PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

90 Berdasarkan hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran, untuk menilai kepraktisan dari RPP diperoleh bahwa rata-rata skor adalah 91 dari rata-rata skor maksimal adalah 100 dengan kategori Sangat Baik. Hasil klasifikasi angket respon siswa dan LOKKP memenuhi kriteria baik dan sangat baik sehingga dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki kualitas praktis.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil rincian dan deskripsi dari hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, diperoleh perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS melalui pembelajaran kontekstual dengan seting pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan kemampuan penalaran. Perangkat pembelajaran dikembangkan dengan model penelitian dan pengembangan ADDIE Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluation . Pengembangan perangkat pembelajaran diuji dengan uji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Tahap pertama model pengembangan ADDIE adalah tahap analisis. Tahap analisis dibagi menjadi analisis kebutuhan, analisis karakteristik siswa, dan analisis kurikulum. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengidentifikasi ketersediaan perangkat pembelajaran yang telah ada sebelumnya. Dari hasil wawancara guru diperoleh bahwa perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan belum ada dan belum pernah diterapkan di sekolah tersebut. Analisis karakteristik siswa dilakukan untuk mengidentifikasi karakter dan 91 kemampuan siswa yang akan diteliti. Dari hasil analisis karakteristik siswa diperoleh kemampuan siswa berbeda-beda. Analisis kurikulum digunakan untuk mengidentifikasi kurikulum yang diterapkan dan sebagai acuan untuk membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar pada permendikbud no. 24 Tahun 2016. Tahap kedua adalah tahap desain atau rancangan awal. Tahap desain dilakukan dengan merancang dan memilih perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS, serta merancang instrumen penelitian yang terdiri dari lembar penilaian perangkat pembelajaran, tes kemampuan penalaran, angket respon siswa, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Tahap ketiga adalah tahap pengembangan produk yaitu dengan menyelesaikan rancangan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang selanjutnya divalidasi terlebih dahulu oleh dosen ahli sebelum diujicobakan. Tahap keempat adalah tahap implementasi atau tahap uji coba yaitu dilaksanakan di kelas VII A SMP N 2 Muntilan dari tanggal 6 Mei 2017 sampai tanggal 23 Mei 2017 Tahap kelima adalah tahap evaluasi yaitu tahap akhir untuk melakukan perhitungan dan penilaian terhadap perangkat yang dikembangkan. Aspek yang dinilai adalah aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Aspek kevalidan diperoleh dari hasil penilaian RPP dan LKS, aspek kepraktisan diperoleh dari angket respon siswa dan lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran, dan aspek keefektifan diperoleh dari tes kemampuan penalaran. 92 Berdasarkan penilaian dari validator yaitu oleh dosen ahli dan guru matematika diperoleh skor rata-rata untuk RPP adalah 4,46 dari skor rata-rata maksimal 5,00 dengan kriteria sangat baik dan skor rata-rata untuk LKS adalah 4,5 dengan kriteria sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kualifikasi valid. Setelah dikatakan valid oleh dosen ahli dan guru matematika, produk yang dikembangkan kemudian diujicobakan kepada siswa kelas VII A SMP N 2 Muntilan yang berjumlah 34 siswa. Terlebih dahulu dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan penalaran awal siswa dan diperoleh hasil dengan tingkat ketuntasan sebesar 6 dan rata-rata kemampuan penalaran siswa sebesar 44,7 dengan kategori rendah. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan rancangan RPP yaitu melalui pembelajaran kontekstual dengan seting pembelajaran kooperatif tipe NHT. Langkah-langkah kontekstual diterapka mulai dari kegiatan relating, experiencing, cooperating, applying, dan transferring. Pembagian kelompok sesuai dengan langkah-langkah dari NHT Number Head Together. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti bertindak sebagai guru dengan ditemani satu observer untuk menilai apakah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik dan sesuai dengan kegiatan yang terdapat dalam lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran digunakan untuk memenuhi tingkat kepraktisan dari RPP. Dari hasil perhitungan diperoleh rata- rataa skor sebesar 91 dengan kriteria sangat baik. Siswa juga diberikan angket 93 respon siswa untuk mengukur kepraktisan dari LKS yang dikembangkan. Hasil yang diperoleh dari angket respon siswa adalah memiliki skor rata-rata 3,6 dari skor rata-rata maksimal 5,00 dan memenuhi kriteria baik. Dilihat dari hasil rata- rata skor lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dan angket respon siswa yang memenuhi kriteria sangat baik dan baik, maka hasil tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kualifikasi praktis. Pada akhir pembelajaran, setelah produk selesai diujicobakan, kemudian dilaksanakan posttest kemampuan penalaran untuk mengukur keefektifan dari perangkat pembelajaran. Hasil yang diperoleh yaitu persentase ketuntasan sebesar 67 dengan kriteria baik dan persentase kemampuan penalaran siswa sebesar 78,3 dengan kriteria baik menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangan memenuhi kualifikasi efektif. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS geometri pada materi segiempat dan segitiga melalui pembelajaran kontekstual dengan seting pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa SMP Kelas VII yang dikembangkan memiliki kualitas valid, praktis, dan efektif. C. KETERBATASAN PENELITIAN 1. Pada kegiatan implementasi atau ujicoba perangkat pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru. 94 2. Terdapat pengurangan jam pelajaran sehingga kegiatan pembelajaran kurang berlangsung dengan baik 3. Terdapat satu anak yang tidak mengikuti posstest dikarenakan sakit dan tidak dapat mengikuti ujian susulan karena waktu yang disediakan oleh sekolah terbatas. 95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA SISWA KELAS VII SMPN 18 MALANG

0 15 16

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DI SMP KELAS VIII.

0 1 41

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta).

0 1 10

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.

0 2 16

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 33

Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Solving dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah untuk Siswa SMP.

0 2 508

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) - HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DI KELAS VII SMP NEGERI KECAMATAN SEBERANG ULU 1 PALEMBANG -

0 1 63