Karakteristik Tanaman Akar Wangi Industri Akar Wangi Kabupaten Garut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai karakteristik tanaman akar wangi, keadaan usaha akar wangi di Indonesia, keadaan rantai pasok minyak akar wangi, analisis faktor internal dan eksternal usaha minyak akar wangi, perumusan dan rumusan strategi rantai pasok minyak akar wangi.

4.1. Karakteristik Tanaman Akar Wangi

Akar wangi Vetiveria zizanoides Stapt termasuk famili Gramine atau rumput-rumputan. Memiliki bau yang sangat wangi, tumbuh merumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak berwarna merah tua. Tangkai daun tersembul dari akar tinggal sampai mencapai 200 cm. Daun akar wangi berwarna kelabu, tampak kaku, panjangnya mencapai 100 cm dan tidak mengandung minyak. Bunganya berwarna hijau atau ungu. Cara memperbanyak dengan biji, memisahkan anak rumpun atau memecah akar tinggal yang telah bertunas Mulyati dkk, 2009. Tanaman akar wangi dapat ditanam dengan sistem monokultur maupun tumpang sari. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki ketinggian antara 500-1500 m diatas permukaan laut. Curah hujan yang cocok berkisar antara 1500-2500 mm setiap tahun, dengan suhu lingkungan 17-27 C, dan derajat keasaman tanah pH sekitar 6-7. Tanaman ini cocok tumbuh di tanah berpasir antsol atau tanah abu vulkanik yang berada di lereng-lereng bukit. Pada jenis tanah tersebut akar akan menjadi panjang juga lebat, selain itu akar akan mudah dicabut tanpa ada yang tertinggal. Sebaliknya pada tanah yang padat dan berat akan mengakibatkan akar sulit dicabut dengan sempurna dan rendemen yang dihasilkan akan rendah. Tanaman akar wangi dapat ditanam sepanjang tahun, namun waktu terbaik adalah musim penghujan. Gambar 4. Tanaman akar wangi

4.2. Industri Akar Wangi Kabupaten Garut

Minyak akar wangi dari Indonesia telah dikenal di pasar dunia dengan nama Java vetiver oil. Minyak akar wangi indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki banyak faktor penunjang. Faktor penunjang tersebut diantaranya adalah tanah dan iklim Indonesia yang cocok untuk pengembangan akar wangi, ketersediaan areal potensial, terbukanya peluang pasar lokal dan pasar ekspor, serta didukung oleh lembaga penelitian yang menyiapkan teknologi untuk peningkatan produktivitas, pengolahan hasil dan peningkatan mutu. Faktor-faktor penunjang ini menjadikan industri minyak akar wangi sangat prospektif untuk dikembangkan agar mampu menembus pangsa pasar domestik maupun luar negeri. Minyak akar wangi merupakan bahan baku kosmetik, pewangi sabun, pembuatan parfum, dan obat-obatan. Tanaman akar wangi vetiveria zizaniodes berasal dari India, Birma, dan Srilangka. Tetapi tidak diketahui secara pasti sejak kapan tanaman akar wangi dibudidayakan di Indonesia. Sentra produksi bahan baku akar wangi di Indonesia tersaji pada Tabel 11 . Tabel 11 . Sentra produksi akar wangi di Indonesia No Propinsi Jumlah Kabupaten Luas Ha 1 Jawa Barat 1 2500 2 Jawa Tengah 2 29 3 DI Yogyakarta 3 11 Jumlah 6 2540 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan dalam Mulyati dkk 2009 Tiga provinsi yang menjadi sentra produksi akar wangi di Indonesia. Sentra produksi yang berada di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta kurang mengalami perkembangan. Budidaya akar wangi di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta tidak difokuskan untuk menghasilkan minyak akar wangi, namun difokuskan untuk bahan kerajinan, sedangkan akar wangi di Jawa Barat difokuskan sebagai penghasil minyak akar wangi. Jawa Barat merupakan daerah penghasil akar wangi dengan luas lahan terluas di Indonesia yaitu 2400 Ha, sentra produksi akar wangi di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Garut. Keputusan Bupati Kabupaten Garut Nomor : 520SK. 196-HUK96 tanggal 6 Agustus 1996 menetapkan luas areal perkebunan akar wangi dan pengembangannya oleh masyarakat yaitu seluas 2.400 Ha. Namun, pada kenyataannya saat ini hanya 2.318 Ha areal perkebunana akar wangi yang tersebar di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Samarang seluas 1.141 Ha, Kecamatan Bayongbong seluas 112 Ha, Kecamatan Cilawu seluas 240 Ha, dan Kecamatan Leles seluas 750 Ha. Dalam setahun tercatat 2.318 Ha luas garapan perkebunan akar wangi yang memproduksi minyak sebanyak 75 ton, dengan rincian pada tabel 12: Tabel 12. Luas lahan dan produksi akar wangi di Kabupaten Garut Kecamatan Luas Ha Produksi Ton Cilawu 240 8,0 Bayongbong 112 3,7 Samarang 1.141 37,4 Pasirwangi 75 2,5 Leles 750 23,4 Jumlah 2.318 75,0 Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Garut dalam Mulyati dkk 2009 Berdasarkan data Dinas Perkebunan Kabupaten Garut 2010, kegiatan pengembangan akar wangi melibatkan 1.203 orang sebagai pemilik Kepala Keluarga dan 52.717 orang tenaga kerja. Mereka tergabung dalam 33 kelompok tani. Terdapat 9 kelompok tani di Kecamatan Samarang, 12 kelompok tani di Leles, 10 kelompok tani di Cilawu dan 2 kelompok tani di Bayongbong. Jumlah pengolah atau penyuling sebanyak 30 unit usaha yang tersebar di Kecamatan Samarang dan Pasirwangi 11 unit usaha, Leles 12 unit usaha, Bayongbong 5 unit usaha, dan Cilawu 2 unit usaha. Jepang, Singapura, Inggris, Amerika Serikat, Swiss, Italia, Jerman, Hongkong, dan India merupakan pasar luar negeri yang menyerap produk minyak akar wangi dari Garut Mulyati dkk., 2009. Peluang ekspor untuk pemasaran minyak akar wangi juga masih cukup terbuka khususnya ekspor untuk kawasan Asia Selatan dan Asia Timur, Eropa Timur dan Amerika Selatan. Saat ini hanya negara Tahitti dan Borbon juga sebagai pesaing utama minyak akar wangi Indonesia, yang mengembangkan jenis komoditas yang sama. Hasil produksi minyak akar wangi asal Kabupaten Garut termasuk mendominasi di pasar dunia tetapi produksinya masih sangat terbatas baik dalam teknologi maupun permodalannya. Pada tahun terakhir nilai penjualan ekspor komoditas minyak akar wangi adalah sebesar 25.750 kg senilai 1.416.250,00 US. Volume nilai ekspor dan kapasitas produksi minyak akar wangi tidak berubah secara signifikan dari tahun sebelumnya. Tabel 13. Volume dan nilai ekspor minyak akar wangi tahun 2009-2010 Komoditas 2009 2010 Negara Tujuan Volume Nilai US Volume Nilai US Minyak Akar Wangi 23.510 Kg 1.364.587 25.750 Kg 1.416.250 Jepang, Singapura, Inggris, USA, Swiss, Italia, Jerman, Hongkong, India Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Perkoperasian Kabupaten Garut, 2011

4.3. Identifikasi Rantai Pasokan Minyak Akar Wangi