Pengertian Kebijakan Kebijakan Pendidikan
                                                                                16 besar tingkat keberhasilan sebuah program dalam rangka menjawab suatu
permasalahan.  Berikut  beberapa  konsep,  definisi,  pengertian  tentang
implementasi kebijakan pendidikan menurut ahli.
1 Mazmanian dan Sabattier dalam Joko Widodo 2008: 88 menyatakan
implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya berbentuk  perintah-perintah  atau  keputusan-keputusan  eksekutif  yang
penting atau keputusan badan peradilan. 2
Van Meter dan Van Horn Arif Rohman, 2012: 106 mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai keseluruhan tindakan yang dilakukan
oleh  individu-individu  pejabat-pejabat  atau  kelompok-kelompok pemerintah  atau  swasta  yang  diarahkan  kepada  pencapaian  tujuan
kebijakan yang telah ditentukan terlebih dahulu. 3
Charles O. Jones Arif Rohman, 2012: 106 berpendapat implementasi adalah  suatu  aktivitas    yang  dimaksudkan  untuk  mengoperasikan
sebuah  program.  Ada  tiga  pilar  aktifitas  dalam  mengoperasikan program
tersebut adalah
sebagai berikut.
Pengorganisasian, pembentukan  atau  penataan  kembali  sumberdaya,  unit-unit  serta
metode untuk menjalankan program agar bisa berjalan. a
Interpretasi,  aktivitas  menafsirkan  agar  program  menjadi  rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima serta dilaksanakan.
b Aplikasi, berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan,
pembayaran,  atau  lainnya  yang  disesuaikan  dengan  tujuan  atau perlengkapan program.
17 4
Arif  Rohman  2012:  107  menyatakan  implementasi  kebijakan pendidikan merupakan proses yang tidak hanya menyangkut perilaku-
perilaku  administratif  yang  bertanggungjawab  untuk  melaksanakan program  dan  menimbulkan  ketaatan  kepada  kelompok  sasaran,
melainkan  juga  menyangkut  faktor-faktor  hukum,  politik,  sosial, ekonomi,  sosial  yang  langsung  atau  tidak  lanngsung  berpengaruh
kepada perilaku dari berbagai pihak yang terlibat dalam program. 5
Solichin  A.  Wahab  2014:  133  memahami  implementasi  sebagai bentuk  pengoperasionalisasian  atau  penyelenggaraan  aktivitas  yang
telah ditetapkan berdasarkan undang-undang dan menjadi kesepakatan bersama  diantara  beragam  pemangku  kepentingan  stakeholders,
aktor,  organisasi  publik  atau  privat,  prosedur,  dan  teknik  secara sinergistis  yang  digerakkan  untuk  kerjasama  guna  menerakan
kebijakan ke arah tertentu yang dikehendaki. 6
Yoyon  Bachtiar  2011:  41  menyatakan  implementasi  kebijakan merupakan  serangkaian  tindakan  tindak  lanjut  setelah  sebuah
kebijakan  ditetapkan  baik  yang  terdiri  atas  pemgambilan  keputusan, langkah-langkah  yang  stratejik,  maupun  operasional  yang  ditempuh
guna  mewujudkan  suatu  program  atau  kebijakan  menjadi  kenyataan, guna mencapai sasaran dari kebijakan yang telah ditetapkan.
Dari  berbagai  konsep,  definisi,  dan  pengertian  implementasi kebijakan  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  implementasi  kebijakan
adalah  langkah  yang  ditempuh  untuk  mencapai  tujuan  kebijakan  yang
18 telah  ditentukan.  Sedangkan  implementasi  kebijakan  pendidikan
merupakan  serangkaian  kegiatan  tindak  lanjut  setelah  sebuah  kebijakan ditetapkan  berupa  program  atau  langkah-langkah  stratejik  untuk
mencapai sasaran kebijakan yang telah ditetapkan. d.
Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  implementasi  kebijakan pendidikan
Tahap  implementasi  merupakan  tahap  yang  paling  berpengaruh dalam  suatu  kebijakan.  Tahap  implementasi  kebijakan  menjadi  tolok
ukur  karena  akan  diketahui  seberapa  besar  keberhasilan  sebuah kebijakan.  Keberhasilan  atau  kegagalan  implementasi  kebijakan  dapat
dievauasi  secara  nyata  dalam  mengoperasikan  program  yang  telah dirancang  sebelumnya.  Dalam  pelaksanaan  implementasi  kebijakan
sering terjadi masalah sebagai akibat dari pemilihan keputusan yang telah diambil.  Solichin  Abdul  Wahab  Yoton  Bachtiar,  2011:  42
mengemukakan  faktor-faktor  yang  menyebabkan  berhasil  atau  tidaknya suatu kebijakan antara lain:
1 kompleksitas kebijakan yang telah dirumuskan.
