92 Dalam melakukan pengujian heteroskedastisitas, dapat dilakukan melalui
dua cara. Pertama, melalui analisis grafik dengan cara membaca grafik Scatterplot
, dimana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik meyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan tersebar baik di
atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Kedua, melalui analisis statistik yang dilakukan melalui uji glejser, dimana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila
tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempegaruhi variabel dependen.
a. Pendekatan Grafik
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 17 Agustus 2015 Gambar 4.4 : Scatterplot
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa titik – titik menyebar secara acak serta
tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak
Universitas Sumatera Utara
93 terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi variabel bebas berdasarkan masukan variabel terikat.
b. Uji Glesjer Tabel 4.13
Uji Glesjer Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 1.321
5.259 .251
.803 Independensi
.032 .064
.076 .496
.623 Budaya organisasi
.016 .096
.025 .163
.871 Good governance
.076 .111
.109 .684
.498 Tingkatan jabatan
-.043 .121
-.057 -.357
.723 a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 17 Agustus 2015
Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa variabel Independensi X1 memiliki nilai Signifikan 0,623, variabel Budaya Organisasi X2 memiliki nilai Signifikan
0,871, variabel Good Governance memiliki nilai signifikan 0,498 dan variabel Tingkatan Jabatan memiliki nilai signifikan 0,723 lebih besar dari 0,05 maka tidak
terjadi gangguan heteroskedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel bebas yang terdiri dari Independensi, Budaya Organisasi, Good Governance dan
Tingkatan Jabatan signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat absolut Ut absut.
Universitas Sumatera Utara
94
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Va riance
Inflation Factor . Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah Tolerance 0,1
sedangkan VIF 5.
Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 17 Agustus 2015 Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance VIF
1 Constant 25.272 8.735
2.893 .006
Independen si
.198 .107
.238 1.846 .072
.969 1.032 Budaya
organisasi -.142
.160 -.115 -.891
.378 .976 1.025
Good governance
.628 .185
.458 3.402 .001
.891 1.122 Tingkatan
jabatan -.408
.201 -.271 -2.030
.049 .904 1.107
a. Dependent Variable: kinerja auditor
Universitas Sumatera Utara
95 Tabel 4.14 menunjukkan bahwa:
a. Variabel Independensi tidak terjadi multikolinearitas karena nilai toler ance = 0,969 0,1 dan nilai VIF = 1,032 5.
b. Variabel Budaya Organisasi tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance
= 0,976 0,1 dan nilai VIF = 1,025 5. c. Variabel Good Governance tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance
= 0,891 0,1 dan nilai VIF = 1,122 5. d. Variabel Tingkatan Jabatan tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance
= 0,904 0,1 dan nilai VIF = 1,107 5.
4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah metode analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas yang terdiri dari Independensi
X1, Budaya Organisasi X2, Good Governance X3, Tingkatan Jabatan X4 dan variabel terikat yaitu Kinerja Auditor Y. Sehingga dapat diketahui pengaruh
positif dan negatif faktor – faktor tersebut. Adapun model persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut: Y = α+
β
X1+
β
X2 +
β
X3+
β
X4 + E
Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 17,0 for windows
, dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
96
Tabel 4.15 Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 17 Agustus 2015
Tabel 4.15 Kolom Understandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linear berganda:
Y = 24,967 + 0,199X1 – 0,125X2 + 0,575X3 – 0,372X4
Pada persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: a. Konstanta a = 24,967
Konstanta sebesar 24,967 menyatakan bahwa tanpa adanya Independensi, Budaya organisasi, Good governance, Tingkatan jabatan maka besarnya
nilai kinerja auditor sebesar 24,967. b. Koefisien X1 b1 = 0,199
Menunjukkan bahwa variabel Independensi X1 berpengaruh positif terhadap kinerja Auditor Y, artinya jika Independensi ditingkatkan
sebesar satu satuan maka kinerja pegawai bertambah sebesar 0,199.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
24.967 9.177
2.721 .009
Independensi .199
.106 .249 1.875
.068 Budaya organisasi
-.125 .160
-.102 -.782
.438 Good governance
.575 .202
.386 2.843 .007
Tingkatan jabatan -.372
.180 -.276 -2.060
.046 a. Dependent Variable: kinerja auditor
Universitas Sumatera Utara
97 c. Koefisien X2 b2 =
– 0,125 Menunjukkan bahwa variabel Budaya Organisasi X2 berpengaruh
negatif terhadap kinerja pegawai Y, artinya jika Budaya Organisasi ditingkatkan sebesar satu satuan maka kinerja pegawai tidak akan
berkurang sebesar 0,125. d. Koefisien X3 b3 = 0,575
Menunjukkan bahwa variabel Good governance X3 berpengaruh positif terhadap kinerja Auditor Y, artinya jika Good governance ditingkatkan
sebesar satu satuan maka kinerja pegawai bertambah sebesar 0,575. e. Koefisien X4 b4 =
– 0,372 Menunjukkan bahwa variabel Tingkatan jabatan X4 berpengaruh positif
terhadap kinerja Auditor Y, artinya jika Tingkatan jabatan ditingkatkan sebesar satu satuan maka kinerja pegawai bertambah sebesar
– 0,372.
