengujicobakannya pada binatang sejak 31 Desember 1990.
2. Support Community Trade
The Body Shop membangun hubungan perdagangan yang saling menguntungkan dengan masyarakat melalui program Community Trade
yang berawal dari Teddy Exports India tahun 1983. Dengan Community Trade The Body Shop melakukan perdagangan yang adil dan setara dengan
berbagai komunitas di dunia. The Body Shop memperoleh bahan baku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bermutu, mereka memperoleh kemandirian sosial ekonomi. Nilai ini dilaksanakan dengan peduli terhadap siapa dan cara apa saat melakukan
perdagangan, memastikan para pekerja tidak dieksploitasi dan bukan anak- anak di bawah umur, menjamin pekerjaan tidak membahayakan jiwa,
pekerja mendapat tambahan keterampilan dan pengetahuan, dan menggunakan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Salah satu contoh kegiatan yang pernah dilakukan adalah pada Januari 2001 Anita mengunjungi 130 petani minyak wijen di Nicaragua
yang menerima harga adil dan stabil untuk biji wijen yang mereka jual agar petani mampu membangun bisnis mereka yang berkelanjutan.
3. Active Self-Esteem
The Body Shop mendorong setiap perempuan untuk menerima, menghargai dan menggali potensi diri. “Feel good about yourself, respect
yourself, look after your body and soul, and be proud of who and what you are
” merupakan pernyataan yang dilontarkan oleh Anita Roddick mengenai bagaimana setiap perempuan harus menghargai dirinya. Nilai ini didasarkan
atas tanggung jawabnya terhadap para perempuan yang telah menjadi objek penderita dari berbagai ilusi dan impian yang ditawarkan oleh berbagai
produk untuk tubuh dan wajah seperti supermodels. Pada kenyataannya dari 3 juta wanita hanya 8 wanita saja yang memiliki tubuh seperti supermodels.