15
Pada umumnya posisi klausa yang diawali oleh koordinator dan, atau, dan tetapi tidak dapat diubah tanpa menghasilkan kalimat yang tidak berterima. Sebaliknya,
posisi klausa yang diawali subordinator dapat berubah.
21
Contoh: 18
Dalam pengungsian itu saya sering melihat orang ditembak musuh dan mayatnyadibuang begitu saja.
19 Saudara harus meminjam uang dari bank atau menjual rumah
Saudara. Klausa yang diawali oleh koordinator dan, tetapi, dan atau akan menghasilkan
kalimat yang tidak berterima jika klausa itu ditempatkan pada awal kalimat. Contoh:
20 Atau menjual rumah untuk memperoleh uang tunai, Saudara harus
meminjam uang dari bank. 21
Dan mayatnya begitu saja, dalam pengungsian itu saya sering melihat orang ditembak musuh.
Lain halnya dengan klausa yang diawali oleh subordinator seperti selama, walaupun, dan sebelum.Pemindahan klausa subordinatif itu pada awal kalimat
menghasilkan kalimat yang baik. Contoh: 22
Selama hayat dikandung badan, para pejuang itu pantang menyerah. 23
Walaupun perusahaannya mengalami kerugian, pengusaha itu harus membayar pajak.
24 Sebelum atasan kita mengambil putusan, kita jangan bertindak.
Urutan yang tetap yang telah dibicarakan di atas berhubungan erat dengan pronominalisasi. Acuan kataforis pronomina yang mendahului nomina yang
21
Hasan Alwi, dkk. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai, 1988, h. 311- 313
16
diacunya tidak diperolehkan dalam hubungan subordinasi, tetapi tidak diperbolehkan dalam hubungan koordinasi. Perhatikan contoh yang berikut
dengan pronominal dia yang mendahului Hasan. 25
Dia suka lagu keroncong, tetapi Hasan tidak mau membeli kaset itu. Dalam kalimat tersebut, kedua kata itu tidak mengacu kepada orang
yang sama. 26
Walaupun dia menyukai lagu keroncong, Hasan tidak mau membeli kaset. Dalam kalimat ini kedua kata dapat, walaupun tidak harus,
mengacu kepada orang yang sama. Sebuah koordinator tidak dapat didahului oleh koordinator lain, tetapi dapat
diikuti oleh kata yang memerincikan jenis hubungan antara kedua klausa yang dihubungkan itu.
27 Sidang mempertimbangkan usul salah seorang peserta dan kemudian
menerimanya dengan surat bulat. 28
Terdakwa itu tidak menunjukkan penyesalannya dan malah mengancam hakim yang memimpin sidang.
Penggunaan kemudian pada kalimat 24 adalah untuk lebih memperjelas gabungan klausa yang menunjukkan urutan waktu, dan penggunaan malah dalam
kalimat 25 adalah untuk lebih menekankan gabungan klausa yang menunjukkan penguatan atau penegasan.
22
22
Hasan Alwi, dkk. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai, 1988, h. 314
17
2. Ciri-Ciri Semantis Hubungan Koordinasi dan Subordinasi
Dalam hubungan subordinasi, klausa yang mengikuti subordinator memuat informasi atau pernyataan yang dianggap sekunder oleh pemakai bahasa,
sedangkan klausa yang lain memuat pesan utama kalimat tersebut. Klausa yang dihubungkan oleh koordinator tidak menyatakan perbedaan tingkat pesan yang
dikandung oleh kedua klausa tersebut.Perbedaan semantis itu sejajar dengan perbedaan sintaksis.
23
29 Orang tua itu putus asa dan bunuh diri.
30 Pemuda iu bekerja keras dan berhasil.
31 Orang tua itu bunuh diri karena dia putus asa.
32 Pemuda itu berhasil karena dia bekerja keras.
Kalimat 26 dan 27 terdiri atas dua klausa yang dihubungkan oleh koordinator, sedangkan kalimat 28 dan 29 terdiri atas dua klausa yang
dihubungkan oleh subordinator. Kedua kalimat itu mempunyai pesan yang kurang lebih sama, yaitu hubungan sebab akibat. Perbedaannya terdapat pada
pengutamaan pesan yang dikandung oleh setiap klausa. Ciri semantis kedua adalah bahwa kalimat sematan yang dihubungkan oleh
subordinator umunya dapat diganti dengan kata atau frasa tertentu sesuai dengan makna kalimat sematan itu.Jika kalimat sematan itu menyatakan waktu, maka kata
atau frasa yang mengacu ke waktu dapat dipakai sebagai pengganti.
24
33 Kami harus pergi sebelum sebelum dia datang.
34 Kami harus pergi pukul lima.
23
Hasan Alwi, dkk. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai, 1988, h. 314- 315
24
Hasan Alwi, dkk. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai, 1988, h.315
18
D. HUBUNGAN SEMANTIK ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT
MAJEMUK KOORDINATIF 1.
Penjumlahan
Yang dimaksud hubungan penjumlahan adalah hubungan yang menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa,
atau proses.Hubungan ini ditandai oleh konjungsi dan, serta, baik…
maupun, lalu, kemudian, padahal, sedangkan.Kadang-kadang konjungsi bersifat manasuka, yakni boleh dipakai atau tidak. Hubungan
penjumlahan dapat menyatakan a sebab-akibat, b urutan waktu, c pertentangan, dan d perluasan.
25
a. Penjumlahan yang Menyatakan Sebab Akibat
Terjadi apabila klausa kedua merupakan akibat dari klausa pertama. 35
Tsunami telah melanda Jepang dan semua fasilitas publik rusak berantakan.
36 Sudah sebulan kami mengarungi laut dan kami amat
merindukan daratan yang sejuk serta kehidupan normal. b.
Penjumlahan yang Menyatakan Urutan Waktu Terjadi apabila klausa kedua merupakan urutan dari peristiwa
yang terjadi pada klausa pertama. Koordinator yang dipakai antara laindan, kemudian, dan lalu.
37 Dia mengambil uang receh dan memberikannya pada
pengemis itu.
25
Miftahul Khairah dan Sakura Ridwan.Sintaksis Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi, Jakarta: Bumi Aksra, 2014, h. 208
19
38 Yusuf Kalla meresmikan masjid itu lalu berdialog bersama
masyarakat sekitar. c.
Penjumlahan yang Menyatakan Pertentangan Terjadi apabila klausa kedua menyatakan sesuatu yang
bertentangan dengan apayang dinyatakan dalam klausa pertama. 39
Kedua anak itu asyik bercanda, sedangkan gurunya sedang menerangkan pelajaran serius.
40 Para undangan seminar mulai berdatangan, padahal kami
belum siap.
26
d. Penjumlahan yang Menyatakan Perluasan
Terjadi apabila klausa kedua memberikan informasi atau penjelasan tambahan untuk melengkapi pernyataan pada klausa
pertama.Konjungsi yang digunakan adalah dan, serta, dan baik…
maupun. 41
Dia tetap dermawan baik saat sempit maupun saat lapang. 42
Singapura menjadi destinasi utama bagi warga Indonesia, baik yang ingin berelaksasi maupun sekadar mencari
penyegaran.
2. Keadaan Simultantif
Hubungan ini terdapat dalam kalimat majemuk setara yang masing-masing klausanya menunjukkan suatu keadaan yang tidak saling
berhubungan secara temporer.
26
Miftahul Khairah dan Sakura Ridwan.Sintaksis Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi, Jakarta: Bumi Aksra, 2014, h. 209