95 hubungan antar anggota keluarga, sehingga komunikasi dalam keluarga akan
bertambah 12. Maka dapat disumpulkan bahwa peran doa bersama dalam keluarga dipandang orangtua sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari
keluarga, khususnya kehidupan iman. Dalam hal ini komunikasi iman akan bertambah melalui sharing pengalaman antar anggota keluarga. Anak-anak akan
semakin dekat dengan orangtuanya dan dekat dengan Yesus melalui sharing pengalaman, anak-anak mengungkapkan pengalaman baik suka maupun duka
yang dialaminya selama satu hari. Peranan doa bersama dalam keluarga dapat membentuk iman anak dengan mau mengungkapkan apa yang terjadi dalam
hidupnya, mengungkapkan isi hatinya kepada Tuhan. Dengan bersyukur dan berserah kepada Tuhan, melalui kebiasaan-kebiasaan positif keluarga dengan
berdoa bersama menjadikan anak terbiasa untuk berdoa dan mengandalkan Yesus sebagai satu-satunya pegangan hidupnya.
Dengan melihat begitu pentingnya doa bersama dalam keluarga, adapun waktu yang digunakan keluarga untuk berdoa bersama pada saat ulang tahun
kelahiranperkawinan sebanyak 24. Hal ini terjadi untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan atas kasih yang berlimpah yang boleh diterima oleh keluarga
melalui peristiwa kelahiran dan peringatan hari bersejarah orangtua. Pada saat sebelum tidur sebanyak 36. Hal ini ingin mengungkapkan syukur kepada Tuhan
telah diberikan hari yang baik, serta diberikan pelajaran yang berharga melalui pengalaman-pengalaman yang terjadi selama satu hari.
Tabel 3 nomor 14 para orangtua mengungkapkan bahwa sudah terlaksana kegiatan doa bersama dalam keluarga 96. Sebagai ucapan syukur dan
96 permohonan untuk diberi kelancaran dalam belajar dan sebelum tidur sebanyak
24. Dengan memohon Allah memberikan kekuatan untuk membangun semangat di dalam Tuhan Darminta, 1997:46. Sementara sebanyak 8 sudah
melaksanakan meskipun banyak hambatan. Hal ini ingin mengungkapkan bahwa, semangat persatuan dengan Allah terjadi dalam keluarga meskipun banyak
halangan yang menghadang namun dengan semangat dan cinta kepada Yesus Kristus keluarga tetap meluangkan waktu untuk bersyukur.
Orangtua 28 mengungkapkan tujuan doa bersama dalam keluarga untuk mempererat tali kasih antar keluarga sehingga iman semakin berkembang dan
mendapat berkat dari Allah. Menanamkan semangat penyerahan anak-anak kepada Tuhan untuk bersyukur dan berterimakasih 12. Dapat disimpulkan
bahwa tujuan terlaksananya doa bersama dalam keluarga untuk menambah tali kasih antar anggota keluarga dengan saling tolong menolong ketika salah satu
anggota keluarga sedang berada dalam masalah, memberikan kekuatan serta peneguhan untuk saling menguatkan anggota keluarga. Melalui doa bersama,
seorang anak akan mengerti betapa berharganya dirinya untuk keluarga dan anak akan merasa dicintai oleh keluarganya. Cinta membri keutuhan, memberi rasa
harga diri dan percaya diri Darminta 1997:48.