4.2.4 Pengujian Hipotesis 1. Koefisien Determinasi R
2
Determinasi R
2
pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas yaitu Independensi X1, Budaya Organisasi X2,
Good Governance X3, Tingkatan Jabatan X4 terhadap variasi naik turunnya
variabel terikat yaitu Kinerja Auditor Y secara bersama – sama, di mana 0 R
2
1. Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.16 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
98
Tabel 4.16 Uji Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .554
a
.307 .242
5.518 a. Predictors: Constant, Tingkatan Jabatan, Independensi, Budaya
Organisasi, Good Governance
b. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 17 Agustus 2015
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa: a. Nilai R adalah 0,554 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
Independensi X1, Budaya Organisasi X2, Good Governance X3, Tingkatan Jabatan X4 dengan Kinerja Auditor Y sebesar 55,4 ,
sedangkan sisanya sebesar 44,6 dijelaskan oleh faktor – faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Artinya hubungan yang terjadi cukup erat. Untuk memastikan tipe
hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel 4.17 Tabel Hubungan antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19
Sangat Tidak Erat 0,2
– 0,39 Tidak Erat
0,4 – 0.59
Cukup Erat 0,6
– 0,79 Erat
0,8 – 0,99
Sangat Erat
Universitas Sumatera Utara
99 b. Nilai R Square atau koefisen determinasi adalah 0,307, angka ini
mengindikasikan bahwa sebesar 30,7 Kinerja Auditor Y dapat dijelaskan oleh Independensi X1, Budaya Organisasi X2, Good
Governance X3, Tingkatan Jabatan X4 sedangkan sisanya sebesar
69,3 dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
2. Uji Signifikan Simultan Uji - F
Uji - F dilakukan untuk menguji apakah variabel Independensi X1, Budaya Organisasi X2, Good Governance X3 dan Tingkatan Jabatan X4
secara bersama – sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai Y. Model hipotesis yang digunakan dalam uji – F ini
adalah sebagai berikut: H0 : b
1
= b
2
= 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel bebas X1, X2, X3, X4 yaitu berupa
variabel Independensi X1, Budaya Organisasi X2, Good Governance
X3, Tingkatan Jabatan X4 terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Auditor Y.
H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X1, X2, X3, X4 yaitu berupa
variabel Independensi X1, Budaya Organisasi X2, Good Governance
X3, Tingkatan Jabatan X4 terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Auditor Y.
Universitas Sumatera Utara
100 Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
a. H0 diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 b. H0 ditolak jika F hitung F
tabel pada α = 5 Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas
pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut: df pembilang = k-1
df penyebut = n-k Keterangan:
n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n adalah 48 orang dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 5 sehingga diperoleh:
a. Df Pembilang = k-1, 5 – 1 = 4
b. Df Penyebut = n – k, 48 – 5 = 43
Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan program SPSS 17,0 for windows. Kemudian akan dibandingkan dengan nila
i F tabel pada tingkat α = 5 4:43 = 2,59.
Berikut merupakan hasil penghitungan uji - F yang dapat dilihat pada Tabel 4.18 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
101
Tabel 4.18 Uji Simultan Uji
– F
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 17 Agustus 2015
Tabel 4.18 menunjukkan nilai F hitung adalah 4,754 dengan tingkat signifikansi 0,003. Sedangkan F tabel adalah 2,59. Oleh karena itu F hitung
4,754 F tabel 2,59 dan tingkat signifikansinya 0,003 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Independensi X1, Budaya Organisasi X2, Good
Governance X3, Tingkatan Jabatan X4 secara bersama
– sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor.
