diketahui bahwa siswa masih merasa bingung tentang pengertian dari hipotesis itu sendiri.
d. Melaksanakan Percobaan
Kemampuan kerja ilmiah melaksanakan percoban memiliki beberapa indikator yaitu ikut melaksanakan percobaan dan menerjemahkan cara kerja
dengan tepat, menggunakan alat dan bahan dengan baik dan benar, mengumpulkan dan menganalisis data dengan lengkap dan rapi. Pada lembar
observasi memperoleh rata- rata persentase sebesar 69,3 dengan kategori “Baik”.
Indikator melaksanakan percobaan merupakan aspek yang terendah bersama dengan aspek menyimpulkan dibandingkan dengan aspek yang lain. Setelah
dilakukan penyelidikan kepada beberapa siswa, baik siswa kategori tinggi, sedang, maupun rendah, ternyata hal tersebut secara umum dikarenakan oleh
siswa yang tidak pernah melaksanakan kegiatan praktikum. Ketidakbiasaan dan ketidaktahuan akan praktikum ini dikarenakan proses
pembelajaran disekolah yang tidak memperhatikan aspek psikomotorik siswa dibidang sains. Hal ini ditunjukkan oleh kegiatan pembelajaran dikelas yang
cenderung monoton dan lebih menekankan pada aspek kognitif saja seperti mengerjakan soal. Sesekali hanya dilakukan diskusi kelompok, sehingga siswa
tidak dapat mengeluarkan kemampuan psikomotorik mereka dan mengembangkan keterampilan tersebut sebagaimana mestinya.
Berdasarkan pengakuan siswa pada saat wawancara bahwa mereka hanya melakukan praktikum satu kali yaitu praktikum pada gerak lurus.
Peneliti :
“Kamu kesulitan merancang percobaan tidak?” S21
: “Agak sulit, belum mengerti sepenuhnya.”
Peneliti :
“Kenapa?” S21
: “Karena jarang sekali diadakan praktikum.”
Peneliti :
“Kamu sama sekali tidak pernah praktikum?” S21
: “Pernah sih sekali pas percobaan gerak lurus waktu kelas
satu.” Dari cuplikan wawancara yang peneliti lakukan dengan S21 menunjukkan
bahwa minimnya pengalaman siswa dalam melakukan praktikum. Minimnya pengalaman ini menyebabkan siswa kurang kreatif dan kurang mampu dalam
melaksanakan praktikum dengan baik sehingga dapat dikatakan kemampuan kerja ilmiah aspek merencanakan percobaan siswa masih tergolong rendah.Hasil ini
sesuai dengan hasil studi TIMSS yang menyatakan keterampilan melakukan prosedur dan pemecahan masalah siswa Indonesia masih rendah Depdiknas,
2013: 3.
e. Mengkomunikasikan