akhirnya akan menghasilkan produktivitas yang tinggi Jewell, 1998; Gibson, 2003; Mathis Jackson, 2006.
2. Kohesivitas kelompok kerja yang terjalin dalam kelompok kerja dapat
meningkatkan semangat kerja karyawan, karena anggota kelompok menikmati interaksi satu sama lain dalam bekerja Forsyth, 1999.
3. Kohesivitas kelompok dapat memberikan motivasi yang tinggi kepada
karyawan, dimana sesama karyawan akan saling membantu sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerjanya Davis, 2000.
C. Kecerdasan Emosional
C.1. Definisi Kecerdasan Emosional
Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai subset kecerdasan sosial yang mencakup kemampuan untuk memonitor perasaan dan
emosi diri sendiri dan orang lain, membedakan emosi dan perasaan, dan menggunakan informasi tersebut untuk menuntun pemikiran dan tindakan
Luthans, 2006. Goleman 2001 juga mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai
kapasitas untuk mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, untuk memotivasi diri dan untuk mengolah emosi diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Goleman menyimpulkan bahwa pada tingkat individu, elemen kecerdasan emosional dapat diidentifikasi, dinilai dan di up-grade. Pada tingkat kelompok,
elemen kecerdasan emosional berarti pengaturan dinamika interpersonal yang baik yang membuat kelompok menjadi lebih cerdas. Pada tingkat organisasi,
elemen kecerdasan emosional berarti merevisi hirarki nilai agar kecerdasan
Universitas Sumatera Utara
emosional menjadi prioritas dalam konteks penerimaan karyawan, pelatihan dan pengembangan, evaluasi kinerja dan promosi. Suatu analisis teori akademis
mengindikasikan bahwa
kecerdasan emosional
mungkin membantu
mempermudah adaptasi dan perubahan karyawan. Dalam konteks penelitian empiris, ada beberapa bukti longitudinal yang mengindikasikan bahwa dibanding
IQ, kecerdasan emosional adalah prediktor yang lebih baik untuk kesuksesan hidup keberhasilan ekonomi, kepuasan hidup, persahabatan, kehidupan keluarga.
Sedangkan Robbins 2012 mendefinisikan kecerdasan emosional adalah keanekaragaman keterampilan, kapabilitas, dan kompetensi nonkognitif, yang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam menghadapi tuntutan dan tekanan lingkungan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan kecerdasan emosional merupakan serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.
C.2. Dimensi-dimensi Kecerdasan Emosional
Robbins 2012 menyatakan terdapat 5 lima dimensi kecerdasan emosional, yaitu:
1. Kesadaran Diri. Kemampuan untuk sadar akan apa yang dirasakan.
2. Mengelola Diri. Kemampuan untuk mengelola emosi dan rangsangan sendiri.
3. Motivasi diri. Kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi kemunduran dan
kegagalan. 4.
Empati. Kemampuan untuk merasakan bagaimana yang lain merasakan.
Universitas Sumatera Utara
5. Keterampilan sosial. Kemampuan untuk menangani emosi orang lain.
Kecerdasan emosional dalam konteks dunia kerja menurut Goleman sebagaimana dikutip oleh Simons 2001 dalam Hardaningtyas 2004 membagi
dua wilayah kerangka kecerdasan emosi yaitu: 1.
Kompetensi pribadi personal competence, yaitu bagaimana mengatur diri sendiri yang terdiri dari:
a. Kesadaran diri self awareness, yaitu kemampuan untuk mengenal perasaan
diri sendiri. Indikatornya: tingkat emosional awareness, ketepatan self assessment, self confidence.
b. Kemampuan mengatur diri sendiri self regulationself management, yaitu
kemampuan mengatur perasaannya. Indikatornya: tingkat self control, trustworthiness dan conscientiousness, inovasi dan adaptasi.
c. Motivasi, yaitu kecenderungan untuk memfasilitasi diri sendiri untuk
mencapai tujuan walaupun mengalami kegagalan dan kesulitan. Indikatornya; tingkat achievement drive, komitmen, inisiatif dan optimisme.
2. Kompetensi sosial social competency, yaitu kemampuan mengatur hubungan
dengan orang lain yang terdiri dari: a.
Empati, yaitu kesadaran untuk memberikan perasaanperhatian, kebutuhan atau kepedulian kepada orang lain. Indikatornya; memahami orang lain,
mengembangkan orang lain, berorientasi pada pemberian pelayanan, leveraging diversity, kesadaran politis.
b. Memelihara hubungan sosial, yaitu mengatur emosi dengan orang lain,
keterampilan sosial seperti kepemimpinan, kerja tim, kerjasama, dan negosiasi.
Indikatornya: kemampuan
mempengaruhi, kemampuan
Universitas Sumatera Utara
komunikasi, kemampuan mengelola konflik, tingkat kepemimpinan, change catalyst.
C.3. Manfaat Kecerdasan Emosional pada Perusahaan
Kecerdasan emosional memiliki banyak manfaat dengan mengetahui kapan dan bagaimana mengekspresikan emosi sehingga hal tersebut dapat terkontrol.
Manfaat kecerdasan emosional dalam perusahaan Goleman, 1998: 1.
Kecerdasan emosional menentukan seberapa baik seseorang menggunakan keterampilan-keterampilan yang dimiliki termasuk keterampilan intelektual
dan spiritual. 2.
Kecerdasan emosional dapat mendorong seorang karyawan dalam mengelola perasaan, memotivasi diri sendiri, berempati, dan bekerjasama
dengan orang lain. 3.
Kecerdasan emosional akan mendorong karyawan berperilaku secara koperatif, suka menolong, perhatian dan bekerja bersungguh-sungguh diluar
persyaratan formal.
D. Gambaran PT. Tanimas Soap Industries