Perbandingan dengan beberapa Piagam Pembentukan Organisasi Implikasi Pemberlakuan Piagam ASEAN

terdahulu sebelum pembentukan Piagam ASEAN tetap berlaku selama tidak bertentangan. 172

3. Perbandingan dengan beberapa Piagam Pembentukan Organisasi

Regional di Dunia Apabila dilakukan perbandingan Piagam ASEAN dengan piagam pembentukan organisasi regional lainnya yang mempunyai karakter non-supra nasional yaitu, Organisation of African Union 1963 OAU yang kemudian menjadi African Union AU, Organisation of American States 1948 OAS dan Organisation of Islamic Conference 1974 OIC, dilihat dari isu yang diatur maka dapat dikatakan bahwa Piagam ASEAN relatif lebih komprehensif. 173 Sebagai contoh, dari ketiga organisasi kawasan lainnya tersebut di atas yaitu AU, OAS dan OIC, hanya Piagam ASEAN yang mengatur secara rinci ketentuan mengenai mekanisme penyelesaian sengketa, walaupun dalam hal jumlah negara anggota adalah yang paling sedikit. Namun apabila dibandingkan dengan European Union EU, ASEAN masih tertinggal di belakang. 174 172 Ibid. 173 Eddy Pratomo, Op.Cit., hlm. 66. Hal lain yang menarik adalah jumlah dari tujuan dan prinsip yang tercantum di dalam Piagam ASEAN 174 Data keanggotaan per Februari 2015: AU 54 negara anggota, OAS 35 negara anggota, dan OIC 57 negara anggota. Lihat di African Union, “Member States”, dimuat dalam http:www.au.intenmember_states countryprofiles, diakses pada tanggal 21 Februari 2015 Pukul 04.20 WIB. Organisation of American States, “Member States”, dimuat dalam http:www.oas.orgenmember_statesdefault.asp, diakse pada tanggal 21 Februari 2015 Pukul 04.10 WIB. Organisation of Islamic Cooperation, “Member States”, dimuat dalam http:www.oic-oci.orgoicv2states , diakses pada tanggal 21 Februari 2015 Pukul 04.16 WIB. Universitas Sumatera Utara yang juga relatif lebih komprehensif. 175 Sedangkan European Union telah memiliki mekanisme penyelesaian sengketa yang lebih komprehensif dibandingkan dengan ASEAN. 176

