Teori Konstruktivisme Deskripsi Teoretis

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis

1. Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah bentukan konstruksi orang itu sendiri. Pengetahuan seseorang akan suatu benda, bukanlah tiruan benda itu, melainkan konstruksi pemikiran seseorang akan benda tersebut. Tanpa keaktifan seseorang mencerna dan membentuk pengetahuan, seseorang tidak akan mempunyai pengetahuan. Jadi, konstruktivisme adalah paham yang memandang bahwa pembelajaran merupakan proses membangun pengetahuan yang dilakukan individu melalui proses perubahan konseptual. “Konstruktivisme setiap orang yang belajar sesungguhnya membangun pengetahuannya sendiri. Jadi siswanya aktif dan dapat terus mengembangkan diri dalam kondisi tertentu.” 1 Implikasi dari pandangan konstruktivisme di sekolah ialah pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Rustaman mengemukakan implikasi pandangan konstruktivisme untuk pembelajaran : Pertama, pembelajaran konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya. Kedua, pembelajaran konstruktivisme memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa dengan maksud agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan diberi kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa. Ketiga, pembelajaran konstruktivisme memberikan kesempatan siswa untuk berfikir tentang pengalamannya agar siswa berfikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi dan model, mengenalkan gagasan-gagasan sains pada saat yang tepat. 1 Nuryani Y. Rustaman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: UM Press, 2005, h.169. 7 Keempat, pembelajaran konstruktivisme memberi kesempatan siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar. Kelima, pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka. Keenam, pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak dan menghindari kesan selalu ada satu “jawaban yang benar”. 2 Dalam kelas konstruktivisme seorang guru tidak mengajarkan kepada anak bagaimana menyelesaikan persoalan, namun mempresentasikan masalah dan mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika siswa memberikan jawaban, guru mencoba untuk tidak mengatakan bahwa jawabannya benar atau tidak benar. Namun guru mendorong siswa untuk setuju atau tidak setuju kepada ide seseorang dan saling tukar menukar ide sampai persetujuan dicapai tentang apa yang dapat masuk akal siswa. Pada dasarnya tidak terdapat teori pembelajaran, model, strategi, pendekatan, metode, gaya atau pola mengajar yang paling baik untuk semua materi pelajaran, yang ada adalah sesuai atau tidak dengan materi pelajaran pada waktu dan kondisi pelaksanaanya. Oleh karena itu, guru diharapkan menguasai berbagai macam teori pembelajaran, model, strategi, pendekatan, metode, gaya atau pola mengajar sebab setiap teori pembelajaran, model, strategi, pendekatan, metode, gaya atau pola mengajar memiliki kelebihan dan kekurangan. Dimana kelebihan dari teori pembelajaran konstruktivisme, yaitu : a. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya. b. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas 2 Ibid., h. 171-172. pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa. c. Pembelajaran konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan- gagasan pada saat yang tepat. d. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar. e. Pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta meberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka. f. Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar. 3 Selain memiliki kelebihan, teori pembelajaran konstruktivisme juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari pembelajaran konstruktivisme, yaitu : a. Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan, sehingga menyebabkan miskonsepsi. b. Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda-beda. c. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreativitas siswa. 4 3 Alief Hamsa, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, http:alief- hamsa.blogspot.com200910kontruksi-berarti-membangun-dalam.html, 28-02-2010 Jadi, dalam perspektif konstruktivisme belajar itu sebagai proses perubahan konsepsi. Karena belajar dipandang sebagai perubahan konsepsi, maka dapat dikatakan belajar merupakan suatu kegiatan yang rasional.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Konstruktivisme

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP LAJU REAKSI

0 36 269

Perbedaab hasil belajar IPS dengan menggunakan metode bermain peran (Role Playing) dan Metode demonstrasi pada SMP Muhammadiyah 4 Tangerang

0 103 22

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh Metode Bermain Peran (Role Playing) Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Konsep Penggolongan Hewan

1 13 189

Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep tekanan (kuasi eksperimen di SMP Darul Mukhlishin Cengkareng)

0 5 168

Pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: kuasi eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 8 273

Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Tekanan (Kuasi Eksperimen di SMP Darul Mukhlishin Cengkareng)

1 18 168

Pengaruh pembelajaran model advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista : Eksperimen di SMAN 9 Kota Tangerang

0 30 225

Pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah: kuasi eksperimen di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

2 15 257

EFEKTIVITAS METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI EFEKTIVITAS METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 3 15