3. Uji Signifikan Parsial Uji - t
Uji - t dilakukan untuk menguji secara individual atau parsial apakah variabel bebas yang terdiri Independensi X1, Budaya Organisasi X2, Good
Governance X3, Tingkatan Jabatan X4 mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Kinerja Auditor Y. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
a. H0 diterima jika t hitung t tabel pada α = 5
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 579.099
4 144.775
4.754 .003
a
Residual 1309.380
43 30.451
Total 1888.479
47 A. Predictors: constant, tingkatan jabatan, independensi, budaya organisasi,
good governance B. Dependent variable: kinerja auditor
Universitas Sumatera Utara
102 b. H0 ditolak jika t hitung t tabel pada α = 5
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n adalah 48 orang dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 5 sehingga diperoleh:
Derajat bebas Df = n – k = 48 – 5 = 43
Nilai t hitung akan diperoleh dengan menggunakan program SPSS 17,0 for windows. Kemudian akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan melakukan
uji dua arah pada tingkat α = 5 43 = 2,01.
Berikut merupakan hasil penghitungan uji - t yang dapat dilihat pada Tabel 4.19 sebagai berikut:
Tabel 4.19 Uji Parsial Uji - t
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 17 Agustus 2015
Tabel 4.19 menunjukkan nilai t hitung yang diperoleh dari masing –
masing variabel yang dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Variabel Independensi X1 berpengaruh secara positif dan tidak signifikan
terhadap kinerja auditor. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,072 0,05 dan
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
25.272 8.735
2.893 .006
Independensi .198
.107 .238
1.846 .072
Budaya organisasi -.142
.160 -.115
-.891 .378
Good governance .628
.185 .458
3.402 .001
Tingkatan jabatan -.408
.201 -.271 -2.030
.069 a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Universitas Sumatera Utara
103 nilai t
hitung
1,846 t
tabel
2,01. Artinya, walaupun ditingkatkan variabel Independensi maka Kinerja Auditor Y tidak akan meningkat.
b. Variabel Budaya Organisasi X2 berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Auditor Y. Hal ini terlihat dari nilai signifikan
0,378 0,05 dan nilai t
hitung
-0,891 t
tabel
2,01. Dengan kata lain, jika variabel Budaya Organisasi X2 meningkat sebesar satu satuan maka Kinerja
Auditor berkurang sebesar 0,142. c. Variabel Good Governance X3 berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja auditor. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,001 0,05 dan nilai t
hitung
3,402 t
tabel
2,01. Artinya, jika variabel Good Governance X3 ditingkatkan satu satuan maka Kinerja Auditor Y akan meningkat sebesar
0,628 satuan. d. Variabel Tingkatan Jabatan X4 berpengaruh secara positif dan tidak
signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,069 0,05 dan nilai t
hitung
-2,030 t
tabel
2,01. Artinya, jika variabel Tingkatan Jabatan X4 ditingkatkan satu satuan maka Kinerja Auditor Y tidak akan
meningkat.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji F dapat diketahui bahwa variabel Independensi X1, Budaya Organisasi X2, Good Governance X3, Tingkatan Jabatan X4 secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor Y. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil perolehan F
hitung
pada kolom F yakni
Universitas Sumatera Utara
104 sebesar 4,754 lebih besar dari nilai F
tabel
dengan tingkat kesalahan = 5 yaitu 2,59 dan dengan nilai Sig yang lebih kecil dari nilai alpha 0,003 0,05.
Berdasarkan hasil uji-t dapat diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap Kinerja Auditor adalah variabel Good Governance yaitu
s ebesar 0,628. Hal ini sesuai dengan Trinaningsih, 2004:11 yaitu, “Aturan yang
mengacu prinsip aturan organisasi tidak hanya akan mencegah skandal tetapi juga bisa mendongkrak kinerja korporat”. Pemahaman tentang aturan organisasi good
governance harus dikuasai dengan baik oleh auditor agar dapat menentukan sikap
mereka dalam melakukan tugas audit sesuai aturan yang telah ditetapkan. Badjuri dan Trihapsari 2004, dalam pemerintahan yang baik atau good
governance ditandai dengan tiga pilar utama yang merupakan elemen dasar yang
saling berkaitan. Ketiga elemen dasar tersebut adalah partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Dengan terciptanya Good Governance dalam suatu organisasi atau
pemerintahan, maka elemen-elemen dasar yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas juga berjalan dengan baik. Pemahaman good governance merupakan
wujud respek terhadap sistem dan struktur yang baik untuk mengelola suatu organisasi atau pemerintahan dengan tujuan meningkatkan produktivitas.