4. Implikasi Pemberlakuan Piagam ASEAN

Keberadaan Piagam ASEAN diharapkan akan membentuk suatu kawasan yang erat dan memiliki kekuatan menuju integrasi di bidang ekonomi, politik- keamanan, dan sosial budaya. Secara internal diharapkan dengan hadirnya Piagam ASEAN, ASEAN akan lebih solid lagi dan secara eksternal ASEAN dapat meningkatkan kerjasamanya dengan pihak mitra luar kawasan karena telah memiliki personalitas hukum. 177 a Personalitas Hukum ASEAN Pemberlakuan Piagam ASEAN dapat berimplikasi, antara lain: Sejak berdirinya, status hukum ASEAN sebagai suatu organisasi internasional sering dipertanyakan. Simon Chesterman menyatakan secara jelas ASEAN lebih dari sekedar “perkumpulan” sepuluh negara yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama. Selama kurang lebih 40 tahun setelah berdirinya ASEAN, Deklarasi Bangkok merupakan dasar hukum bagi eksistensi ASEAN. Deklarasi Bangkok bersifat ringkas, renggang, serta kurang 175 Piagam ASEAN dengan 15 Tujuan dan 14 Prinsip di dalamnya, sedangkan Piagam AU dengan 10 Tujuan dan 6 Prinsip, Piagam OAS dengan 8 Tujuan dan 14 Prinsip dan Piagam OIC dengan 7 Tujuan dan Prinsip. Lihat di Charter of the Association of Southeast Asian Nations Pasal 1 dan Pasal 2, African Charter on Statistic Pasal 2 dan Pasal 3, Charter of the Organisation of American States Pasal 2 dan Pasal 3 serta Charter of the Organisation of Islamic Cooperation Pasal 1 dan Pasal 2. 176 European Union, “Dispute Settlement”, dimuat dalam http:ec.europa.eutrade policyaccessing-marketsdispute-settlement diakses pada tanggal 16 Maret 2015 Pukul 01.53 WIB. 177 Lihat pada Konsiderans Charter of the Association of Southeast Asian Nations. Universitas Sumatera Utara mencerminkan suatu landasan yang kokoh bagi organisasi internasional yang telah bertahan untuk jangka waktu yang terbilang lama. 178 ASEAN diberikan status hukum di dalam Pasal 3 Piagam ASEAN yang menyatakan : ”ASEAN, as an inter- govermental organization, is hereby conferred legal personality”. 179 b Perjanjian Hak Istimewa dan Kekebalan ASEAN Hal ini jelas menegaskan kembali bahwa ASEAN telah memiliki personalitas hukumnya sendiri, s ehingga jelaslah bahwa ASEAN telah memiliki personalitas hukum sebagai suatu organisasi internasional. Bab VI Pasal 17 ayat 1 yang menyatakan ”ASEAN shall enjoy in the territories of the member States such immunities and privileges as are necessary for the fulfiment of its purpose”. 180 Pada ayat 2 dinyatakan bahwa: ”The immunities and privileges shall be laid down in separate agreements between ASEAN and the host member State”. 181 c Pembentukan Mekanisme Penyelesaian Konflik Perjanjian tersebut menetapkan Seketaris Jenderal, Wakil Seketaris Jenderal atau pejabat Seketariat ASEAN lainnya diberi hak istimewa dan imunitas dalam melaksanakan tugas-tugas ASEAN di wilayah kedaulatan negara-negara anggota ASEAN. Piagam ASEAN mengikat semua negara anggota ASEAN untuk menjaga dan memelihara perdamaian. Para pemimpin ASEAN bertekad untuk menyembuhkan luka lama akibat konflik masa lalu dan perang. Piagam ASEAN menetapkan prinsip baru ASEAN yang mengatur penyelesaian konflik dengan menyebutkan mekanisme 178 Simon Chesterman, Op.Cit., hlm. 200. 179 Lihat Pasal 3 Charter of the Association of Southeast Asian Nations 180 Ibid., Pasal 17 ayat 1. 181 Ibid., Pasal 17 ayat 2. Universitas Sumatera Utara rincian sesuai kepentingannya. Hal ini diatur dalam Bab VIII Piagam ASEAN tentang Penyelesaian Sengketa. Pada Pasal 22 ayat 1 menyatakan: “Member States shall endeavour to resolve peacefully all disputes in a timely manner through dialogue, consultation and negotiation.” 182 Kemudian ayat 2 menyatakan: “ASEAN shall maintain and estabilish dispute settlement mechanism in all fields of ASEAN cooperation.” 183 Protokol Piagam ASEAN tentang Mekanisme Penyelesaian Sengketa beserta keempat lampirannya ditandatangani oleh para Menteri Luar Negeri ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-16 di Hanoi, Vietnam tanggal 8 April 2010. Keempat lampiran Protokol dimaksud adalah i Rules of Good Offices; ii Rules of Mediation, iii Rules of Conciliation, dan iv Rules of Arbitration. Protokol tersebut mengatur tentang aturan-aturan untuk arbitrasekonsiliasimediasi, dan aturan untuk ”rujukan perselisihan yang tidak terpecahkan” pada Konferensi ASEAN . 184 d Peningkatan Struktur Organisasi ASEAN Indonesia telah meratifikasi protokol ini menjadi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2014 tentang Pengesahan Protocol to the ASEAN Charter on Dispute Settlement Mechanism Protokol Piagam ASEAN mengenai Mekanisme Penyelesaian Sengketa. Piagam ASEAN mengatur tentang Struktur Organisasi Baru ASEAN yang lebih luas dan terdiri atas sejumlah instansi dan badan-badan sektoral menurut 182 Ibid., Pasal 22 ayat 1. 183 Ibid., Pasal 22 ayat 2. 184 Lihat di Naskah Penjelasan Protocol to the ASEAN Charter on Dispute Settlement Mechanism Protokol Piagam ASEAN mengenai Mekanisme Penyelesaian Sengketa pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2014 tentang Pengesahan Protocol to the ASEAN Charter on Dispute Settlement Mechanism Protokol Piagam ASEAN mengenai Mekanisme Penyelesaian Sengketa. Universitas Sumatera Utara konsep tiga pilar ASEAN Community. Hal ini diatur dalam Bab IV Pasal 7 sampai dengan Pasal 15 Piagam ASEAN. Perluasan organisasi ini mempunyai arti strategis terhadap perkembangan ASEAN sebagai organisasi, aktifitas pertemuan- pertemuan ASEAN menjadi meningkat dan terkoordinasi secara cepat dan tepat waktu antara negara-negara anggota dan negara mitra-mitra ASEAN luar kawasan yang otomatis akan memberikan hasil yang cukup signifikan untuk kerjasama ASEAN ke depannya. e Pembentukan Badan Hak Asasi Manusia ASEAN Pembentukan Badan HAM ASEAN merupakan suatu kemajuan penting mengingat penghormatan atas hak-hak asasi manusia pada banyak negara ASEAN masih kurang diperhatikan. Pembentukan Badan HA M ASEAN di Piagam ASEAN memang sangat terlambat bila disbanding dengan organisasi regional lainnya dalam permasalahan HAM. 185 Pembentukan ini merupakan amanah pada Pasal 14 ayat 1 yang menyatakan: “In conformity with the purpose and principles of the ASEAN Charter relating to the promotion and protection of human rights and fundamental freedoms, ASEAN shall estabilish an ASEAN human rights body.” 186 Badan HAM ASEAN memiliki organ perwakilan dalam Panel Tingkat Tinggi guna mewakili para negara anggota yang dibentuk dan diresmikan oleh 185 Gusti Nur Cahya Ariyani, “Piagam ASEAN Terbuka pada Perbaikan”, dimuat pada http:www.antaranews.comberita127588piagam-asean-terbuka-pada-perbaikan , diakses pada 21 Februari 2015 Pukul 22.43 WIB. 186 Lihat Pasal 14 Charter of the Association of Southeast Asian Nations. Universitas Sumatera Utara para pemimpin negara-negara ASEAN pada saat diselenggarakan KTT ASEAN ke-15 di Cha-am Hua Hin, Thailand. 187 Pada salah satu konsiderans ASEAN Human Rights Declaration menyatakan: “Convinced that this Declaration will help estabilish a framework for human rights cooperation in the region and contribute to the ASEAN Community building process.” 188 f Komunitas ASEAN Hal ini kembali menyatakan bahwa negara- negara ASEAN merasa perkembangan hak asasi manusia di ASEAN perlu dibangun dalam rangka proses pembentukan ASEAN Community. Krisis keuangan dan ekonomi yang terjadi di kawasan Asia Tenggara pada periode 1997-1998 memicu kesadaran negara-negara ASEAN mengenai pentingnya peningkatan dan penguatan kerjasmaa intra kawasan. Kemudian, ASEAN baru mengadopsi Bali Concord II pada KTT ASEAN ke-9 di Bali tahun 2003 yang menyetujui pembentukan ASEAN Community Komunitas ASEAN. 189 Pada pertemuan tersebut disepakati 3 pilar, antara lain ASEAN Economic Community, ASEAN Political-Security Community dan ASEAN Socio-Cultural Community. 190 Pada saat berlangsungnya KTT ASEAN ke-10 di Vientiane, Laos tahun 2004, konsep ASEAN Community mengalami kemajuan dengan disetujuinya Vientiane Action Program 2004-2010 yang merupaka strategi dan program kerja 187 Komisi Hak-Hak Asasi Manusia Antarnegara ASEAN, dimuat dalam http:id.wikipedia.orgwikiKomisi_Hak-Hak_Asasi_Manusia_Antarnegara_ASEAN ,diakses pada 21 Februari 2015 Pukul 22.56 WIB. 188 Lihat ASEAN Human Rights Declaration. 189 Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Menuju ASEAN Economic Community 2015, Jakarta: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, , hlm. 6. 190 Ibid., hlm. 4. Universitas Sumatera Utara untuk mewujudkan ASEAN Vision 191 . Berdasarkan hal tersebut, High Level Task Force HLTF diberikan kewenangan untuk melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi dalam mewujudkan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang merupakan program pelaksanaan 6 tahun ke depan. 192 Pencapaian ASEAN Community semakin kuat dengan ditandatanganinya Cebu Declaration on the Acceleration of the Estabilishment of an ASEAN Community by 2015 oleh para pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN ke-12 di Cebu, Filipina, tanggal 13 Januari 2007. Para pemimpin ASEAN juga menyepakati percepatan pembentukan ASEAN Economic Community dari tahun 2020 menjadi tahun 2015. 193 Keputusan untuk percepatan tersebut dalam rangka memeperkuat daya saing ASEAN dalam menghadapi kompetisi global seperti dengan India dan Tiongkok. Selain itu, beberapa pertimbangan yang mendasari hal tersebut, antara lain: i potensi penurunan biaya produksi di ASEAN sebesar 10-20 persen untuk barang konsumsi sebagai dampak integrasi ekonomi; ii meningkatkan kemampuan kawasan dengan implementasi standar dan praktik internasional, hak kekayaan intelektual dan adanya persaingan. 194 191 ASEAN Vision merupakan suatu rancangan tujuan dan cita-cita ASEAN yang disahkan pada KTT ASEAN ke-2 tanggal 15 Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Isinya antara lain: a Menciptakan Kawasan Ekonomi ASEAN yang stabil, makmur, dan memiliki daya saing yang ditandai dengan arus lalu lintas barang, jasa-jasa dan investasi yang bebas, arus lalu lintas modal yang lebih bebas, pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi; b Mempercepat liberalisasi perdagangan di bidang jasa; c Meningkatkan pergerakan tenaga professional dan jasa lainnya secara bebas di kawasan. Lihat di Ibid., hlm. 5. 192 Ibid., hlm. 7. 193 Ibid. 194 Ibid. Universitas Sumatera Utara Dengan berlakunya Piagam ASEAN, maka secara de jure telah mengubah ASEAN dari organisasi regional yang longgar menjadi sebuah organisasi yang berdasarkan aturan atau rules-based organization. 195 Keberadaan Piagam ASEAN telah memberikan kerangka hukum dan institusional bagi ASEAN untuk berkembang ke arah sebuah komunitas bersama yang mengedepankan antara lain perdamaian, keamanan, stabilitas, pertumbuhan ekonomi berlanjut, kesejahteraan dan kemajuan sosial. 196

B. Ketentuan Hukum Nasional sebagai Alasan Pembatalan Keterikatan