2. Pengujian Statistik
Pengujian statistik berisi uji asumsi klasik seperti uji normalitas, dan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana.
2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Helmi 2008, untuk uji normalitas data dengan melihat histogram
bentuk loncang jika data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan maka data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan, disajikan
sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 5.1 Diagram Normal Histogram
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan output dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17.0, dengan melihat pada grafik normal histogram dari variabel motivasi berprestasi, gaya
belajar dan prestasi belajar tampak bahwa data-datanya tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan maka data dari ketiga variabel tersebut dapat dikatakan
berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Analisis bivariat pada penelitian ini melihat hubungan masing-masing variabel independen motivasi berprestasi, gaya belajar dengan variabel dependen prestasi
belajar.
2.1. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi berprestasi yang ada pada diri seseorang. Dimana semakin tinggi motivasi berprestasi seseorang maka prestasi yang
dihasilkan semakin optimal. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa 83,9 mahasiswa dikategorikan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan dan sebagian
besar mahasiswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi n=56, 90,3. Uji korelasi Pearson dilakukan secara komputerisasi dan memberikan nilai
kekuatan korelasi r yaitu 0,423 yang artinya kekuatan korelasi sedang dan sig. 1-tailed sebesar 0,001. Angka ini lebih kecil dari nilai
α = 0,05 sehingga hal ini diinterpretasikan bahwa Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan antara motivasi
berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil uji korelasi Pearson yang telah
dilakukan disajikan pada tabel 5.5 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa
Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Dari hasil uji regresi linear sederhana, pada tabel 5.6 didapatkan persamaan linear dari hubungan motivasi berprestasi X
1
dengan prestasi belajar Y yang dilihat dari korelasi koefisien yaitu:
Y = 2,508 + 0,008X
1
Sesuai dengan persamaan diatas dapat dideskripsikan secara ringkas yaitu apabila terjadi kenaikan 1 unit variabel motivasi berprestasi akan meningkatkan
prestasi belajar sebesar 0,008. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan motivasi berprestasi pada mahasiswa program profesi ners fakultas keperawatan USU sebesar
0,008 ke arah positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,508.
Tabel 5.6 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Model Koefisien
Sig. Constant
2.508 .000
Motivasi .008
.001
2.2. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan tipe belajar yang baik karena dengan mengetahui dan memahami tipe belajar yang terbaik bagi dirinya akan
Variabel Motivasi Berprestasi
IPK Sig
Motivasi Berprestasi 1
r = 0,423 0,001
IPK r = 0,423
1 0,001
Universitas Sumatera Utara
membantu mahasiswa dalam belajar sehingga prestasi yang dihasilkan akan maksimal. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa 83,9 responden
dikategorikan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan pada tipe belajar visual n=41, 66,1 dibandingkan dengan pelajar auditori n=14,
22,6 maupun kinestetik n=7, 11,3. Uji korelasi Pearson dilakukan secara komputerisasi dan memberikan nilai
kekuatan korelasi r yaitu 0,381 yang artinya kekuatan korelasi sedang dan sig. 1-tailed sebesar 0,001. Angka ini lebih kecil dari nilai
α = 0,05 sehingga hal ini diinterpretasikan bahwa Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan antara gaya
belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil uji korelasi Pearson yang telah dilakukan disajikan
pada tabel 5.7 berikut.
Tabel 5.7 Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Dari hasil uji regresi sederhana, pada tabel 5.8 didapatkan persamaan linear dari hubungan gaya belajar X
2
dengan prestasi belajar Y yang dilihat dari koefisien korelasi yaitu:
Y = 2,544+0,031X Sesuai dengan persamaan diatas dapat dideskripsikan secara ringkas yaitu
apabila terjadi kenaikan 1 unit variabel gaya belajar akan meningkatkan prestasi
2
Variabel Gaya Belajar
IPK Sig
Gaya Belajar 1
r = 0,381 0,001
IPK r = 0,381
1 0,001
Universitas Sumatera Utara
belajar sebesar 0,031. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan gaya belajar sebesar 0,031 mahasiwa program profesi ners fakultas keperawatan USU ke arah
positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,544. Tabel 5.8 Koefisien Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU
Model Koefisien
Sig. Constant
2.544 .000
Gaya belajar .031
.002
3. Analisis Regresi Linier Berganda