2 kejelasan rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah.
3 sumber-sumber potensial yang mendukung.
4 keahlian pelaksanaan kebijakan.
5 dukungan dari khalayak sasaran.
6 efektivitas dan efisiensi birokrasi.
19 Sedangkan  menurut  Arif  Rohman  2012:  115,  ada  tiga  faktor
yang  menentukan  keberhasilan  atau  kegagalan  suatu  implementasi
kebijakan yaitu sebagai berikut.
1 Faktor  yang  berkaitan  dengan  diktum  atau  rumusan  kebijakan  yang
telah  dibuat  oleh  para  pengambil  keputusan  seperti  rumusan kalimatnya  jelas  atau  tidak,  tujuannya  tepat  atau  tidak,  sasarannya
tepat  atau  tidak,  tujuannya  tepat  atau  tidak,  sasarannya  tepat  atau tidak,  mudah  dipahami  atau  tidak,  mudah  diinterprestasikan  atau
tidak, terlalu sulit dilaksanakan atau tidak. 2
Faktor  pada  personil  pelaksanannya  yang  menyangkut  tingkat pendidikan,  pengalaman,  motivasi,  komitmen,  kesetiaan,  kinerja,
kepercayaan  diri,  kebiasaan-kebiasaan,  serta  kemampuan  kerjasama dari para pelaku pelaksana kebijakan tersebut.
3 Faktor  organisasi  pelaksana  yang  berkaitan  dengan  jaringan  sistem,
hirarki kewenangan masing-masing peran, model distribusi pekerjaan, gaya kepemimpinan dari masing-masing tahap yang ditetapkan, model
monitoring yang biasa  dipakai, serta evaluasi yang dipilih. Tahap  implementasi  kebijakan  merupakan  tahap  yang  paling
crucial  karena  bagaimana  pun  baiknya  suatu  kebijakan,  kalau  tidak dipersiapkan  dan  direncanakan  secara  baik  dalam  implementasinya,
maka tujuan kebijakan tidak akan bisa diwujudkan. Brewer dan de Leon Sutjipto,  1987:  112-113  mengemukakan  faktor  yang  mempengaruhi
implementasi kebijakan.
20 1
Sumber  kebijaksanaan.  Sumber  kebijaksanaan  menentukan keberhasilan  implementasi  karena  masing-masing  mempunyai
peranan,  kekuasaan  dan  fungsi  yang  mempengaruhi  kemampuannya untuk mendefinisikan, memilih, dan melaksanakan kebijakan.
2 Kejelasan  kebijakan,  baik  yang  tersirat  maupun  yang  tersurat.
Kejelasan  ini  juga  tergantung  kepada  arah  mana  kebijakan  ini dirumuskan.
3 Pendukung  kebijakan.  Kebijakan  hanya  dapat  dilakukan  kalau
mempunyai  pendukung  dari  pihak  yang  terkena  kebijakan  itu.  Hal tersebut  berkaitan  dengan  siapa  kliennya,  golongan  mana  yang
mungkin  mendukung  atau  menentang?  Seberapa  besar  golongan mempunyai sumber? Bagaimana intensitas komitmennya?
4 Kompleksitas  administrasi.  Kompleksitas  administrasi  harus  dilihat
secara  horizontal  maupun  vertikal.  Makin  banyak  jumlah  lembaga yang  terlibat,  makin  sukar  proses  implementasinya  karena  makin
banyak  harapan,  kepentingan  dan  beragam  pula  persepsi  terhadap kebijakan yang diimplementasikan.
5 Insentif untuk pelaksana. Insentif sangat erat kaitannya dengan tinggi
rendahnya motivasi
pelaksana kebijakan.
Insentif harus
dikomunikasikan    dengan  baik,  sehingga  pelaksana  tahu  apa  yang diharapkan dari kebijakan itu.
6 Alokasi  sumber.  Yang  termasuk  dalam  kategori  sumber  adalah
manusia,  uang,  dan  waktu.  Seringkali  biaya  tidak  diantisipasikan
21 sehingga dampaknya terhadap pelaksanaan kebijakan tidak diketahui.
Faktor waktu merupakan faktor kritis karena seringkali akibat desakan waktu, program tidak dapat dilaksanakan secara efisien.
                