4. Bentuk-bentuk Doa Bersama yang Berlangsung dalam Keluarga.
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada tabel IV, diperoleh gambaran berkaitan dengan bentuk-bentuk doa yang berlangsung dalam keluarga sebagai
berikut:
97 Dari 25 responden di lingkungan St Petrus Paroki St Yohanes Rasul
Kedaton, sebanyak 28 melaksanakan doa bersama dalam bentuk doa rosario dan diselipkan beberapa ujub doa sesuai dengan kebutuhan keluarga. Selain itu 24
tidak hanya berdoa rosario bersama keluarga. Responden di lingkungan St Petrus Paroki St Yohanes Rasul Kedaton tidak pada kesempatan berdoa bersama berdoa
penyerahan keluarga kepada Keluarga Kudus, doa harian, dan doa novena 3 kali salam maria. Hal ini dilakukan karena keluarga menyadari bahwa keluarga harus
senantiasa berdoa kepada Bunda Maria, ibu Yesus dan meneladani hidup serta penyerahan secara total diri-Nya kepada Allah melalui peristiwa-peristiwa
gembira, terang, sedih, dan mulia. Dalam doa bersama, anak-anak akan semakin dekat dengan Tuhan dan
memperkuat iman anak yang semakin dewasa, bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan orang lain 20. Hal ini menunjukkan bahwa doa bersama dalam
keluarga merupakan sarana untuk menumbuhkan dan menguatkan iman anak. Melalui doa, anak akan memohon dan berserah kepada Tuhan untuk membentuk
pribadinya. Anak akan berdoa dalam situasi apapun 8. Hal ini menunjukkan bahwa penyerahan dan percaya kepada Tuhan itu penting. Setiap manusia harus
selalu bersyukur dan percaya bahwa rencana Allah itu indah melebihi rencananya sendiri.
Berkaitan dengan upaya untuk membina iman anak sejak dini, responden memberikan contoh dan membiasakan mengajak anak-anak untuk berdoa bersama
dengan memberikan sarana seperti buku-buku pedoman doa, Puji Syukur dan Kitab Suci 40 dan melibatkan anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan doa
98 bersama 8. Hal ini menunjukkan peran orangtua sangat dominan untuk
mengarahkan dan menjadi teladan anak. Melalui teladan dan sarana yang telah diberikan orangtua, anak-anak belajar untuk memimpin doa bersama dalam
keluarga. Iman anak terbentuk melalui kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan keluarga dengan melakukan doa bersama. Anak-anak akan menyadari bahwa doa
bersama dalam keluarga itu penting. Karena sudah terbiasa berdoa bersama keluarga, anak-anak akan terbiasa berdoa sendiri dimanapun, kapanpun dan dalam
situasi apapun yang terjadi dalam hidupnya. Didalam keluarga, bentuk doa yang sering dilakukan oleh orangtua yakni
doa lisan 72 dengan memusatkan hati dan pikiran hanya kepada-Nya untuk mengungkapkan apa yang dirasakan manusia KGK art 7. Keluarga katolik di
lingkungan St Petrus ini berdoa dengan membaca dan merenungkan Sabda Allah 32, doa rosario dan memeriksa batin seluruh pengalaman selama satu hari
28. Hal ini menunjukkan kesadaran orangtua bahwa berdoa itu tidak selalu harus memohon, melainkan mendengarkan apa yang dibicarakan dalam Kitab
Suci kemudian merenungkannya untuk diresapi dan dihayati dalam hidup sehari- hari. Merenungkan Sabda Allah bersamaan dengan merenungkan peristiwa yang
dialami membuat anak belajar untuk hidup secara benar seturut dengan Allah. Dengan melihat begitu pentingnya doa bersama dalam keluarga untuk
membantu membentuk iman anak sejak dini keluarga mengusulkan mengadakan pendalaman iman keluarga bersama anak-anak 40, mengadakan rekoleksi
keluarga bersama anak-anak 28. Hal ini dirasa tepat yaitu dengan melibatkan anak-anak dalam setiap kegiatan kerohanian untuk membantu anak
99 memperkembangkan imannya. Pendalaman iman bersama anak-anak membantu
anak untuk mengungkapkan pengalamannya bersama keluarga maupun bersama orang lain. Melalui sharing pengalaman pula anak-anak dapat mengambil
pelajaran berharga dari pengalaman orang lain dan menjadikannya pengalaman iman yang membantu anak untuk semakin beriman kepada Yesus Kristus. Sharing
pengalaman bukan hanya sekedar berbincang-bincang tetapi menemukan pengalaman iman melalui sharing tersebut. Hal ini berkaitan dengan variabel
nomor 8 yaitu tentang membaca dan merenungkan Kitab Suci. Melalui pengalaman yang dialami, anak dapat mengaitkan kisah dalam Kitab Suci dengan
pengalaman yang dialaminya.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat Kebiasaan Doa Bersama dalam
Keluarga. Berdasarkan data-data yang diperoleh pada tabel V, diperoleh gambaran
yang berkaitan dengan faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan doa bersama dalam keluarga sebagai berikut:
Dari 25 responden hal yang mendukung pelaksanaan doa bersama dalam
keluarga yaitu adanya kebiasaan praktik doa bersama dalam keluarga 40.
