Primer 2,97 Sekunder 28,30 Tertier 68,73 Gambaran Umum Wilayah dan Perekenomian Kota Medan

Lebih lanjut Tabel 4.2. menyajikan profil perkenomian Kota Medan dilihat dari persentase distribusi PDRB dan peyerapan tenaga kerja persektor ekonomi dan lapangan usaha. Tabel 4.2. Struktur PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Kota Medan Tahun 2006 SektorLapangan Usaha Kontribusi PDRB Penyerapan Lapangan Kerja

I. Primer 2,97

5.43 1. Pertanian 2,96 5.04 2. Pertambangan Penggalian 0,01 0,39

II. Sekunder 28,30

24,21 3. Industri Pengolahan 16,27 15,05 4. Listrik,Gas,Air Bersih 2,23 0,71 5. Konstruksi 9,80 8,45

III. Tertier 68,73

70,36 6. Perdagangan, Hotel Restoran 25,92 35,73 7. Transportasi Telekomunikasi 18,45 17,59 8. Keuangan Jasa Perusahaan 13,64 4,84 9. Jasa-jasa lainnya 10,72 12,19 JUMLAH 100 100 Sumber : BPS Kota Medan Tahun 2007 Dari data terlihat bahwa sekitar 95 lapangan kerja berada pada sektor sekunder dan tertier. Data tersebut tampak juga dari pemandangan sehari-hari di Kota Medan, terlihat bahwa lapangan kerjausaha yang dominan berada pada sektor sekunder dan tertier. Kedudukan Kota Medan yang strategis menjadikan Medan banyak dipilih sebagai tempat berinvestasi oleh baik dari luar maupun dalam negeri. Peluang investasi ini semakin dimungkinkan dengan tersedianya kawasan khusus yang diperuntukkan bagi industri di Kota Medan, yaitu Kawasan Industri Medan KIM. Profil umum wilayah dan perekonomian di atas dapat menggambarkan potensi wilayah Kota Medan berada pada sektor sekunder dan tertier, khususnya mencakup Universitas Sumatera Utara lapangan usaha bidang industri, perdagangan dan jasa. Dalam memaksimalkan manfaat yang didapatkan masyarakat Kota Medan secara keseluruhan dari potensi wilayah tersebut, maka tantangan terbesarnya terletak pada dukungan sumber daya manusia. Dibutuhkan daya dukung sumber daya manusia yang dapat mengelola dan memanfaatkan potensi wilayah tersebut. Sumber daya manusia dimaksud adalah sumber daya manusia yang mampu mengelola potensi sektor jasa, industri dan perdagangan. Dan itu dicapai melalui perencanaan pendidikan yang menghasilkan ouput yang mampu mendukung dan mengelola potensi wilayah. Dalam UU No. 322004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan pendidikan bukan saja termasuk urusan yang didesentralisasikan, tetapi bahkan menjadi urusan wajib yang harus diupayakan oleh daerah; hal ini terlihat dalam Pasal 14 ayat 1 UU No. 322004. Ini artinya, pertama, pusat wajib menyerahkan penyelenggaraan urusan itu kepada daerah; kedua, daerah tidak bisa menolak dengan alasan apa pun untuk menyelenggarakannya. Selanjutnya berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang disahkan tanggal 11 Juni 2003, terdapat paling tidak sembilan belas pasal yang menggandengkan kata pemerintah dan pemerintah daerah, yang konotasinya adalah berbagai kebijakan dalam pembangunan pendidikan hendaknya selalu mengawinkan kepentingan nasional dan kepentingan lokal daerah. Pada pasal 50 ayat 4 disebutkan bahwa pemerintah kabupatenkota berkewajiban mengelola satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal. Kota Medan sebagai kota jasa, perdagangan dan industri harus mampu mengelola pendidikan yang dikaitkan dengan potensi wilayahlokal. Universitas Sumatera Utara Seperti yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu dari tulisan ini, bahwa salah satu jenis pendidikan yang sangan relevan untuk dikembangkan di Kota Medan adalah pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMK. SMK dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan mendukung potensi wilayah. Kurikulumnya sangat fleksibel pengembangannya unutuk menghasilkan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan karakteristik ekonomi kewilayahan.

4.2. Profil Pendidikan SMK di Kota Medan