b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan serta memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai
Hasil ujian yang kurang memuaskan akan dipakai sebagai cambuk untuk mempergiat belajar siswa agar pada ujian berikutnya dapat
memperoleh prestasi yang lebih baik. Demikian pula hasil yang baik akan memacu siswa untuk belajar lebih lanjut agar dapat mencapai hasil
yang lebih tinggi lagi. c. Menimbulkan rasa ingin tahu
Motivasi belajar akan meningkat bila siswa ingin memecahkan atau menjawab rasa ingin tahu. Guru dapat menimbulkan rasa ingin
tahu siswa dengan menggunakan metode demonstrasi atau praktikum. Dengan demikian siswa akan berusaha memecahkan masalah dan
membangun konsep dengan mudah karena siswa dapat mengamati apa yang terjadi dan membuktikan suatu konsep, khususnya konsep
Matematika. d. Menggunakan simulasi dan permainan
Simulasi dan permainan merupakan proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik akan menyebabkan proses belajar
menjadi bermakna secara afektif atau emosional bagi siswa. Sesuatu yang bermakna akan lestari diingat, dipahami atau dihargai.
e. Memberi kesempatan
kepada siswa
untuk memperlihatkan
kemahirannya di depan umum Hal itu akan menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh teman-
teman yang lain. Suasana seperti ini akan meningkatkan motivasi belajar siswa.
f. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai dan merumuskan tujuan sementara
Seseorang akan berbuat lebih baik dan berhasil bila memahami apa yang harus dikerjakan dan yang akan dicapai dengan perbuatannya.
Semakin jelas tujuan yang akan dicapai, semakin terarah upaya untuk mencapainya.
g. Membuat suasana sendiri persaingan sehat di antara para siswa dan mengembangkan persaingan dengan diri sendiri
Suasana seperti ini akan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengukur kemampuan dirinya melalui kemampuan orang lain. Selain
itu, belajar dengan bersaing akan menimbulkan upaya belajar yang sungguh-sungguh. Karena seseorang akan berprinsip untuk selalu lebih
baik dari orang lain.
D. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika dapat diartikan sebagai kegiatan yang menekankan pada eksplorasi matematika, model berpikir yang matematika,
dan pemberian tantangan atau masalah yang berkaitan dengan matematika. Sebagai akibatnya peserta didik melalui pengalamannya dapat membedakan
pola-pola dan struktur matematika, peserta didik dapat berpikir secara rasional dan sistematik Herman Hudojo, 1988. Dalam setiap pelaksanan
pembelajaran, harus ada unsur-unsur pokok yaitu guru fasilitator, siswa subjek didik, bahan ajar objek yang dipelajari, dan lingkungan.
E. Pembelajaran Matematika dengan Turnamen
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini setelah melihat seorang guru matematika melaksanakan pembelajaran matematika dengan turnamen,
yaitu bapak Agustinus Wuryanto, S.Pd. Beliau adalah guru matematika di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
L angkah-langkah
pembelajaran matematika dengan turnamen yang dilaksanakan oleh bapak Agustinus Wuryanto, S.Pd di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta adalah sebagai berikut : 1.
Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru tersebut menggunakan
metode ceramah dan dilaksanakan dalam satu jam pelajaran 1 JP.
2. Setelah menyampaikan materi ajar, guru memberikan satu soal essay
dan meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut dengan sistem turnamen sebagai berikut :
Guru memberikan satu soal essay kemudian masing-masing siswa menjawab soal tersebut secara individu, kemudian masing-masing
siswa ber-adu cepat untuk mengumpulkan jawaban di meja guru, yang nantinya akan dilakukan penilaian secara langsung oleh guru sebagai
berikut, 10 siswa pengumpul pertama dan menjawab secara benar akan memperoleh nilai 100, kemudian
10 siswa pengumpul berikutnya akan memperoleh nilai 90, kemudian 10 siswa pengumpul
berikutnya akan memperoleh nilai 80 dan 8 siswa pengumpul terakhir akan memperoleh nilai 70. Keterangan : penentuan jumlah siswa di
setiap rentang nilai disesuaikan dengan jumlah siswa di kelas. Sumber : pembelajaran matematika di kelas X-E, SMA BOPKRI 2
Yogyakarta, tahun ajaran 20092010, oleh Agustinus Wuryanto S.Pd, dengan jumlah siswa 38 orang.
Selanjutnya penulis akan melaksanakan pembelajaran matematika dengan turnamen dengan langkah-langkah dan ketentuan yang terdapat pada bab III,
subbab I.
F. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang dicapai KBBI, 2000. Prestasi belajar merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan peserta didik
sebagaimana ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu. Umumnya prestasi belajar dinyatakan dengan skor atau angka yang diberikan guru berdasar hasil
tes, ulangan harian, ulangan semester ataupun kuis. Sukmana
2004 mengatakan bahwa hasil ulangan atau ujian merupakan prestasi belajar selama mengikuti kegiatan pembelajaran selama
satu semester. Satu hal yang harus dihindari oleh pelajar selama ujian yaitu kegiatan menyontek,
karena hasil menyontek tidak menggambarkan kemampuan belajar yang sebenarnya.
Prestasi belajar siswa harus meliputi tiga bidang, yaitu bidang kognitif penguasaan intelektual, bidang afektif berhubungan dengan sikap dan
nilai, serta
bidang psikomotorik
kemampuan keterampilan
bertindakberperilaku yang melibatkan fisik dalam koordinasi dengan otak. Ketiganya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai prestasi belajar siswa di sekolah. Oleh karena itu, ketiga aspek
tersebut harus dipandang sebagai prestasihasil belajar siswa dari proses pengajaran Nana Sudjana, 1989:49.
Prestasihasil belajar matematika berarti penguasaan terhadap materi pelajaran matematika, meningkatnya sikap positif terhadap matematika, serta