B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:
1. Masih rendahnya sistem pendidikan di Indonesia sehingga membuat
peringkat Indonesia terpuruk dalam pendidikan khususnya dalam bidang sains.
2. Pembelajaran kimia yang diajarkan masih kurang mengasah
keterampilan berpikir kritis siswa. 3.
Tuntutan masa depan yang mengharuskan siswa mampu berpikir kritis guna menghadapi tantangan masa depan.
4. Metode atau pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru monoton
sehingga dalam mengajarkan kimia sehingga siswa kurang mampu mengasah kemampuan nalarnya.
C. Pembatasan Masalah
Agar Penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti meliputi keterampilan
sesuai indikator : 1 Memfokuskan pertanyaan, 2 Menganalisis pertanyaan, 3 Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu
penjelasan. 4 Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, 5 Mengamati dan mempertimbangkan
suatu laporan, 6 Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, 7 Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, 8
Membuat dan menentukan nilai pertimbangan, 9 Mengidentifikasi istilah dan pertimbangan definisi, 10 Mengidentifikasi asumsi,
11 Menentukan tindakan, 12 Berinteraksi dengan orang lain. 2.
Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasi pada materi kesetimbangan Kimia.
3. Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini
adalah model pembelajaran berbasis masalah.
D. Perumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana kualitas keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kesetimbangan kimia melalui pembelajaran berbasis masalah?
2. Bagaimana perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan
kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah?
E. Tujuan Penelitian