Iqbal Hasan, 2002:273 2
Koefisien korelasi parsial antara Y dan X
2
, apabila X
1
konstan. Rumusnya:
Iqbal Hasan, 2002:273
e Pengujian Koefisien Determinasi Parsial
1 Koefisien determinasi parsial antara X
1
terhadap Y, jika X
2
konstan. Rumusnya: KPP
Y1.2 =
r
y1.2 2
Iqbal Hasan, 2002:274 2
Koefisien determinasi parsial antara X
2
terhadap Y, jika X
1
konstan. Rumusnya: KPP
Y2.1 =
r
y2.1 2
Iqbal Hasan, 2002:274
2 Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga diuji menggunakan Chi Square X
2
. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh latar belakang pekerjaan
orang tua X
3
terhadap minat berwirausaha Y.
a Rumusan hipotesis
H
o
:tidak ada pengaruh positif dan signifikan latar belakang pekerjaan orang tua X
3
terhadap minat berwirausaha siswa Y.
H
a
:ada pengaruh positif dan signifikan latar belakang pekerjaan orang tua X
3
terhadap minat berwirausaha siswa Y.
b Pengujian hipotesis
1 Mencari nilai fh
fh = Keterangan:
∑R = Jumlah baris ∑K = Jumlah kolom
2 Mencari nilai Chi Square
= Keterangan:
X
2
= chi square fo
= frekuensi yang diperoleh dari sampel fi
= frekuensi yang diharapkan dari sampel sebagai pencerminan populasi
3 Pengujian besarnya ketergantungan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan variabel independen berpengaruh dengan variable
dependen. Dengan menggunakan cara ini nilai Chi
Square diuji dengan koefisian kontingensi, rumusnya:
C = Keterangan:
C = koefisien kontingensi
= hasil perhitungan chi kuadrat = jumlah sampel
Agar nilai C dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi antar faktor, maka nilai C perlu dibandingkan
dengan koefisien kontingensi maksimum, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
= Keterangan:
= koefisiensi kontingensi maksimum = harga maksimum antara baris dan
banyaknya kolom Semakin dekat nilai C dengan C
max
maka semakin besar hubungan antar faktor. Dengan kata lain faktor yang satu
makin berkaitan dengan faktor yang lain.
Tabel 3.12 Kriteria Nilai r
Kriteria r Derajat Asosiasi
0,80 r 1,00 Sangat Tinggi
0,60 r 0,80 Tinggi
0,40 r 0,60 Sedang
0,20 r 0,40 Rendah
0,00 r 0,20 Sangat Rendah
r = 1 Sempurna
r = 0 Tidak Berasosiasi
Syafaruddin, 2005 ; 187
54
BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada taggal 24 Januari 2012, 26 Januari 2012, 27 Januari 2012 di SMK Negeri 1 Yogyakarta dan pada tangal 14 Januari 2012 di
SMK Negeri 7 Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah siswa SMK kelas XII jurusan akuntansi, pemasaran, dan administrasi perkantoran. Jumlah responden
penelitian ini adalah 193 siswa. Dari keseluruhan jumlah responden tersebut telah mengisi kuesioner secara lengkap. Dengan demikian sumber data penelitian ini
adalah 193 responden. Berikut ini disajikan tabel yang membuat uraian tentang responden dari masing-masing sekolah.
Tabel 4.1 Responden Penelitian
Nama Sekolah Jumlah
Frekuensi Relatif SMK Negeri 1 Yogyakarta
98 51
SMK Negeri 7 Yogyakarta 95
49 Jumlah
193 100
Berikut ini disajikan deskripsi data dan variabel penelitian ini.
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Responden
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden
No Jenis
Kelamin Nama SMK
Total Negeri 1
Negeri 7 f
fr f
fr f
fr 1
Laki-laki 1
1 4
4 5
3 2
Perempuan 97
99 91
96 188
97 Jumlah
98 100
95 100
193 100
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki disekolah sebanyak 5 siswa 3 dan
perempuan sebanyak 188 siswa 97. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar responden penelitian ini berjenis
kelamin perempuan.
