Konsep pemasaran bersandar pada empat pilar: 1. Pasar
Sasaran Tidak ada perusahaan yang dapat beropeasi di semua pasar yang memuaskan
semua kebutuhan. Juga tidak ada yang dapat beroperasi dengan baik dalam pasar yang luas. Perusahaan dapat berhasil jika mereka mendefinisikan pasar mereka
dengan cermat dan menyiapkan program pemasaran yang sesuai. 2. Kebutuhan
Pelanggan Perusahaan dapat mendefinisikan pasar sasaran namun gagal memahami
kebutuhan pelanggan. Meskipun pemasaran adalah memenuh kebutuhan secara menguntungkan, memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan tidak selalu
merupakan tugas yang sederhana. Beberapa pelanggan memiliki kebutuhan yang tidak mereka sadari. Atau mereka tidak dapat mengutarakan kebutuhan-kebutuhan
ini. Atau mereka menggunakan bahasa yang membutuhkan penafsiran. 3. Pemasaran
Terpadu Jika semua departemen perusahaan bekerja sama melayani kepentingan pelanggan
hasilnya adalah pemasaran terpadu. Pemasaran terpadu berjalan dalam dua tahap. Pertama, berbagai fungsi pemasaran seperti tenaga penjualan, periklanan,
manajemen produk, riset pemasaran, harus bekerja sama. Kedua, pemasaran harus dikoordinasi dengan baik dengan bagian lain dalam perusahaan.
4. Profitabilitas Tujuan utama konsep pemasaran adalah membantu organisasi mencapai tujuan
mereka. Bagi perusahaan swasta, tujuan utamanya adalah laba. Bagi organisasi nirlaba atau kemasyarakatan adalah agar bertahan hidup dan mengumpulkan
cukup dana untuk melaksanakan kegiatan mereka. Dalam organisasi pencari laba, laba merupakan produk sampingan dari melaksanakan tugas dengan baik.
Perusahaan menghasilkan uang dengan memuaskan kebutuhan pelanggan lebih baik daripada yang dilakukan pesaing.
Jadi, konsep pemasaran dimulai dengan mengidentifikasi target konsumen dan keinginan mereka. Perusahaan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua
kegiatan yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Kunci konsep pemasran adalah penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, serta pemberian kepuasan yang
diinginkan secara efektif dan lebih efisien.
C. Pengertian Perilaku Konsumen
Seorang pemasar dituntut kejeliannya untuk mengamati sikap dan perilaku konsumen.
Menurut Basu Swastha dan T.Hani Handoko 1992 : 9 : Perilaku konsumen adalah kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
menggunakan barang dan jasa termasuk dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.
Menurut Louden, dalam Mangkunegoro 1988 : 3 : Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktifitas individu secara
fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Menurut Engel, Blackwell, Miniard 1994 : 03 : Perilaku Konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian. Proses tersebut merupakan suatu pendekatan penyelesaian masalah yang
terdiri dari lima tahap: 1. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen
2. Mencari informasi dan menilai sumber-sumber 3. Menilai dan menyeleksi alternatif-alternatif pembelian
4. Keputusan untuk membeli 5. Perilaku sesudah pembelian.
Setelah kelima tahap tersebut dilalui maka tahap yang terakhir yaitu perilaku sesudah pembelian merupakan tahap di mana akan tampak sikap konsumen tersebut
terhadap produk barangjasa yang ditawarkan. Bila konsumen merasa kebutuhan dan keinginannya terpuaskan maka ia akan berperilaku untuk melakukan pembelian ulan
pada produk tersebut.
D. Teori Perilaku Konsumen
Sebenarnya tidak ada teori perilaku konsumen yang diakui secara umum karena masing-masing memiliki pengetahuan yang spesifik dan hanya dapat diterapkan
dalam situasi yang berbeda-beda. Beberapa teori perilaku konsumen Antara lain:
1. Teori Psikologis
Dalam pandangan teori ini tercakup beberapa teori, yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Teori Belajar
Learning Theory Teori ini mengungkapkan bahwa penafsiran dan proses belajar konsumen
merupakan kunci untuk mengetahui tingkat. b. Teori Psikoalalitis Phsychoanalitic Theory
Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku manusia dipengaruhi oleh adanya keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang tersembunyi. Jadi, eroi yang
dikemukakan menyangkut kepribadian seseorang. Tindakan seseorang yang tidak direncanakan akan mudah sekali menimbulkan akibat-akibat yang
kurang baik. Namun tidak berarti bahwa akibat yang ditimbulkan selalu tidak baik, dapat juga yang terjadi sebaliknya.
c. Teori Sosiologis
Teori ini menetapkan pola hibungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. Jadi lebih mengutamakan tingkah
laku kelompok bukan perilaku secara individu. d. Teori
Antropologis Teori ini menekankan tingkah laku pembeli dari suatu kelompok masyarakat
dalam ruang lingkup yang besar, seperti kebudayaan dan kelas-kelas sosial.
2. Teori Ekonomi Mikro
Teori ini menganut teori keputusan marginal marginal utility yang menyangkut bahwa konsumen akan berperilaku dan meneruskan pembeliannya terhadap
produk barang atau jasa untuk jangka waktu yang lama apabila consumen tersebut telah memperoleh kepuasan dari barang atau jasa yang telah dikonsumsi.
Teori ini didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI