Pengertian Kewirausahaan Pemahaman Konsep Kewirausahaan

3 Kejujuran dan tanggung jawab, seorang wirausaha harus memiliki moral yang tinggi dan disiplin terhadap diri sendiri agar dapat merencanakan sesuatu menjadi lebih baik. 4 Ketahanan pisik dan mental, dalam hal ini wirausaha harus menjaga ketahanan atau kesehatan jasmani dan rohani, serta sikap sabar dan tabah. 5 Keuletan dan kerja keras, menjadi wirausaha diperlukan sikap ulet dan kerja keras agar dapat bersaing dengan wirausahaan yang lain. 6 Pemikiran yang konstruktif dan kreatif, menjadi wirausaha di perlukan ide kreatif agar dapat mengembagkan usahanya yang sesuai dengan keadaan pasar atau fenomena yang sedang berkembang. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui kreativitas dan tindakan inovatif, berdasar tujuan, berani menanggung resiko, berorientasi pada hasil, memenuhi peluang, dan untuk mendapatkan kepuasan pribadi.

c. Pengertian Pemahaman Konsep Kewirausahaan

Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat, sedangkan konsep berarti suatu rancangan. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Suharsimi dalam http:www.masbied.com menyatakan bahwa pemahaman comprehension adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga estimates, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Nasution dalam http:ahli-definisi.blogspot.com, mengungkapkan konsep sangat penting bagi manusia, karena digunakan dalam komunikasi dengan orang lain, dalam berpikir, dalam belajar, membaca, dan lain-lain. Tanpa konsep, belajar akan sangat terhambat. Hanya dengan bantuan konsep dapat dijalankan pendidikan formal. Dapat disimpulkan pengertian pemahaman konsep kewirausahaan adalah suatu rancangan yang benar-benar dipahami dan dimengerti sehingga sangat penting dalam membuat suatu keputusan tentang kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui kreativitas dan tindakan inovatif, berdasar tujuan, berani menanggung resiko, berorientasi pada hasil, memenuhi peluang pasar, dan untuk mendapatkan kepuasan pribadi.

3. Jiwa Kewirausahaan

Jiwa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988:364, adalah seluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, dsb. Menurut pendapat Amir Hambyah Nasution 1950:10, jiwa adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur bagi tingkah laku, pikiran, perasaan dan kemauan yang memberi corak kepadanya. Untuk menjadi seorang wirausaha yang berhasil persyaratan utama harus memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif dan kreatif dan pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan. Menurut Dusselman dalam Suryana 2006:50-51, seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut: a. Inovasi, yaitu suatu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima ide-ide baru. b. Keberanian untuk menghadapi resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima resiko dalam mengambil keputusan dan menghadapi ketidakpastian. c. Kemampuan manajerial, yaitu usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fumgsi manajemen, meliputi: 1 Perencanaan 2 Koordinasi 3 Menjaga kelancaran usaha 4 Mengawasi dan mengevaluasi usaha d. Kepemimpinan, yaitu usaha untuk memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jiwa kewirausahaan adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur adanya kepercayaan atas kemampuan diri sendiri, dalam setiap tindakan selalu berorientasi pada tugas dan hasil, selalu berani menghadapi dan mengambil resiko, mempunyai jiwa kepemimpinan dalam setiap aktivitas, dalam setiap usaha selalu bersifat orisinilitas dan memilki pandangan jauh ke depan.

4. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua

a. Pengertian Latar Belakang

Pengertian latar belakang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988:502 adalah keterangan mengenai suatu peristiwa guna melengkapi informasi yang tersiar sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis berasumsi bahwa latar belakang pekerjaan yaitu jenis pekerjaan.

b. Pengertian Pekerjaan

Pengertian kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988:428 adalah kegiatan melakukan sesuatu, kegiatan yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian. Sedangkan pekerjaan adalah hal-hal yang diperbuat, dilakukan, tugas kewajiban, sesuatu yang dapat dikerjakan, dilakukan atau dijalankan untuk mendapatkan nafkah. Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Jadi dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan orang tua adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan orang tua adalah untuk memperoleh penghasilan.

c. Pengertian Orang Tua

Definisi orang tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud, 1988:706 adalah ayah ibu kandung; orang yang dianggap tua cerdik, pandai, ahli dan sebagainya; orang-orang yang dihormati disegani di kampung; tertua. Jadi orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam penghidupan sehari-hari, lazim disebut dengan ayah dan ibu. Mereka inilah yang terutama dan utama memegang peranan dalam kelangsungan hidup suatu rumah tangga atau keluarga. Sedangkan semua anak-anaknya yang berada di bawah penguasaan maupun asuhan dan bimbingannya disebut sebagai anggota keluarga. Jenis pekerjaan dalam penelitian ini adalah bidang pekerjaan yang ditekuni orang tua setiap hari. Pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang sebagai sumber ukuran dari penghasilannya, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidakbelum mencukupi untuk keperluan hidupnya, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain di luar penghasilan pokok b. Pekerjaan sampingan atau tambahan pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok Spillane 1982:14 dalam http:anneahira.comjenis- pekerjaan.htm mengelompokkan pekerjaan atau jabatan dalam 9 golongan sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Hubungan kecerdasan menghadapi rintangan (Adversity Intelligence) dengan intensi berwirausaha (studi kasus pada siswa SMK Negeri 8 Medan)

1 45 90

Hubungan pembelajaran fisika menggunakan media komik dengan minat belajar siswa pada konsep zat dan wujudnya di SLTP Negeri 1 Jember siswa kelas I Cawu 1 tahun pelajaran 2000/2001

0 8 97

Identifikasi kesalahan konsep fisika tentang suhu dan kalor (Studi deskriptif pada siswa kelas I5 cawu III SMU Negeri Rambipuji Jember tahun ajaran 2000/2001

0 6 55

Pengaruh pembelajaran konstektual terhadap kemampuan koneksi Matematika siswa : studi eksperimen di Kelas X SMK Negeri 11 Jakarta

0 12 182

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Persepsi siswa tentang kondisi kelas dan hubungannya dengan minat belajar siswa : studi kasus di MTsN 8 Jakarta

10 104 61

Korelasi antara latar belakang status sosial ekonomi orang tua siswa dengan prestasi hasil belajar kimia

0 4 143

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamulang

0 3 117

Pengaruh pembelajaran kooperatif struktur bertelepon (telephone) terhadap pemahaman konsep matematika siswa di SMP Negeri 1 Cibaliung

0 33 0

Efektivitas manajemen pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

0 0 9