Jurnal Sosiografi Indonesia (UGM)
4. Jurnal Sosiografi Indonesia (UGM)
Jurnal Sosiografi Indonesia dan Hukum Adat terbit sejak tahun 1955 sampai dengan tahun 1961. Kelekatan kajian sosiologi pada hukum masih tampak dalam komposisi majalah tersebut yang banyak diawaki ahli hukum (meester in de rechten) dalam keredaksiannya. Tercatat sebagai penanggung jawab majalah tersebut adalah Prof. Dr. Mr. M.M. Djojodigoeno, sekretaris
62 H ten Dam, “Cooperation and Social Structure in the Village of Chibodas”, dalam W. F. Wertheim (ed.), Indonesian Economics, the Concept of
Dualism in Theory and Practice , (The Hague: W. van Hoeve, 1961), hal. 345-382. Bandingkan juga dengan Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo, Sosiologi Pedesaan, Kumpulan Bacaan Jilid 1, (Yogyakarta: GMU Press, 2005), hal. 108-128
Melacak Sejarah Pemikiran Agraria redaksi Wahjoeddin Widjaja, dan para redaksi di antaranya
adalah Mr. Soedarso, Mr. Soemardjo Hadiwignjo, Mr. Sarwono, Mr. Kaharkoesman, Mr. Pandam Goeritno, dan Marjanto. 63
Berbagai kajian lapangannya sangat kaya, bahkan menghasilkan monografi daerah (desa dan dukuh). Dari kurang lebih 30 kajian, 2/3 adalah Jawa, selebihnya Sulawesi
(2), Sumatera (3), Kalimantan (1), dan Bali (3). Berbagai soal terkait pedesaan dikaji dalam berbagai segi, seperti pertaniannya, kehi- dupan ekonomi, struktur kelas, kepemimpinan dan pemerin- tahan desa, kepercayaan masyarakat, tingkat hidup penduduk, susunan kekerabatan, dan lain-lain. 64
Penelitian-penelitian lapangannya menunjukkan banyak contoh stratifikasi sosial berdasar ketimpangan penguasaan tanah daripada berbagi kemiskinan. 65 Sebagai contoh adalah penelitian
Soemarjo Hadiwignjo, “Disguised Unemployment dan Beberapa Aspek Sosial di dukuh Karangmodjo, Kalasan”. 66 Penelitian ini
dilakukan dari bulan Desember 1958 hingga Januari 1959. Dalam
pengangguran terselubung, penelitian ini mengaitkannya dengan faktor kepemilikan tanah. Dari situ terlihat siapa yang melakukan pekerjaan tambahan di luar pertanian, siapa yang bertani, dan siapa yang menjadi buruh tani. Cara mengetahui siapa yang menguasai tanah saat itu mula- mula dilacak melalui “letter C” di kantor kelurahan yang telah dibuat sejak tahun 1935, ditambah dengan beberapa wawancara.
menitikberatkan
soal
Sosiografi Indonesia adalah majalah yang dibentuk oleh Panitya Social Research Universitas Gadjah Mada. Panitia ini di- bentuk tahun 1951, dipersiapkan dalam rangka kerjasama de- ngan tim lapangan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Tim yang terakhir ini dipimpin oleh Rufus Hendon de- ngan beranggotakan 7 calon Ph.D Universitas Harvard: Clifford
63 Lihat dalam halaman kulit Jurnal Sosiografi dan Hukum Adat, Yogyakarta, Pembina Hukum Adat, Tahun III, No. 1 & 2, 1961.
64 Kampto Utomo, op.cit., hal. 269. 65 Ben White, op.cit., hal. 116. 66 Jurnal Sosiografi dan Hukum Adat, op.cit., hal 21.
Ahmad Nashih Luthfi Geertz, Hilderd Geertz, Robert Jay, Donald Fagg, 67 Edward
Ryan, dan Alice Dewey, dan Lea Williams. Tim disambut oleh 3 professor, dan salah satu yang me- nyambutnya secara hangat adalah Prof. Iso Reksohadiprojo. 68 Terpisahnya kerjasama antara Tim MIT dengan UGM menurut versi Clifford Geertz berawal dari usulan UGM yang meng- anjurkan Tim memilih lokasi penelitian di Wonosobo. Daerah lereng pegunungan ini dikenal dengan langkanya persediaan beras. Usulan lain UGM, menurut Geertz, adalah agar Tim menetap di penginapan/hotel yang ada di daerah itu dan mengundang para responden untuk diwawancarai, seperti gaya penelitian orang Belanda lama. Ide itu ditolak oleh Tim sebab tidak mencerminkan cara kerja antropologi sesungguhnya. 69
Meski kerjasama UGM dengan Tim MIT (yang kemudian memilih lokasi Pare, Kediri) akhirnya gagal, panitia dari UGM yang telah dipersiapkan itu tetap melanjutkan kegiatan-kegiatan riset, dan lahirlah majalah Sosiografi Indonesia tersebut.