31 4.
Meningkatkan tanggung jawab.
2.1.3 Budaya Organisasi
2.1.3.1 Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi ialah salah satu peluang untuk meningkatkan dan membangun sumber daya manusia melalui aspek perubahan sikap dan perilaku
yang nantinya diharapkan dapat menyesuaikan diri terhadap tantangan yang sedang dihadapi dan yang mendatang.Menurut Rivai 2008:432, budaya
organisasi adalah bagaimana organisasi belajar berhubungan dengan lingkungan yang merupakan penggabungan dari asumsi, perilaku, cerita, mitos, ide, metafora,
dan ide lain untuk menentukan apa arti bekerja dalam suatu organisasi.Amnuai Pabundu,2010:4 mengatakan organizational culture is a set of basic
assumptions and beliefs that are shared by members of an organization, being developed as they learn to cope with problems of external adaption and internal
integration budaya organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan
diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dikatakan budaya organisasi adalah penggabungan antara nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, norma-norma yang
berlaku, asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh para anggota organisasi dalam bertindak dan berperilaku serta guna mengatasi masalah adaptasi eksternal
dan masalah integrasi internal.
Universitas Sumatera Utara
32
2.1.3.2 Pembentukan Budaya Organisasi
1. Unsur-unsur Pembentuk Budaya Organisasi
Deal Kennedy Pabundu, 2010:16 membagi lima unsur pembentuk budaya sebagai berikut :
a. Lingkungan Usaha
Kelangsungan hidup organisasi perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan memberi tanggapan yang tepat terhadap peluang dan tantangan
lingkungan. Lingkungan usaha merupakan unsur yang menentukan terhadap apa yang harus dilakukan perusahaan agar bisa berhasil. Lingkungan usaha
yang berpengaruh antara lain meliputi produk yang dihasilkan, pesaing, pelanggan, teknologi, pemasok, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.
b. Nilai-nilai
Nilai-nilai adalah keyakinan dasar yang dianut oleh sebuah organisasi.Setiap perusahaan mempunyai nilai-nilai sebagai pedoman berpikir dan bertindak
bagi semua warga dalam mencapai tujuanmisi organisasi. c.
Pahlawan Pahlawan adalah tokoh yang dipandang berhasil mewujudkan nilai-nilai
budaya dalam kehidupan nyata.Pahlawan bisa berasal dari pendiri perusahaan, para manajer, kelompok organisasi atau perorangan yang
berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi. d.
Ritual Stephen P. Robbins mendefinisikan ritual sebagai deretan berulang dari
kegiatan yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi
Universitas Sumatera Utara
33 itu, tujuan apakah yang paling penting, orang-orang manakah yang penting
dan mana yang dapat dikorbankan. e.
Jaringan Budaya Jaringan budaya adalah jaringan komunikasi informal yang pada dasarnya
merupakan saluran komunikasi primer.Fungsinya menyalurkan informasi dan member interpretasi terhadap informasi. Melalui jaringan informal,
kehebatan perusahaan diceritakan dari waktu ke waktu
2. Proses Pembentukan Budaya Organisasi Schein Pabundu, 2010:17 terbentuknya suatu budaya organisasi dapat
dianalisis dari tiga teori sebagai berikut : a.
Teori Sociodynamic Teori ini menitikberatkan pengamatan secara detail mengenai kelompok
pelatihan, kelompok terapi, dan kelompok kerja yang mempunyai proses interpersonal dan emosional guna membantu menjelaskan apa yang
dimaksud dengan share terhadap pandangan yang sama dari suatu masalah dan mengembangkan share tersebut. Setiap individu perlu merasakan bahwa
ia adalah anggota kelompok dan bagaimana setiap anggota kelompok menyelesaikan kembali konflik inti antara keinginan yang diinginkan oleh
kelompok tetapi menghilangkan identitas personil dengan keinginan secara otonomi atau bebas dari kelompoknya di mana bisa tersisih atau kehilangan
sebagai anggota kelompok.
Universitas Sumatera Utara
34 b.
Teori Kepemimpinan Teori ini menekankan hubungan antara pemimpin dengan kelompok dan
efek personalitas dan gaya kepemimpinan terhadap formasi kelompok yang sangat relevan dengan pengertian bagaimana budaya terbentuk.
c. Teori Pembelajaran
Teori ini menekankan bagaimana kelompok mempelajari kognitif, perasaan dan penilaian. Secara struktural ada dua tipe pembelajaran yaitu ; situasi
penyelesaian masalah secara positif, dan situasi menghindari kegelisahan. Proses pembelajaran dimaksudkan untuk pewarisan budaya organisasi
kepada anggota baru dan organisasi.
2.1.3.3 Dimensi Budaya Organisasi
Dimensi budaya organisasi menurut Robbin 2005:12 yaitu: 1.
Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan dituntut dan didorong untuk inovatif dan berani dalam mengambil resiko.
2. Perhatian ke hal yang rinci. Sejauh mana para karyawan diharapkan
mampu menunjukkan ketepatan,kecermatan, analisis dan perhatian pada hal yang rinci.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana para pemimpin berfokus pada
hasilkeluaran dan bagaimana orientasi para pimpinan pada prosesteknik yang dilakukan untuk mencapai hasil.
Universitas Sumatera Utara
35 4.
Orientasi orang. Sejauh mana keputusan – keputusan pimpinan
mempertimbangkan efek hasil pada
anggota-anggota dalam organisasi.
5. Orientasi timkelompok. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan
dalam tim-tim kerja, bukannya individu.
2.1.3.4 Elemen-elemen Budaya Organisasi
Terdapat beberapa elemen dasar budaya organisasi, Eugene McKenna dan Nic Beech 2000:15 mengelompokan elemen-elemen budaya perusahaan sebagai
berikut : 1.
Artifacts
Merupakan hal-hal yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, jika sesorang berhubungan dengan sebuah kelompok baru dengan budaya yang tidak
dikenalnya. Artifacts termasuk struktur organisasi dan proses yang tampak, seperti produk, jasa, dan tingkah laku anggota kelompok.
2. Espoused Values
Yaitu alasan-alasan tentang mengapa orang berkorban demi apa yang dikerjakan. Budaya sebagian besar organisasi dapat melacak nilai-nilai yang
didukung kembali kepenemu budaya. Meliputi strategi, sasaran, dan filosofi. 3.
Basic Underlying Assumption Yaitu keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi.
Budaya menetapkan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu di organisasi, seringkalimelalui asumsi yang tidak diucapkan namun anggota organisasi
meyakini ketepatan tindakan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
36
2.1.3.5 Karakteristik Budaya Organisasi
Menurut Stepen P. Robbins Pabundu,2010:10 ada sepuluh karakteristik budaya organisasi yaitu :
1. Inisiatif Individual
Yang dimaksud inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau indepedensi yang dipunyai setiap individu dalam
mengemukakan pendapat. Inisiatif individu tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk
memajukan dan mengembangkan organisasiperusahaan. 2.
Toleransi Terhadap Tindakan Berisiko Dalam budaya organisasi perlu ditekankan, sejauh mana para pegawai
dianjurkan untuk dapat bertindak agresif, inovatif, dan mengambil resiko. Suatu budaya organisasi dikatakan baik, apabila dapat memberikan toleransi
kepada anggota untuk dapat bertindak agresif dan inovatif untuk memajukan organisasi serta berani mengambil resiko terhadap apa yang dilakukannya.
3. Pengarahan
Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan
tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, dan tujuan organisasi. Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi.
4. Integrasi
Universitas Sumatera Utara
37 Integrasi dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi dapat mendorong unit-
unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan unit-unit organisasi dalam bekerja dapat mendorong kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang dihasilkan. 5.
Dukungan Manajemen Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat
memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bawahan.
6. Kontrol
Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma- norma yang berlaku dalam suatu organisasi.
7. Identitas
Identitas dimaksudkan sejauh mana para anggota suatu organisasi perusahaan dapat mengindentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan dalam
perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian professional tertentu.
8. Sistem Imbalan
Sistem imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan seperti kenaikan gaji, promosi, dan sebagainya didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan
sebaliknya didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya. Sistem imbalan yang didasarkan atas prestasi kerja pegawai dapat
mendorong pegawai suatu organisasi untuk bertindak dan berperilaku
Universitas Sumatera Utara
38 inovatif dan mencari prestasi kerja yang maksimal sesuai kemampuan dan
keahlian yang dimilikinya.
9. Toleransi Terhadap Konflik
Sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan fenomena yang sering
terjadi dalam suatu organisasi. Namun perbedaan pendapat kritik yang terjadi bisa dijadikan sebagai media untuk melakukan perbaikan atau
perubahan startegi untuk mencapai tujuan suatu organisasi. 10.
Pola Komunikasi Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.
Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinyaola komunikasi antara atasan dan bawahan atau antarkaryawan itu sendiri.
2.1.3.6 Faktor-faktor Pembentukan Budaya Organisasi
Menurut Atmosoeprapto 2001:53 ada 10 faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi yaitu:
1. Observed behavioral regularities when people interact
Yaitu bahasa yang digunakan dalam organisasi, kebiasaan dan tradisi yang ada, dan ritual para karyawan dalam menghadapi berbagai macam situasi.
2. Group Norms
Yaitu nilai dan standar baku dalam organisasi. 3.
Exposed Values
Universitas Sumatera Utara
39 Yaitu nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi yang ingin dicapai, misalnya
kualitas produk, dan sebagainya
4. Formal Philosophy
Yaitu kebijakan dan prinsip ideologis yang mengarahkan perilaku organisasi terhadap karyawan, pelanggan, dan pemegang saham.
5. Rules of the Game
Yaitu aturan-aturan dalam perusahaan the ropes, hal-hal apa saja yang harus dipelajari oleh karyawan baru agar dapat diterima di organisasi
tersebut. 6.
Climate Yaitu Perasaan yang secara eksplisit dapat terasa dari keadaan fisik
organisasi dan interaksi antar karyawan, interaksi atasan dengan bawahan, juga interaksi dengan pelanggan atau organisasi lain.
7. Embedded Skills
Yaitu kompetensi khusus dari anggota organisasi dalam menyelesaikan tugasnya, dan kemampuan menyalurkan keahliannya dari satu generasi ke
generasi lainnya. 8.
Habits of thinking, mental models, andor linguistec paradims Yaitu a
danya suatu kesamaan “frame” yang mengarahkan pada persepsi untuk dapat mengurangi adanya perbedaan persepsi, pikiran, dan bahasa
Universitas Sumatera Utara
40 yang digunakan oleh para karyawan, dan diajarkan pada karyawan baru
pada awal proses sosialisasi. 9.
Shared Meanings Yaitu rasa saling pengertian yang diciptakan sendiri oleh karyawan dari
interaksi sehari-hari. 10. Root Metaphors or Integrating Symbols
Yaitu ide-ide, perasaan, dan citra organisasi yang dikembangkan sebagai karakteristik organisasi yang secara sadar ataupun tidak sadar tercermin dari
bangunan, lay out ruang kerja, dan materi artifacts lainnya. Hal ini merefleksikan respon emosional dan estetika anggota organisasi, disamping
kemampuan kognitif atau kemampuan evaluatif anggota organisasi.
2.1.3.7 Level Budaya Organisasi
Schein Pabundu, 2010:22 membagi level budaya organisasi menjadi 3 tiga bagian yaitu :
1. Artifak dan Kreasi
Artifak mencakup semua fenomena yang bisa dilihat, didengar, dan dirasakan. Pada level artifak dan kreasi, konstruksinya dilakukan secara
lingkungan fisik dan sosial. Pada level ini orang dapat melihat ruang fisik, produk, teknologi kelompok, bahan tertulis dan tidak tertulis, produksi seni
dan perilakunyata anggota organisasi. Dalam hal ini termasuk gaya berpakaian, penampilan emosional, mitos dan sejarah organisasi, nilai-nilai
yang muncul dalam komunikasi seperti ritual, seremonial, dan sebagainya. 2.
Nilai-nilai
Universitas Sumatera Utara
41 Nilai-nilai adalah solusi yang muncul dari seorang pemimpin dalam
organisasi dengan maksud memecahkan masalah-masalah rutin dalam organisasi tersebut. Jika suatu kelompok ingin menciptakan atau dihadapkan
pada tugas-tugas organisasi, masalah-masalah atau isu-isu penting organisasi, maka solusi yang pertama muncul, datangnya dari individu-
individu yang berpengaruh dalam kelompok tersebut. 3.
Asumsi Dasar Asumsi dasar ini merupakan bagian budaya organisasi yang paling utama.
Asumsi dasar menjadi jaminan bahwa seseorang menemukan variasi kecil dalam unit budaya. Dalam asumsi dasar terdapat petunjuk-petunjuk yang
harus dipatuhi anggota organisasi menyangkut perilaku nyata, termasuk menjelaskan kepada anggota kelompok bagaiman merasakan, memikirkan
segala sesuatu. Solusi-solusi yang masuk asumsi dasar ini dimaksudkan untuk dapat menyelesaikan masalah secara berkesinambungan dan dapat
dikomunikasikan secara terus-menerus sehingga merupakan nilai yang dapat diandalkan.
2.1.3.8 Fungsi Budaya Organisasi
Stephen P. RobbinsPabundu, 2010:13 membagi lima fungsi budaya organisasi, sebagai berikut :
1. Berperan menetapkan batasan.
2. Mengantarkan suatu perasaan identitas bagi anggota organisasi.
3. Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas daripada kepentingan
individual seseorang .
Universitas Sumatera Utara
42 4.
Meningkatkan stabilitas sistem sosial karena merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi.
5. Sebagai mekanisme kontrol dan menjadi rasional yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku para karyawan
2.2 Penelitian Terdahulu