Kalimat Majemuk Subordinatif Terjemahan Tafsir Al-Quran Al-Karȋ M Karya Mahmud Yunus: Kalimat Majemuk Subordinatif Hubungan Komplementasi Dalam Surat Al-Baqarah

15 Pada umumnya posisi klausa yang diawali oleh koordinator dan, atau, dan tetapi tidak dapat diubah tanpa menghasilkan kalimat yang tidak berterima. Sebaliknya, posisi klausa yang diawali subordinator dapat berubah. 21 Contoh: 18 Dalam pengungsian itu saya sering melihat orang ditembak musuh dan mayatnyadibuang begitu saja. 19 Saudara harus meminjam uang dari bank atau menjual rumah Saudara. Klausa yang diawali oleh koordinator dan, tetapi, dan atau akan menghasilkan kalimat yang tidak berterima jika klausa itu ditempatkan pada awal kalimat. Contoh: 20 Atau menjual rumah untuk memperoleh uang tunai, Saudara harus meminjam uang dari bank. 21 Dan mayatnya begitu saja, dalam pengungsian itu saya sering melihat orang ditembak musuh. Lain halnya dengan klausa yang diawali oleh subordinator seperti selama, walaupun, dan sebelum.Pemindahan klausa subordinatif itu pada awal kalimat menghasilkan kalimat yang baik. Contoh: 22 Selama hayat dikandung badan, para pejuang itu pantang menyerah. 23 Walaupun perusahaannya mengalami kerugian, pengusaha itu harus membayar pajak. 24 Sebelum atasan kita mengambil putusan, kita jangan bertindak. Urutan yang tetap yang telah dibicarakan di atas berhubungan erat dengan pronominalisasi. Acuan kataforis pronomina yang mendahului nomina yang 21 Hasan Alwi, dkk. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai, 1988, h. 311- 313 16 diacunya tidak diperolehkan dalam hubungan subordinasi, tetapi tidak diperbolehkan dalam hubungan koordinasi. Perhatikan contoh yang berikut dengan pronominal dia yang mendahului Hasan. 25 Dia suka lagu keroncong, tetapi Hasan tidak mau membeli kaset itu. Dalam kalimat tersebut, kedua kata itu tidak mengacu kepada orang yang sama. 26 Walaupun dia menyukai lagu keroncong, Hasan tidak mau membeli kaset. Dalam kalimat ini kedua kata dapat, walaupun tidak harus, mengacu kepada orang yang sama. Sebuah koordinator tidak dapat didahului oleh koordinator lain, tetapi dapat diikuti oleh kata yang memerincikan jenis hubungan antara kedua klausa yang dihubungkan itu. 27 Sidang mempertimbangkan usul salah seorang peserta dan kemudian menerimanya dengan surat bulat. 28 Terdakwa itu tidak menunjukkan penyesalannya dan malah mengancam hakim yang memimpin sidang. Penggunaan kemudian pada kalimat 24 adalah untuk lebih memperjelas gabungan klausa yang menunjukkan urutan waktu, dan penggunaan malah dalam kalimat 25 adalah untuk lebih menekankan gabungan klausa yang menunjukkan penguatan atau penegasan. 22 22 Hasan Alwi, dkk. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai, 1988, h. 314 17

2. Ciri-Ciri Semantis Hubungan Koordinasi dan Subordinasi

Dalam hubungan subordinasi, klausa yang mengikuti subordinator memuat informasi atau pernyataan yang dianggap sekunder oleh pemakai bahasa, sedangkan klausa yang lain memuat pesan utama kalimat tersebut. Klausa yang dihubungkan oleh koordinator tidak menyatakan perbedaan tingkat pesan yang dikandung oleh kedua klausa tersebut.Perbedaan semantis itu sejajar dengan perbedaan sintaksis. 23 29 Orang tua itu putus asa dan bunuh diri. 30 Pemuda iu bekerja keras dan berhasil. 31 Orang tua itu bunuh diri karena dia putus asa. 32 Pemuda itu berhasil karena dia bekerja keras. Kalimat 26 dan 27 terdiri atas dua klausa yang dihubungkan oleh koordinator, sedangkan kalimat 28 dan 29 terdiri atas dua klausa yang dihubungkan oleh subordinator. Kedua kalimat itu mempunyai pesan yang kurang lebih sama, yaitu hubungan sebab akibat. Perbedaannya terdapat pada pengutamaan pesan yang dikandung oleh setiap klausa. Ciri semantis kedua adalah bahwa kalimat sematan yang dihubungkan oleh subordinator umunya dapat diganti dengan kata atau frasa tertentu sesuai dengan makna kalimat sematan itu.Jika kalimat sematan itu menyatakan waktu, maka kata atau frasa yang mengacu ke waktu dapat dipakai sebagai pengganti. 24 33 Kami harus pergi sebelum sebelum dia datang. 34 Kami harus pergi pukul lima. 23 Hasan Alwi, dkk. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai, 1988, h. 314- 315 24 Hasan Alwi, dkk. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai, 1988, h.315 18

D. HUBUNGAN SEMANTIK ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT

MAJEMUK KOORDINATIF 1. Penjumlahan Yang dimaksud hubungan penjumlahan adalah hubungan yang menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, atau proses.Hubungan ini ditandai oleh konjungsi dan, serta, baik… maupun, lalu, kemudian, padahal, sedangkan.Kadang-kadang konjungsi bersifat manasuka, yakni boleh dipakai atau tidak. Hubungan penjumlahan dapat menyatakan a sebab-akibat, b urutan waktu, c pertentangan, dan d perluasan. 25 a. Penjumlahan yang Menyatakan Sebab Akibat Terjadi apabila klausa kedua merupakan akibat dari klausa pertama. 35 Tsunami telah melanda Jepang dan semua fasilitas publik rusak berantakan. 36 Sudah sebulan kami mengarungi laut dan kami amat merindukan daratan yang sejuk serta kehidupan normal. b. Penjumlahan yang Menyatakan Urutan Waktu Terjadi apabila klausa kedua merupakan urutan dari peristiwa yang terjadi pada klausa pertama. Koordinator yang dipakai antara laindan, kemudian, dan lalu. 37 Dia mengambil uang receh dan memberikannya pada pengemis itu. 25 Miftahul Khairah dan Sakura Ridwan.Sintaksis Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi, Jakarta: Bumi Aksra, 2014, h. 208 19 38 Yusuf Kalla meresmikan masjid itu lalu berdialog bersama masyarakat sekitar. c. Penjumlahan yang Menyatakan Pertentangan Terjadi apabila klausa kedua menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan apayang dinyatakan dalam klausa pertama. 39 Kedua anak itu asyik bercanda, sedangkan gurunya sedang menerangkan pelajaran serius. 40 Para undangan seminar mulai berdatangan, padahal kami belum siap. 26 d. Penjumlahan yang Menyatakan Perluasan Terjadi apabila klausa kedua memberikan informasi atau penjelasan tambahan untuk melengkapi pernyataan pada klausa pertama.Konjungsi yang digunakan adalah dan, serta, dan baik… maupun. 41 Dia tetap dermawan baik saat sempit maupun saat lapang. 42 Singapura menjadi destinasi utama bagi warga Indonesia, baik yang ingin berelaksasi maupun sekadar mencari penyegaran.

2. Keadaan Simultantif

Hubungan ini terdapat dalam kalimat majemuk setara yang masing-masing klausanya menunjukkan suatu keadaan yang tidak saling berhubungan secara temporer. 26 Miftahul Khairah dan Sakura Ridwan.Sintaksis Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi, Jakarta: Bumi Aksra, 2014, h. 209