Tersedianya sarana yang mendukung untuk melakukan doa bersama 24. Hal ini menandakan bahwa keluarga memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk
melaksanakan doa bersama. Tersedianya sarana untuk berdoa mendukung terlaksananya kegiatan doa bersama dalam keluarga. Sarana ini membantu
keluarga bersama anak-anak untuk mendekatkan diri kepada Allah, melalui sarana anak belajar bahwa doa itu tidak hanya sekedar memohon dan bersyukur, tetapi
100 belajar dari pengalaman, peristiwa yang terdapat dalam Kitab Suci dan
menghormati benda-benda Kudus seperti patung dan salib sebagai simbol umat Kristiani.
Kebiasaan doa bersama ini membuat anak-anak merasa senang berdoa bersama keluarganya 92. Berdoa bersama keluarga memberikan kekuatan dan
peneguhan bagi anak-anak. Melalui doa bersama anak-anak merasa dirinya berharga untuk dirinya dan keluarganya. Berdasarkan variabel nomor 23, orang
tua merasa bangga melihat anak-anaknya rajin berdoa bersama karena dengan berdoa anak-anak menyadari bahwa doa dalam keluarga itu penting 20. Doa
merupakan bagian hidup manusia, dalam doa seseorang menyerahkan segala situasi yang dihadapinya. Bersyukur atas situasi yang terjadi dalam hidupnya baik
peristiwa menyenangkan maupun peristiwa yang menyedihkan. Selain hal-hal yang mendukung terlaksananya doa bersama, keluarga juga
mengalami berbagai hambatan untuk berdoa bersama keluarga. Waktu 68 menjadi penghambat yang paling dominan karena anggota keluarga memiliki
kesibukan masing-masing. Tak dapat dipungkiri bahwa setiap anggota keluarga memiliki aktivitas yang tidak dapat ditinggalkan. Mengingat dizaman yang sudah
maju seperti ini, aktivitas sehari-hari setiap pribadi sangat beragam. Namun, meskipun waktu menjadi penghambat dengan usaha dan konsisten terhadap waktu
keluarga mengusahakan untuk tetap berdoa bersama sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan dalam keluarga.
101
6. Usaha-usaha yang Dilakukan untuk Meningkatkan Penghayatan Hidup
Doa dalam Keluarga. Berdasarkan tabel VI di atas, diperoleh gambaran mengenai usaha yang
dilakukan keluarga untuk meningkatkan penghayatan hidup doa dalam keluarga sebagai berikut:
Dari 25 responden, usaha yang dilakukan orangtua untuk mengajak anak- anaknya yang sulit berdoa yaitu dengan menasihatinya 72. Memang sudah
menjadi tugas orangtua untuk selalu mengingatkan dan mengajak anak untuk berdoa. Namun tak dapat dipungkiri juga, orangtua pasti menghadapi anak yang
malas berdoa ditengah aktivitas yang melelahkan. Orangtua lebih memilih untuk menasihatinya, dengan sabar memberikan pengertian bahwa doa itu merupakan
salah satu bagian dari hidup yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Dalam hal ini, orangtua memegang peranan penting untuk membangkitkan minat anak dalam
hal doa bersama. Dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi orangtua dalam mengajak anak
untuk berdoa, orangtua selalu memiliki cara untuk membangkitkan minat anak dalam hal doa. Memberikan pujian dan pengertian bahwa doa bersama merupakan
hal yang penting 24. Doa merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dari hidup manusia. Oleh karena itu, orangtua memberikan pengertian yang baik
kepada anak-anak bahwa doa merupakan hal dasar yang harus dilakukan oleh umat beriman.
Memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi kepada anak 4. Dengan memberikan apresiasi kepada anak, anak akan merasa dirinya berharga bagi
102 keluarga. Anak akan merasa senang karena usahanya untuk berdoa diberikan
penghargaan. Bukan perkara mudah untuk membangkitkan minat anak dalam hal doa, oleh karena itu memberikan penghargaan kepada anak akan membuat ia
semakin percaya diri dan terbiasa untuk melakukan doa bersama dalam keluarga untuk menumbuhkan iman kepada Yesus Kristus.
Berkaitan dengan variabel nomor 28, usaha tersebut perlu ditingkatkan supaya anak-anak tidak meninggalkan dan malas berdoa 12. Semakin
memahami kisah dalam Kitab Suci 20. Pendampingan orangtua diharapkan dapat membantu anak-anak dalam memperkembangkan imannya menjadi
semakin dewasa, dengan memberikan pengertian dan apresiasi bahwa doa merupakan hal yang penting dan mendasar dalam hidupnya bukan hanya sekedar
rutinitas belaka. Membiasakan doa bersama keluarga akan menjadikan keluarga semakin dekat dan hidup sejalan dengan kehendak-Nya melalui kisah dan
pengalaman dalam Kitab Suci. Kenyataan ini mengajak orangtua untuk lebih meningkatkan kesadaran dan
tanggungjawab sebagai orangtua untuk mengajak serta membimbing anak- anaknya semakin beriman kepada Yesus dan mengabdi kepada hidup Purwa
Hardiwardoyo 2013:96. Responden berniat meluangkan waktu untuk melaksanakan doa bersama dalam berbagai kesempatan yang telah disediakan
28. Tidak dapat dipungkiri bahwa, waktu untuk berkumpul bersama menjadi penghambat utama dalam melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Kesibukan
103 masing-masing anggota keluarga bukan menjadi persoalan untuk berdoa bersama
jika keluarga bijak dalam mengelola waktu yang tersedia. Dengan membuat jadwal rutin doa bersama 28, dapat membantu keluarga dalam melaksanakan
doa bersama. Meskipun ditengah-tengah aktivitas dan kesibukan masing-masing anggota keluarga yang padat, berkat adanya jadwal doa bersama keluarga dapat
melaksanakan doa bersama secara rutin.
E. Rangkuman Hasil Penelitian dan Permasalahan yang Ditemukan
Hasil penelitian tentang doa bersama dalam keluarga sebagai sarana pembinaan iman dini dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Orang tua telah memahami dirinya sebagai pendidik iman yang pertama dan
utama dalam keluarga dengan mengajarkan anak-anak membaca dan merenungkan Kitab Suci. Meskipun tidak semua orang tua mengajarkan anak-
anaknya untuk membaca Kitab Suci, dengan mandiri anak-anak dapat membaca dan merenungkan Kitab Suci. Tindakan mandiri anak-anak membaca
dan merenungkan Kitab Suci menunjukkan bahwa anak-anak mandiri dalam hal iman. Orang tua juga telah menyadari pentingnya perkembangan iman
anak-anak dengan mendukung anak-anak untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan rohani di lingkungan maupun di Gereja. Namun demikian,
perkembangan iman tidak semata-mata didapat dari kegiatan-kegiatan rohani di lingkungan maupun di gereja, namun juga dari kegiatan doa bersama dalam
keluarga.
