menunjukkan bahwa semua formula memiliki persen kerapuhan kurang dari 1 yaitu sesuai dengan syarat tablet yang baik Sharma, 2010.
4. Waktu hancur tablet
Waktu hancur tablet adalah waktu yang diperlukan tablet untuk pecah menjadi partikel-partikel kecil yang larut dalam cairan. Obat akan hancur terlebih
dahulu sebelum mengalami disolusi. Waktu hancur bukan menjadi parameter nilai biovalibilitas dalam tubuh Dirjen POM, 2014.
Persamaan yang diperoleh adalah sebagai berikut : Y = - 6,81 X
1
– 0,01X
2
+ 0,03X
1
X
2.........................................................
21 Keterangan :
X
1
= komponen PEG 400 X
2
= komponen laktosa Model plot respon waktu hancur tablet pada gambar 14.
Keterangan : Y= respon waktu hancur tablet
A= komponen PEG 400 B= komponen Laktosa
= Design point = Convidence interval
-- = Tolerence interval
Gambar 14. Model plot respon waktu hancur tablet
Pada persamaan 21 dapat diketahui bahwa PEG 400, laktosa, dan interaksi komponen PEG 400-laktosa memberikan pengaruh respon waktu hancur
tablet. Nilai negatif menunjukkan penggunaan komponen PEG 400 dan komponen laktosa masing-masing menurunkan waktu hancur tablet yaitu dengan nilai - 6,81
dan – 0,01. Komponen PEG 400 merupakan komponen yang dominan dalam
menurunkam waktu hancur. Hal tersebut disebabkan karena komponen PEG 400 bersifat hidrofilik sehingga air lebih mudah terpenetrasi ke dalam pori-pori tablet
sehingga waktu hancur tablet menjadi lebih cepat. Berdasarkan model plot interaksi waktu hancur maka kurva yang dihasilkan melengkung ke bawah. Hal ini
ditunjukkan interaksi positif dengan nilai interaksi sebesar 0,03 sehingga campuran PEG 400-laktosa akan meningkatkan waktu hancur tablet menjadi lebih lama
namun pengaruhnya tidak begitu besar. Hasil persamaan menunjukkan nilai p-value yang diperoleh oleh 0,0038 p0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan signifikan antar formula sehingga penambahan tunggal maupun interaksi PEG 400 dan laktosa pengaruhnya kecil terhadap waktu hancur tablet liquisolid.
Hasil uji stastistik menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifkan yaitu pada formula Run R R1, R2, dan R3. Berdasarkan hasil data waktu hancur tablet
lampiran 5 menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia V yaitu waktu hancur tablet kurang dari 15 menit Dirjen
POM, 2014. C.
Penetapan kadar tablet
Penetapan kadar tablet dilakukan untuk mengetahui kadar tablet liquisolid glibenklamid sehingga dapat digunakan untuk perhitungan uji disolusi tablet.
Penetapan kadar tablet liquisolid glibenklamid menggunakan panjang gelombang dan kurva baku glibenklamid dalam metanol. Penetapan kadar glibenklamid
menggunakan pelarut metanol dan hasilnya dianalisis dengan spektrofotometer UV. Hasil penetapan kadar tablet adalah sebagai berikut :
Tabel VI. Hasil penetapan kadar tablet liquisolid glibenklamid
Hasil penetapan kadar dalam tablet liquisolid glibenklamid memenuhi persyaratan tidak kurang dari 90 dan tidak lebih dari 110 United States
Pharmacopeial Convention, 2014.
D. Hasil Uji Disolusi Tablet