16
2.1.5 Membangun Budaya Organisasi
Menurut Schein dalam Lako 2004 inisiatif dan dorongan untuk membentuk atau membangun suatu budaya organisasi seharusnya berasal dari
pemimpin Leaders karena mereka memiliki potensi terbesar melekatkan dan memperkuat aspek-aspek budaya melalui lima mekanisme utama
1. Attention, yaitu pemimpin dapat mengkomunikasikan prioritas-prioritas, nilai- nilai dan fokus perhatian mereka melaului pilihan terhadap sesuatuyang dapat
dintanyakan, diukur, dikomentari, dipuji dan dikritik. Kebanyakan komunikasi tersebut terjadi selama aktivitas monitoring perencanaan.
2. Reaction to crisis, dimana krisis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku organisasi karena emosonalitas terhadap krisis tersebut dapat
meningkatkankan potensi untuk belajar tentang nilai-nilai dan asumsi-asumsi dasar organisasi.
3. Role modeling, dimana pemimpin dapat mengkomunikasikan nilai-nilai dan harpan-harapan melalui tindakan-tindakan mereka sendiri.
4. Allocation of reward, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengalokasikan reward ,seperti kenaikan pembayaran atau promosi tentang apa yang dinilai
oleh pemimpin atau organisasi. 5. Criteria for selection and dismissal, dimana pemimpin dapat mempengaruhi
budaya dengan merekrut orang-orang yang memiliki value, skills, atau sifat- sifat tertentu atau mempromosikannya ke posisi-posisi yang memeliki
autoritas.
Universitas Sumatera Utara
17
2.1.6 Budaya Organisasi Kuat
Menurut Lako 2004: 31, model budaya organisasi yang ideal untuk suatu organisasi adalah yang memiliki paling sedikit dua sifat, yaitu:
1. Kuat strong, artinya budaya organisasi yang dibangun atau dikembangkan harus mampu mengikat dan mempengaruhi perilaku para individu pelaku
organisasi pemilik, manajemen dan karyawan untuk menyelaraskan goals congruence antara tujuan individu dan tujuan kelompok mereka dengan tujuan
organisasi. 2. Dinamis dan adaptif dynamic and adaptive. Artinya budaya organisasi yang
dibangun harus fleksibel dan responsif terhadap dinamika lingkungan internal dan eksternal organisasi seperti, tuntutan dari stakeholders eksternal dan
perubahan dalam lingkungan hukum, ekonomi, politik sosial, teknologi informasi, dan lain-lain.
2.1.7 Budaya Organisasi Lemah