Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

87 di SD N Kraton Yogyakarta terkhusus pada materi jual beli dan jenis-jenis pekerjaan. Dapat dilihat berdasarkan hasil post tes siklus II, dari 14 siswa yang mnegikuti tes tersebut terdapat 12 siswa 86 yang sudah memenuhi nilai KKM 70 dan siswa 2 siswa 14 yang belum memenuhi nilai KKM 70. Berdasarkan kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan, maka dapat dikatakan bahwa keberhasilan proses belajar menggunakan metode karyawisata sudah terlaksana dan keberhasilan yaitu 70 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar telah mencapai nilai KKM 70. Dengan demikian, penelitian dihentikan dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

C. Pembahasan

Penggunaan metode karyawisata dalam pembelajaran adalah pembelajaran dirancang agar siswa memperoleh pengalaman langsung terhadap yang dipelajari. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam 2 siklus. Siklus yang dilaksanakan yaitu siklus I dan siklus II yang setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari beberapa tahap diantaranya: perencanaan, pelaksanaan dan observasi serta refleksi. Pada tahap pertama peneliti dan guru kelas merangcang pelaksanaan pembelajaran IPS. Melalui metode karyawisata diyakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Setelah kegiatan merencanakan tindakan, tahap berikutnya yaitu pelaksanaan. 88 Dalam pelaksanaan kegiatan guru memberikan materi jual beli dan jenis- jenis pekerjaan melalui penggunaan metode karyawisata bersamaan dengan observasi. Hasil dari tindakan dan observasi pada siklus I dilakukan refleksi. Kemudian kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah perbaikan dari siklus I. Hasil yang dicapai pada penelitian ini yaitu data tesberupa nilai evaluasi siswa. Hasil tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial pada siswa kelas III di SD N Kraton Yogyakarta. Dalam hal ini penelitian bertujuan untuk peningkatkan hasil belajar siswa IPS melalui metode karyawisata pada siswa kelas III di SD N Kraton Yogyakarta. Berdasarkan hasil pra tindakan atau kondisi awal diperoleh data dari nilai murni Ujian Semester I menunjukkan nilai rata-rata kelas 56,07, nilai perolehan tertinggi 80, dan nilai terendah 35. Sedangkan persentase siswa yang mencapai KKM hanya 14 dan sebagian besar siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Hasil perolehan tersebut menerangkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS masih cukup rendah. Oleh karena itu, perlu diadakan tindakan perbaikan yang harus secara cepat dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah. Pelaksanaan tindakan siklus I, guru menggunakan metode karyawisata pembelajaran untuk menyampaikan materi jual beli. Metode karyawisata merupakan pesiar yang dilakukan peserta didik untuk 89 melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah Syaiful Sagala 2010: 214. Diawal pembelajaran siswa terlihat antusias mengikuti pembelajaran. Hal ini selaras yang dikemukakan metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke objek di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa mengamati atau mengalami secara langsung Sugihartono dkk, 2013: 82. Penggunaan metode karyawisata secara luas memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan memberikan pengalaman langsung apa yang dipelajarinya. Pada saat penyampaian materi dengan menggunakan metode karyawisata di pasar, siswa dibagi kedalam kelompok dan bekerja sama untuk menyelesaikan LKS yang diberikan. Siswa melakukan langsung tawar menawar dipasar dengan pembeli dan menuliskan hasil yang diperoleh dari kegiatan yang terjadi. Hal tersebut membuat siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. 1. Siklus I Berdasarkan hasil tes hasil belajar IPS setelah dilakukan tindakan siklus I yaitu nilai rata-rata mata pelajaran IPS menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan pra tindakan, yaitu dari 56,07 menjadi 59,64. Sementara persentase siswa yang telah mencapai KKM pada pra tindakan hanya mencapai 14, dibandingkan persentase siswa yang telah mencapai KKM pada siklus I mengalami peninkatan menjadi 29. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa sedikit 90 meningkat tetapi persentase keberhasilannya masih jauh dari 70. Untuk itu penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan memperbaiki permasalahan yang perlu direfleksikan untuk pembelajaran lebih lanjut. Selain masih ada 10 siswa yang belum mencapai KKM, karena a 2 orang dari 10 siswa memliki kemampuan akademis rendah untuk semua mata pelajaran, terutama dalam memahami pelajaran yang diberikan. b 6 orang memiliki kelemahan dalam membaca, terlebih memahami soal. c 1 orang memiliki keaktifan yang luar biasa serta sulit diajak untuk belajar. Ketika guru menyampaikan materi terdapat 1 siswa sibuk sendiri. 2. Siklus II Tindakan yang dilakukan pada siklus II masih menggunakan metode karyawisata dalam pembelajaran. Abuddin Nata 2009: 185 menjelaskan bahwa metode karyawisata yang memiliki banyak kelebihan, antara lain menerapkan prinsip pengajaran, menjadikan apa yang dipelajari di sekolah menjadi relevan, dapat merangsang kreativitas anak didik, memperluas informasi sebagai bahan pengajaran, serta dapat mendorong siswa untuk mencari dan mengola sendiri bahan pengajaran. Penggunaan metode karyawisata sebagian siswa mengalami perubahan positif dalam mengikuti pelajaran, terbukti dengan hasil yang meningkat dibandingkan pada siklus I. Hal 91 ini ditunujukkan oleh peningkatan nilai rata-rata kelas dari 59,64 menjadi 79 meningkat sebesar 19,36. Persentase siswa yang telah mencapai KKM juga meningkat sebesar 57, dari 29 pada siklus I menjadi 86 pada siklus II. Selain itu terdapat 2 siswa yang belum mencapai KKM, karena 2 orang siswa memiliki kemampuan akademis rendah dan memiliki kekurangan dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan peneliti dengan guru kelas III diperoleh informasi bahwa dalam memahami pelajaran 2 siswa tersebut rendah jika dibandingkan teman lainnya. Hal ini bukan pada mata pelajaran IPS saja tetapi hampir semua mata pelajaran tergolong rendah. Guru kelas harus memberikan perhatian lebih khusus kepada 2 orang siswa supaya siswa tersebut dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dengan menggunakan metode karyawisata pada siklus II dapat berjalan dengan baik jika dibandingkan pada siklus I. Hal yang dilakukan memperhatikan siswa dengan cara didampingi, siswa diarahkan supaya bekerjasama dalam mengerjakan LKS dan siswa sudah mulai aktif dalam menyimpulkan materi pembelajaran yang diberikan. Data yang diperoleh pada siklus II sudah memenuhi keberhasilan penelitian, sehingga penelitian dihentikan dan tidak melanjutkan pada siklus berikutnya. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat dikatakan hipotesis penelitian 92 yang menyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran IPS dapat ditingkatkan melalui metode karyawisata pada siswa kelas III di SD Negeri Kraton Yogyakarta dapat dikatakan terbukti.

D. Keterbatasan Penelitian