104 2.
Secara umum doa bersama dipahami orang tua sebagai relasi dengan Tuhan dan sesama sebagai suatu relasi yang intim antara seorang manusia dengan
Allah. Dari segi peranan doa bersama, orang tua memahami peran doa bersama sebagai sarana berkumpulnya seluruh anggota keluarga untuk menjalin
keakraban dan menumbuhkan iman kepada Yesus Kristus. Orang tua juga memahami peran doa bersama dapat membentuk iman anak dengan mau
mengungkapkan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Melalui doa bersama dalam keluarga menjadikan anak terbiasa untuk berdoa dan mengandalkan
Yesus sebagai satu-satunya pegangan hidup. Dari segi tujuan doa bersama sendiri, orang tua berpendapat bahwa doa bersama dapat mempererat tali kasih
antar anggota keluarga dengan saling tolong menolong, memberikan kekuatan serta peneguhan untuk saling menguatkan anggota keluarga.
3. Selama proses doa bersama berlangsung dalam keluarga, secara umum bentuk
doa yang digunakan oleh keluarga yaitu doa rosario. Doa penyerahan kepada Bunda Maria untuk meneladani hidup serta penyerahan secara total diri-Nya
kepada Allah melalui peristiwa gembira, sedih, terang dan mulia. Selain doa rosario, orang tua juga mengajak anak-anaknya untuk memeriksa batin seluruh
pengalaman selama satu hari. Selain itu juga, orang tua memiliki kesadaran untuk memberikan pengertian kepada anak-anak bahwa doa bukan hanya
memohon berkat melainkan mendengarkan dan menerima kehendak Tuhan atas peristiwa suka maupun duka dalam hidupnya.
4. Selama proses doa bersama berlangsung terdapat faktor pendukung dan faktor
penghambat untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Faktor
105 pendukung dan faktor penghambat selama proses berdoa bersama dalam
keluarga bisa datang dari dalam diri maupun dari luar diri para anggota keluarga. Beberapa hal yang dapat dilihat dari dalam diri seseorang tentu
memiliki dua sisi yang mendukung dan menghambat, begitu sebaliknya pada hal-hal yang datang dari luar dirinya. Dari hasil penelitian, faktor pendukung
yang datang dari dalam diri adalah adanya kesadaran dan tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan doa bersama dalam keluarga, niat dan motivasi untuk
melaksanakan doa bersama dengan sepenuh hati. Faktor pendukung dari luar diri yaitu adanya kebiasaan untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga.
Adapun faktor penghambat yang muncul dari dalam diri adalah tidak memiliki niat dan motivasi untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Faktor
penghambat dari luar diri yaitu kurangnya waktu untuk berkumpul bersama karena aktivitas anggota keluarga yang beragam. Usaha yang dilakukan orang
tua untuk meningkatkan doa bersama dalam keluarga yaitu dengan memberikan pengertian kepada anak bahwa doa bersama dalam keluarga
merupakan hal yang penting sebagai umat beriman, karena doa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat beriman.
5. Untuk meningkatkan hidup rohani keluarga, sebagian besar orang tua
memberikan usulan untuk mengadakan pendalaman iman bersama keluarga yang diikuti bersama seluruh anggota keluarga agar semakin mempererat tali
kasih antar anggota keluarga, saling memberikan peneguhan dan kekuatan ketika salah satu anggota keluarga mengalami kesulitan-kesulitan. Melalui
106 sharing bersama anggota keluarga, anak-anak mampu mengambil pengalaman
berharga dari orang lain dan menjadikannya sebagai pengalaman iman.