Berdasarkan hasil penelitian dari Elya, Lismawati, Nila 2010 menunjukkan bahwa variabel independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor
pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin independensi seorang auditor maka akan semakin mempengaruhi kinerjanya. Sehingga dapat disimpulkan
adanya hubungan antara independensi dengan kinerja auditor pemerintah. Seorang auditor yang memiliki independensi yang tinggi maka dia tidak akan mudah
Universitas Sumatera Utara
105 terpengaruh
dan tidak
mudah dikendalikan
oleh pihak
lain dalam
mempertimbangkan fakta yang dijumpai saat pemeriksaan dan dalam merumuskan serta menyatakan pendapatnya.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Elya, Lismawati, Nila 2010, dalam penelitian ini variabel independensi mempengaruhi kinerja dari
seorang auditor. Dengan semakin independensinya seorang auditor maka akan mempengaruhi tingkat pencapaian pelaksanaan suatu pekerjaan yang semakin
baik atau dengan kata lain kinerjanya akan menjadi lebih baik. Setiap perusahaan pasti memiliki makna sendiri terhadap kata budaya itu
sendiri, yang meliputi : identitas, ideologi, etos, budaya, gaya dan visi perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi corporate culture adalah
sebagai aturan main yang ada dalam perusahaan yang menjadi pegangan bagi sumberdaya manusia perusahaan dalam menjalankan kewajiban dan nilai-nilai
untuk berperilaku dalam perusahaan. Hasil penelitian yang didapatkan menjelaskan bahwa budaya organisasi tidak
terlalu mempengaruhi kinerja auditor. Hal ini didapatkan dari hasil uji t yang menunjukkan bahwa Variabel Budaya Organisasi X2 berpengaruh secara negatif
dan tidak signifikan terhadap Kinerja Auditor Y. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,378 0,05 dan nilai t
hitung
-0,891 t
tabel
2,01. Berbeda dengn hasil penelitian yang dilakukan oleh andi ikhlas yang
menunjukkan hasil bahwa pengaruh antara variabel Budaya Organisasi terhadap kinerja auditor dihasilkan pengaruh sebesar 0,167 yang nilai signifikansi uji t
sebesar 0,159 lebih besar dari tingkat kesalahan yang digunakan yaitu 5 0,05.
Universitas Sumatera Utara
106 Dengan demikian disimpulkan bahwa Budaya Organisasi memiliki pengaruh
langsung yang signifikan terhadap kinerja auditor. Berkaitan dengan good governance, Mardiasmo Tangkilisan, 2005:114
mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk menciptakan good governance, dimana pengertian dasarnya adalah pemerintahan
yang baik. Kondisi ini berupaya untuk menciptakan suatu penyelenggaraan pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip
demokrasi, efesiensi, pencegahan korupsi, baik secara politik maupun administrasi. Berdasarkan Penelitian ini, variabel Good Governance paling
berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Elya, Lismawati, Nila 2010. yang dilakukan Seorang auditor yang
memahami good governance secara benar maka akan mempengaruhi perilakunya dalam melaksanakan pekerjaannya dengan orientasi memperoleh hasil yang baik
sehingga kinerjanya akan meningkat. Sesuai dengan hasil dari uji t, variabel Tingkatan Jabatan berpengaruh
secara positif namun tidak signifikan terhadap kinerja auditor. Dalam hal ini, apabila level jabatannya semakin tinggi, maka tingkat profesionalismenya
semakin tinggi juga. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh atmi hasamukti 2008, Tingkatan jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen profesi auditor. Semakin tinggi tingkat jabatan, maka semakin tinggi komitmen profesi auditor. Hasil uji t memperoleh nilai t
hitung
sebesar 3,116 diterima pada taraf signifikansi 1 p0,01.
Universitas Sumatera Utara
107 Hasil penelitian ini juga mendukung hipotesis penelitian bahwa secara
simultan, variabel Independensi, Budaya organisasi, Good governance, dan Tingkatan jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor.
Hal ini terlihat dari F
hitung
4,754 F
tabel
2,59 dan tingkat signifikansinya 0,003 0,05. Namun, secara parsial hanya variabel Good Governance yang berpengaruh
positif dan signifikan. Variabel lainnya, yaitu variabel Independensi, Budaya Organisasi dan Tingkatan Jabatan berpengaruh tidak signifikan.
Universitas Sumatera Utara
108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan