Prioritas Strategi Pengembangan Minyak Akar Wangi

Bentuk kongkrit dari strategi ini adalah pelatihan dan pembimbingan juga penyediaan sarana dan modal yang diberikan tidak hanya dari pemerintah tapi juga oleh eksportir maupun penyuling kepada petani sehingga petani bisa menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan diantara seluruh pelaku rantai pasok dan pihak pemerintah. b Strategi Peningkatan Mutu Minyak Akar Wangi Strategi tersebut merupakan formulasi dari faktor kelemahan yaitu sistem produksi yang masih belum berorientasi kepada mutu dan faktor eksternal yaitu globalisasi perdagangan dunia dan munculnya negara pesaing. Mutu merupakan modal utama minyak akar wangi suatu negara diterima pasar dunia, jika mutu minyak akar wangi Indonesia rendah, maka harga jual menjadi rendah, oleh karena itu mutu merupakan hal yang mutlak harus diperhatikan. Tumbuhnya negara pesaing yang mampu menghasilkan minyak akar wangi dengan kualitas lebih baik dari Indonesia akan menjadi tandingan di pasar internasional. Kegitan kongkrit dari strategi ini adalah pelatihan dari pemerintah, lembaga riset dan perguruan tinggi maupun kelompok tani agar pola fikir petani berorientasi mutu, tidak hanya berorientasi pada pengembalian modal saja.

4.7. Prioritas Strategi Pengembangan Minyak Akar Wangi

Pemilihan strategi merupakan tahap terakhir dari proses pengolahan data dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan untuk memilih strategi dari beberapa alternatif strategi yang berhasil dibangkitkan yaitu dengan menggunakan Analitycal Hierarchy Process AHP. Penggunaan AHP sebagai alat untuk pemilihan strategi karena AHP memiliki fleksibelitas yang tinggi, kemampuan untuk mengakomodasi kompleksitas permasalahan yang ada kedalam sebuah hierarki dan keandalannya mengakomodasi konflik diantara para pakar yang memberikan pendapat. Identifikasi untuk tiap masing-masing elemen dalam hierarki AHP dilakukan oleh tujuh orang ahli. Tujuh orang ahli ini mewakili masing-masing elemen yang terdapat dalam sistem rantai pasok minyak akar wangi meliputi elemen pelaku usaha yaitu petani akar wangi, penyuling akar wangi dan pengumpul minyak akar wangi. Elemen pemerintahan diwakili oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Garut dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. Elemen akademisi diwakili oleh dosen IPB.

4.7.1 Ultimate Goal UG

Ultimate goal dari struktur hierarki ini adalah meningkatkan daya saing minyak akar wangi melalui rantai pasokan yang berkeseinambungan. Daya saing minyak akar wangi dan rantai pasok yang berkesinambungan dianggap penting karena persaingan yang terjadi bukan lagi persaingan pada tingkat lokal maupun nasional, namun pada tingkat internasional sehingga dibutuhkan daya saing yang tinggi dalam hal ini adalah kualitas yang baik dan kuantitas yang stabil agar minyak akar wangi Indonesia bisa bertahan dalam persaingan pasar internasional.

4.7.2 Faktor

Faktor-faktor utama yang berpengaruh signifikan dalam industri minyak akar wangi adalah sebagai berukut: a. Kualitas Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan motor dari kegiatan produksi minyak akar wangi, karena SDM merupak penggerak utama kegiatan produksi, sehingga untuk menghasilkan minyak akar wangi yang memiliki kualitas dan kuantitas yang tinggi maka kegiatan produksi harus dilakukan oleh SDM yang berkualitas. b. Modal Modal diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi minyak akar wangi. Modal merupakan masalah yang sering muncul ketika suatu usaha ingin berkembang, karena dibutuhkan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan investasi. Demikian pula dalam usaha minyak akar wangi, modal merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan produksi, karena digunakan untuk membiayai kegiatan operasional. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas, dibutuhkan modal yang tidak sedikit, karena alat penyulingan yang mampu menghasilkan rendemen yang berkualitas memiliki harga yang mahal. c. Good agricultural and good manufacturing practice Good agricultural processi GAP merupakan serangkaian prosedur budidaya suatu komoditas dalam hal ini adalah akar wangi yang sengaja disusun untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Good manufacturing process GMP merupakan serangkaian prosedur kegiatan pengolahan komoditas dalam hal ini adalah akar wangi mentah menjadi lebih bernilai yang disusun untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas yang diolah. d. Potensi pasar Potensi pasar merupakan kemampuan pasar untuk menyerap minyak akar wangi yang dihasilkan oleh pengrajin minyak akar wangi. Makin tinggi potensi pasar maka akan makin mendorong berkembangnya industri minyak akar wangi, karena banyak petani yang tertarik untuk bergabung membudidayakan akar wangi. e. Kualitas dan ketersediaan bahan baku kualitas dan ketersediaan bahan baku merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberlangsungan industri minyak akar wangi. Ketersediaan bahan baku merupakan faktor yang penting bagi para eksportir, ketersediaan bahan baku yang tinggi akan meningkatkan kerjasama antara petanipenyuling dan pengumpul minyakeksportir.

4.7.3 Aktor

Aktor-aktor utama yang mempengaruhi industri minyak akar wangi adalah sebagai berikut: a. Pemerintah Pemda b. Koperasiasosiasi petani penyuling minyak akar wangi c. Eksportir d. Lembaga riset dan perguruan tinggi e. Perbankan

4.7.4 Tujuan

Tujuan keberlangsungan industri minyak akar wangi adalah: a. Keberlangsungan usaha b. Pemerataan pendapat c. Memenuhi permintaan ekspor

4.7.5 Alternatif Strategi

Alternatif strategi rantai pasok minyak akar wangi yang diperoleh dari analisis SWOT adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan produktivitas akar wangi dengan peralatan dan teknologi baru b. Penguatan aspek finansial c. Peningkatan mutu minyak akar wangi d. Peningkatan Kualitas SDM e. Peningkatan kemitraan diantara stakeholder f. Fasilitasi pemerintah Struktur hierarki AHP yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 11. dibawah ini. 70 Gambar 11. Struktur Hierarki AHP Ultimate Goal Faktor Aktor Tujuan Alternatif Strategi Meningkatkan produktivitas akar wangi dengan peralatan dan teknologi baru 0,123 Fasilitasi pemerintah 0,087 Meningkatkan daya saing minyak akar wangi melalui rantai pasokan yang berkesinambungan Kualitas SDM 0,341 Modal 0,138 Good Agricultural Good Manufacturing Process 0,125 Potensi Pasar 0,167 Ketersediaan dan kualitas bahan baku 0,229 Pemerintah 0.236 Perbankan 0,091 Lembaga Riset dan Perguruan Tinggi 0,228 Koperasi Asosiasi Petani dan Penyuling 0.313 Eskportir 0,133 Keberlangsungan Usaha 0,499 Pemerataan Pendapatan 0,222 Memenuhi Permintaan Ekspor 0,279 Penguatan aspek finansial 0,174 Peningkatan mutu minyak akar wangi 0,285 Peningkatan kualitas SDM 0,189 Peningkatan kemitraan diantara stakeholder 0,138

4.8. Analisis Hubungan Antar Elemen Hierarki. a. Hubungan Faktor dan Ultimate Goal