107
BAB IV USULAN PROGRAM
MENINGKATKAN PERANAN DOA BERSAMA DALAM KELUARGA SEBAGAI SARANA PEMBINAAN IMAN USIA DINI MELALUI
KATEKESE KELUARGA DI LINGKUNGAN ST PETRUS PAROKI ST YOHANES RASUL KEDATON,
BANDAR LAMPUNG, LAMPUNG
Dalam bab III telah dipaparkan mengenai gambaran umum paroki, sejarah umat katolik di lingkungan, situasi sosial ekonomi umat di lingkungan, kehidupan
doa umat di lingkungan dan penelitian tentang doa bersama dalam keluarga di lingkungan St Petrus Paroki St Yohanes Rasul Kedaton. Dengan mengetahui
sejauh mana keluarga katolik menghadapi permasalahan doa bersama maka dalam bab ini akan dipaparkan tentang refleksi atas penelitian doa bersama dalam
keluarga sebagai sarana pembinaan iman dini di Lingkungan St Petrus Paroki St Yohanes Rasul Kedaton dan katekese keluarga.
Katekese merupakan salah satu usaha untuk pembinaan iman jemaat, maka untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi keluarga katolik di Lingkungan St
Petrus Paroki St Yohanes Rasul Kedaton, penulis memilih katekese keluarga sebagai salah satu alternatif usaha untuk mendialogkan iman dalam keluarga.
Sebelum dijelaskan apa itu katekese keluarga, terlebih dahulu dijelaskan mengenai katekese secara umum, baik itu pengertian, tujuan maupun tugas
katekese. Setelah itu dijelaskan mengenai katekese keluarga.
A. PERANAN DOA BERSAMA DALAM KELUARGA SEBAGAI
SARANA PEMBINAAN IMAN USIA DINI Melaksanakan doa bersama dalam keluarga memang bukanlah yang mudah
mengingat kesibukan yang terjadi pada masing-masing anggota keluarga. Setiap keluarga katolik hendaknya menyadari akan pentingnya peranan doa bersama
108 dalam keluarga sebagai pembinaan iman usia dini. Paus Yohanes Paulus II dalam
surat kepada keluarga-keluarga mengungkapkan bahwa induividu hadir ada karena keluarganya. Bila seorang manusia tidak memiliki keluarga, maka orang
tersebut tumbuh dalam hidup yang penuh dengan kegelisahan, sedih dan merasa kehilangan dan hal ini akan menjadi beban dalam hidupnya LtF, art 2.
Doa berfungsi untuk mengalami Allah dalam kehidupan sehari-hari manusia melalui pengalaman-pengalaman. Selain itu, doa mengarahkan hidup manusia
menuju Allah untuk semakin mengenal Allah dan bersatu dengan Allah sehingga manusia mengalami transformasi perubahan rohani dalam hidupnya. Doa juga
mempunyai fungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan hidup rohani yang membentuk kesadaran yang mendalam atas inti dan makna hidup doa Darminta,
1983:62. Dalam surat kepada keluarga yang dituliskan oleh Paus Yohanes Paulus II
art 4 mengatakan bahwa doa kepada Kristus mengajak manusia untuk tetap tinggal dalam setiap keluarga, dan melalui keluarga kecil yang terdiri dari bapak,
ibu, dan anak-anak. Doa harus menjadi unsur yang pokok bagi keluarga dalam Gereja karena doa keluarga dilakukan oleh keluarga, untuk keluarga dan bersama
keluarga. Doa keluarga meningkatkan kesatuan rohani keluarga, karena doa membantu keluarga untuk ikut ambil bagian dalam karya Allah sendiri. Doa
sangat penting dalam kehidupan manusia karena di dalam doa dan melalui doa, manusia dapat menemukan kesederhanaan mendalami kesubjektivitasnya ke-aku-
annya sendiri yang unik. Dengan subjektivitasnya, setiap individu menangkap makna menjadi seorang pribadi. Hal ini dapat berlaku bagi keluarga sebagai sel
terkecil dalam masyatakat tetapi memiliki subjektivitasnya yang khusus.