Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah seseorang
itu sendiri personal, pendidikan, keluarga atau family, teman sepergaulan dan sahabat yang bisa diajak untuk berdiskusi tentang ide-
ide wirausaha, lingkungan sosial, serta pengalaman peserta didik dalam berwirausaha.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:
1. Novita Diyan Kusumaningrum 2012 dalam skripsi yang berjudul “Kontribusi Mata Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha
pada Siswa Kelas XII Jurusan Kriya Tekstil SMKN 1 Kalasan”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan subjek penelitiannya adalah siswa
kelas XII Jurusan Kriya Tekstil SMKN 1 Kalasan sejumlah 51 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1 pelaksanaan Mata Pelajaran
Kewirausahaan pada siswa Kelas XII Jurusan Kriya Tekstil SMKN 1 Kalasan dalam kategori baik dengan nilai rerata 87,71, 2 minat
berwirausaha pada siswa Kelaas XII Jurusan Kriya Tekstil SMKN 1 Kalasan dalam kategori baik dengan nilai rerata 84,25, 3 terdapat
kontribusi yang positif antara pelaksanaan Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan minat berwirausaha yang ditunjukkan dengan nilai Sumbangan
Efektif SE sebesar 47,5, 4 diperoleh persamaan y= 18,3 + 0,75x
sehingga dapat diartikan bahwa apabila nilai pelaksanaan Mata Pelajaran Kewirausahaan bertambah 1, maka nilai rata-rata minat berwirausaha akan
bertambah 0,75. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novita Diyan
Kusumaningrum adalah sama-sama meneliti minat berwirausaha siswa SMK, sedangkan perbedaannya terletak pada subjek, metode, dan tempat
penelitian. 2. Marsellywati Obess 2014 dalam skripsi yang berjudul “Pelaksanaan
Pembelajaran Pendidikan Kewirausahaan Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK BOPKRI 1 Yogyakarta”.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran
SMK BOPKRI 1 Yogyakarta sejumlah 31 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewirausahaan
pada kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Bopkri 1 Yogyakarta termasuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 3,09.
Pembelajaran pendidikan kewirausahaan sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewirausahaan pada kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran yaitu: tidak semua siswa ikut
terlibat dalam proses pembelajaran pendidikan kewirausahaan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan
pembelajaran pendidikan kewirausahaan pada kelas X program keahlian
Administrasi Perkantoran yaitu: menciptakan metode mengajar yang bervariasi sehingga mudah untuk dipahami oleh siswa.
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marsellywati Obess adalah sama-sama meneliti pembelajaran kewirausahaan kompetensi
keahlian Administrasi Perkantoran SMK dan metode penelitian yang digunakan. Sedangkan perbedaannya terletak pada subjek dan tempat
penelitian.
C. Kerangka Pikir