2. Deskripsi Variabel Penelitian
a. Minat Berwirausaha
Untuk mengetahui
kecenderungan minat
berwirausaha dibuat kategori dan interpretasi yang mengacu pada pedoman Penilaian Acuan Patokan PAP II sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Deskripsi Minat Berwirausaha
No Interval
Nama SMK Total
Kategori Negeri 1
Negeri 7 f
fr f
fr f
fr 1
38 - 44 25
26 35
37 60
31 Sangat Tinggi
2 33-37
57 58
46 48
103 53
Tinggi 3
29-32 15
15 14
15 29
15 Cukup
4 26-28
1 1
1 1
Rendah 5
25 Sangat Rendah
Jumlah 98
100 95
100 193
100 Lampiran 3, Hal 118; Perhitungan PAP II
Keterangan: f = Frekuensi
fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah
responden yang memiliki minat berwirausaha sangat tinggi 60 siswa atau 31, 103 siswa atau 53 memiliki minat
berwirausaha yang tinggi, 29 siswa atau 15 memiliki minat berwirausaha yang cukup, 1 siswa atau 1 memiliki minat
berwirausaha yang rendah, dan tidak ada atau 0 yang memiliki minat berwirausaha yang sangat rendah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki minat berwirausaha yang tinggi.
b. Pemahaman Konsep Kewirausahaan
Untuk mengetahui kecenderungan pemahaman konsep kewirausahaan dibuat kategori dan interpretasi yang
mengacu pada pedoman Penilaian Acuan Patokan PAP II
sebagai berikut: Tabel 4.4
Deskripsi Pemahaman Konsep Kewirausahaan
No Interval
Nama SMK Total
Kategori Negeri 1
Negeri 7 F
fr f
fr f
fr 1
52 – 60 53
54 50
53 103
53 Sangat Tinggi
2 45 – 51
36 37
35 37
71 37
Tinggi 3
40 – 44 9
9 9
10 18
9 Cukup
4 36 – 39
1 1
1 1
Rendah 5
35 Sangat Rendah
Jumlah 98
100 95
100 193
100 Lampiran 3; Hal 119; Perhitungan PAP II
Keterangan: f = Frekuensi
fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.4 menunjukkan bahwa 103 siswa atau 53
memiliki pemahaman konsep kewirausahaan yang sangat tinggi, 71 siswa atau 37 memiliki pemahaman konsep
kewirausahaan yang tinggi, 18 siswa atau 9 memiliki pemahaman konsep kewirausahaan yang cukup, 1 siswa atau
1 memiliki pemahaman konsep kewirausahaan yang rendah, dan tidak terdapat atau 0 yang memiliki
pemahaman konsep kewirausahaan yang sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden memiliki pemahaman konsep yang sangat tinggi.
c. Jiwa Kewirausahaan
Untuk mengetahui
kecenderungan jiwa
kewirausahaan dibuat kategori dan interpretasi yang mengacu pada pedoman Penilaian Acuan Patokan PAP II sebagai
berikut: Tabel 4.5
Deskripsi Jiwa Kewirausahaan
No Interval
Nama SMK Total
Kategori Negeri 1
Negeri 7 F
fr f
fr f
fr 1
137 - 160 2
2 5
5 7
4 Sangat Tinggi
2 119- 136
44 45
64 67
108 56
Tinggi 3
107 - 118 42
43 25
26 67
35 Cukup
4 96 - 106
10 10
1 1
11 6
Rendah 5
95 Sangat Rendah
Jumlah 98
100 95
100 193
100 Lampiran 3, Hal 119; Perhitungan PAP II
Keterangan: f = Frekuensi
fr = Frekuensi Relatif Tabel 4.5 menunjukkan bahwa 7 siswa atau 4
memiliki jiwa kewirausahaan yang sangat tinggi, 108 siswa atau 56 memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, 67 siswa
atau 35 memiliki jiwa kewirausahaan yang cukup, 11 siswa atau 6 memiliki jiwa kewirausahaan yang rendah, dan tidak
terdapat atau 0 siswa yang memiliki jiwa kewirausahaan yang sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan