62
besar karyawanmerasa dapat bekerja dengan tepat waktu tanpa menunda- nunda pekerjaan tersebut. Namun beberapa karyawan merasa tidak bekerja
dengan tepat waktu dan dapat menunda-nunda pekerjaan tersebut.
4.3 Analisis Statistik 4.3.1 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda
Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas Budaya Organisasi dan Reward terhadap variabel
terikat Kinerja Karyawan. Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS 21for
windows.
Tabel 4.8 Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF
1 Constant
3.134 3.098
1.012 .315
Budaya Organisasi
.440 .088
.408 5.031
.000 .743
1.346 Reward
.441 .074
.484 5.968
.000 .743
1.346 a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer 2016 diolah
Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X
1
+ b2X
2
+ e Y = 3,134+ 0,440 X
1
+ 0,441 X
2
+ e
Universitas Sumatera Utara
63
1. Konstanta a = 3,134, ini menunjukkan bahwa jika variabel Budaya Organisasi dan promosi Jabatan dianggap konstan maka tingkat variabel
kinerja karyawan Y PT. NV Perimex sebesar 3,134. 2. Koefisien b1 X
1
= 0.440, menunjukkan bahwa variabel Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja karyawan atau dengan
kata lain jika variabel
Budaya Organisasi ditingkatkan maka Kinerja Karyawan akan bertambah sebesar 0.440
1. Koefisien b2 X2 = 0.441, menunjukkan bahwa variabel Promosi Jabatan berpengaruh secara positif terhadap Kinerja Karyawan. Dengan kata lain
jika variabel Promosi Jabatan ditingkatkan maka Kinerja Karyawan akan bertambah sebesar 0.441.
4.4 Uji Hipotesis 4.4.1 Pengujian Koefisien Determinasi R
2
Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas Budaya Organisasi dan Reward terhadap
variabel terikat Kinerja Karyawan. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu 0
≤ R
2
≥ 1. Hasil pengujian koefisien determinasi menggunakan SPSS Statistic 21 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.9 dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .775
a
.600 .590
2.205 a. Predictors: Constant, Reward, Budaya Organisasi
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer 2016 diolah
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa : 1. Nilai R sebesar 0.775 sama dengan 77,5 berarti hubungan antara
variabel Budaya Organisasi X
1
dan Reward X
2
terhadap variabel Kinerja Karyawan Y sebesar 77,5 artinya hubungannya erat.
2. Nilai Adjusted R Square 0.600 berarti 60 kinerja karyawan dapat di jelaskan oleh variabel Budaya Organisasi dan Reward. Sedangkan sisanya
40 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini seperti gaya kepemimpinan, motivasi, kepuasan kerja, dan lain
sebagainya. 3. Standard Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi. Nilai Standard Error of the Estimate 2,205.
4.4.2 Uji Parsial t
Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah Budaya Organisasi X1 Reward X2 secara parsial atau masing-masing berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Karyawan PT. NV Perimex Y. Kriteria Pengujian adalah:
Universitas Sumatera Utara
65
1. H0 : b1, b2 = 0, Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen
2. H0 : b1, b2 ≠ 0, Artinya sec ara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1. H0 diterima jika thtitung ttabel pada α= 5
2. H0 ditolak jika thitung ttabel pada α= 5
Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
3.134 3.098
1.012 .315
Budaya Organisasi .440
.088 .408
5.031 .000
Reward .441
.074 .484
5.968 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer 2016 diolah
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa : 1. Variabel Budaya Organisasi adalah 5.031 dengan tingkat signifikansi
0.000 dan nilai t tabel pada alpha 5 dan df1 = 82 adalah 1.989 variabel budaya organisasiberpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan PT. NV Perimex. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.000 0.05. nilai t hitung 5.031 t tabel 1.989 jika budaya organisasi
ditingkatkan menjadi lebih baik, maka kinerja karyawan akan meningkat. 2. Variabel Reward adalah 5.968 dengan tingkat signifikansi 0.000 dan nilai t
tabel pada alpha 5 dan df1 = 82 adalah 1.989 variabel reward
Universitas Sumatera Utara
66
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja PT. NV Perimex hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.000 0.05. nilai t hitung
5.968 t tabel 1.989 jika Reward ditingkatkan menjadi lebih baik, maka kinerja karyawan akan meningkat.
4.4.3 Uji Signifikansi Simultan Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas X
1
, X
2
berupa Budaya Organisasi dan Reward terhadap variabel terikat Y berupa Kinerja Karyawan pada PT. NV
Perimex. H0 : b1 = b2 = 0, Artinya secara serentak Budaya Organisasi dan Reward
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Karyawan. H0 : b1
≠ b2 ≠ 0, atinya secara serentak Buday a Organisasi dan Reward berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n 72 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 3, sehingga diperoleh :
1. df pembilang = 3-1 = 2 2. df penyebut = 85-3 = 82
Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 21 for windows
, kemudian akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat α = 5 2:82 = 3.11 dengan kriteria uji sebagai berikut :
H0 diterima jika F hitung F Tabel pada α = 5
H0 ditolak jika F hitung F tabel pada α = 5
Tabel 4.11 Hasil Uji Simultan F
Universitas Sumatera Utara
67
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
597.862 2
298.931 61.477
.000
b
Residual 398.726
82 4.863
Total 996.588
84 a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: Constant, Reward, Budaya Organisasi
Sumber: Data Primer 2016 diolah
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat hasil Uji F secara simultan, dan diperoleh nilai Fhitung = 61.477 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan
nilai F tabel = 3,11 nilai F hitung Ftabel 61.477 3,11 dan tingkat signifikansi 0.000 0,05 dengan hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima sehingga variabel
bebas yaitu Budaya Organisasi X
1
dan Reward X
2
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan PT. NV
Perimex Y.
4.5 Uji Asumsi Klasik 4.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal, Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dilihat dari titik-
titik yang menyebar di sekitar garis diagonal yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan,
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorov- smirnov, Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 0,05 naka jika nilai
Asymp,Sig, 2-tailed di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
68
Berikut ini adalah Gambar 4.2 histogram sebagai berikut :
Sumber: Data Primer 2016 diolah Gambar 4.2
Histogram
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak
melenceng ke kiri atau ke kanan. Berikut ini adalah Gambar 4.3 mengenai pengujian normalitas p-p plot :
Universitas Sumatera Utara
69
Sumber: Data primer 2016 diolah Gambar 4.3
Pengujian Normalitas P-P Plot
Gambar 4.3 memperlihatkan titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal, Namun untuk lebih
memastikan bahwa data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji kolmogorov-smirnovK-S.
Berikut ini adalah Tabel 4.12 mengenai uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 4.12
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 85
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.17870124
Most Extreme Differences Absolute
Positive .061
.042 Negative
-.061 Kolmogorov-Smirnov Z
.565 Asymp. Sig. 2-tailed
.907 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Primer 2016 diolah
Tabel 4.12 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig 2-tailed adalah 0.907 dan di atas nilai signifikan 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel residual
berdistribusi normal.
4.5.2. Uji Multikolinieritas
Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor, Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya, Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance 0,1, dan VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
Berikut ini adalah Tabel 4.13 mengenai uji multikolinieritas sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
71
Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
3.134 3.098
1.012 .315
Budaya Organisasi
.440 .088
.408 5.031
.000 .743
1.346 Reward
.441 .074
.484 5.968
.000 .743
1.346 a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data primer 2016 diolah
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa: jika hasil korelasi antara variabel independen 0,10 maka antara variabel tersebut tidak terjadi
multikolinearitas, Selain itu dapat juga diketahui dari persamaan regresi di peroleh nilai tolarance 0,1 dan nilai VIF 5, artinya pada nila tolerance dan VIF untuk
indikator budaya organisasi, Reward dan kinerja karyawan tidak terjadi multikolinearitas.
Universitas Sumatera Utara
72
4.5.3 Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data Primer 2016 diolah Gambar 4.4
Hasil Scatterplot
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan berdasarkan masukan variabel
Budaya Organisasi dan Reward. Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap
variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
73
Tabel 4.14 Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
3.134 3.098
1.012 .315
Budaya Organisasi
.440 .088
.408 5.031 .000
.743 1.346
Reward .441
.074 .484 5.968
.000 .743
1.346 a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer 2016 diolah
Pada Tabel 4.14 terlihat variabel independen Budaya Organisasi dan Reward yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen
absolute Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas X
1
0.000 dan X
2
0.00 diatas tingkat kepercayaan 5 0.05, jadi disimpulkan model regresi tidak
mengarah adanya heteroskedastisitas.
4.6 Pembahasan
Berdasarkan pengujian secara simultan Uji F diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 61,477 dengan nilai signifikansi 0,000. Artinya budaya organisasi
dan reward secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Jika variabel budaya organisasi dan reward ditingkatkan maka kinerja
karyawan PT. NV Perimex juga akan meningkat. Dapat digambarkan bahwa budaya organisasi dan reward merupakan salah
satu faktor yang mampu mempengaruhi perubahan kinerja karyawan pada PT. NV Perimex. Sesuai dengan pendapatKoesmono 2005:77 kinerja karyawan
dipengaruhi oleh motivasi, budaya organisasi dan kepuasan kerja. Budaya
Universitas Sumatera Utara
74
organisasi mempengaruhi sikap perilaku anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja anggota dan organisasi Schwartz dan Davis dalam Wirawan:
2007:87.Hal ini disebabkan karena budaya organisasi menjadi pedoman karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya. Dengan berpedoman terhadap
budaya organisasi diharapkan karyawan dapat mampu meningkatkan kinerjanya dan membawa perusahaan mencapai tujuannya.
Hubungan antara karyawan dan perusahaan pada dasarnya merupakan hubungan timbal balik. Di satu sisi karyawan bekerja memberikan segala
kemampuannya seperti ide, tenaga, pikiran dan kemampuannya. Disisi lain karyawan mengharapkan penghargaan reward atau balas jasa perusahaan atas
apa yang telah dia berikan kepada perusahaan tempat dia bekerja. Tujuan diberikannya reward ini adalah untuk memotivasi karyawan untuk loyal dan lebih
berprestasi.Menurut Mulyadi 2001: 424 sistem reward dan pengakuan atas kinerja karyawanmerupakan sarana untuk mengarahkan perilaku karyawan
keperilaku yang dihargaidan diakui oleh organisasi.Rewardberbasis kinerja mendorong karyawan dapat mengubah kecenderungan semangatuntuk memenuhi
kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi Mulyadi dan Setyawan: 2001: 356.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mangarisan Sinaga 2008 dengan judul “Analisis Pengaruh Budaya
Organisasi dan Reward Terhadap Kinerja Karyawan PT. Soeloeng Laoet Medan” dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dan reward secara
simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.
Universitas Sumatera Utara
75
Soeloeng Laoet Medan.Dan penelitian ini juga sejalan dengan Nurmaliza 2010 dengan judul “Pengaruh Reward dan Budaya Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Divisi Call Center Bagian Outbond Pada PT. Indosat Tbk Medan” dimana,hasil uji F menunjukkan bahwa reward dan budaya kerja secara serentak
mempengaruhi produktivitas karyawan divisi call center pada PT Indosat Tbk Medan.
1. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan uji-t menunjukkan bahwa variabel Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadapa Kinerja Karyawan pada PT. NV
Perimex. Dari distribusi jawaban responden untuk variabel budaya organisasi dapat
dilihat bahwa mayoritas menyatakan setuju pada pernyataan ketujuh Atasan mengawasi perilaku saya dalam bekerja yaitu sebesar 76,5. Dari pernyataan
dapat digambarkan bahwa karyawan lebih menyukai pimpinan yang turun langsung untuk mengawasi pekerjaan mereka sehingga berdampak baik untuk
meningkatkan kinerja karyawan PT. NV Perimex. Disamping itu ada sebagian kecil karyawan yang merasa perusahaan
belum sepenuhnya menjalankan budaya perusahaan, hal ini dapat dilihat dari pernyataan kelima Saya diberi kesempatan melakukan inovasi dalam pekerjaan
yang beresiko yaitu sebesar 54,1. Dari pernyataan ini dapat digambarkan bahwa perusahaan belum memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada karyawan
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam menghadapi berbagai masalah yang ada dalam pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
76
Pada variabel budaya organisasi, responden merasa budaya organisasi yang diarahkan dengan jelas, tepat dan, diawasi oleh perusahaan dapat memicu
semangat kerja karyawan dalam bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing – masing. Sehingga hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
lebih meningkatkan budaya organisasi kepada karyawan, yaitu dengan mengarahkan dan menciptakan sasaran dengan jelas, sehingga karyawan dapat
dengan mudah untuk berkerja, berinovasi dan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.
Menurut Robbins 2008:248 Budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi
tersebut dengan organisasi yang lain. Sedangkan Koesmono 2005:77 menyatakan kinerja karyawan dipengaruhi oleh motivasi, budaya organisasi dan
kepuasan kerja.Menurut Djokosusanto 2003:42 adanya keterkaitan hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan yang dapat dijelaskan dalam
model diagnosis budaya organisasi yang menyatakan bahwa semakin baik kualitas faktor – faktor budaya organisasi, maka semakin baik pula kinerja karyawan.
Dengan budaya organisasi akan memudahkan karyawan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan perusahaan, dan membantu karyawan
untuk mengetahui tindakan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan nilai- nilai yang ada di dalam perusahaan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut
sebagai pedoman karyawan untuk berperilaku yang dapat dijalankan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
77
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurmaliza 2010 dengan judul “Pengaruh Reward dan Budaya Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Divisi Call Center Bagian Outbond Pada PT. Indosat Tbk Medan” dimana,hasil uji F menunjukkan bahwa reward dan
budaya kerja secara serentak mempengaruhi produktivitas karyawan divisi call center pada PT Indosat Tbk Medan.
2. Pengaruh Reward Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan uji-t menunjukkan bahwa variabel Reward berpengaruh positif dan signifikan terhadapa Kinerja Karyawan pada PT. NV Perimex.
Dari distribusi jawaban responden untuk variabel reward dapat dilihat bahwa mayoritas menyatakan setuju pada pernyataan keempat Pujian terhadap
pekerjaan yang sering ditimbulkan antara sesama karyawan menjadi pemicu semangat kerja yaitu sebesar 54,1. Dari pernyataan dapat digambarkan bahwa
motivasi atau semangat kerja yang muncul bukan dari pimpinan justru timbul dari sesama karyawan. Jadi motivasi atau semangat kerja perlu diperhatikan
manajamen perusahaan karena itu baik untuk meningkatkan kinerja karyawan PT. NV Perimex.
Disamping itu ada sebagian kecil karyawan yang merasa perusahaan belum sepenuhnya menjalankan reward perusahaan, hal ini dapat dilihat dari
pernyataan ketiga Saya sering mendapat apresiasi dari atasan saya yaitu sebesar 51,8. Dari pernyataan ini dapat digambarkan bahwa karyawan jarang mendapat
pujian atau apreasi untuk menghargai atas apa yang telah dikerjakan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
78
Menurut Mahsun 2006: 112Reward bisa juga dalam bentuk pujian atau sanjungan sebagai ungkapan pengakuan atas prestasi yang dicapai.Reward ini
tidak harus diwujudkan dalam bentuk finansial, misalnya insentif, bonus, ataupun tunjangan. Biasanya jika karyawan dihargai secara baik atas kinerjanya, maka
mereka mengembangkan rasa pencapaian atau pemenuhan yang akan membuat mereka bangga dalam pekerjaan mereka serta akan menimbulkan rasa
kepemilikan yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja.Menurut Mulyadi 2001: 424 sistem reward dan pengakuan atas kinerja karyawanmerupakan
sarana untuk mengarahkan perilaku karyawan keperilaku yang dihargaidan diakui oleh organisasi.Rewardberbasis kinerja mendorong karyawan dapat mengubah
kecenderungan semangatuntuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi Mulyadi dan Setyawan: 2001: 356.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurmaliza 2010 dengan judul “Pengaruh Reward dan Budaya Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Divisi Call Center Bagian Outbond Pada PT. Indosat Tbk Medan” dimana,hasil uji t menunjukkan bahwa reward dan
budaya kerja secara parsial mempengaruhi produktivitas karyawan divisi call center pada PT Indosat Tbk Medan. Penelitan ini juga sejalan dengan penelitian
Mangarisan Sinaga 2008 dengan judul “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Reward Terhadap Kinerja Karyawan PT. Soeloeng Laoet Medan” dimana
hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dan reward secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.
Soeloeng Laoet Medan.
Universitas Sumatera Utara
79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Uji F diketahui bahwa variabel Budaya Organisasi dan reward secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan PT. NV Perimex. 2. Berdasarkan Uji-t diketahui bahwa variabel budaya organisasi dan reward
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. NV Perimex.
3.
Nilai R Square sebesar 0,600 artinya budaya organisasi dan reward mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 60 dan sisanya 40 dapat
dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 4. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan R
2
menunjukkan bahwa hubungan antar variabel bebas Budaya Organisasi dan reward memiliki
hubungan yang erat terhadap Kinerja Karyawan PT. NV Perimex
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran sebagai berikut :
1. Variabel Budaya Organisasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dalam meningkatkan Kinerja Karyawan PT. NV Perimex sehingga
Universitas Sumatera Utara