Tabel 1.1. Kontribusi PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja Kota Medan menurut SektorLapangan Usaha Tahun 2006
SektorLapangan Usaha Kontribusi PDRB
Penyerapan Lapangan Kerja
I. Primer 2,97
5.43
1. Pertanian 2,96
5.04 2. Pertambangan Penggalian
0,01 0,39
II. Sekunder 28,30
24,21
3. Industri Pengolahan 16,27
15,05 4. Listrik,Gas,Air Bersih
2,23 0,71
5. Konstruksi 9,80
8,45
III. Tertier 68,73
70,36
6. Perdagangan, Hotel Restoran 25,92
35,73 7. Transportasi Telekomunikasi
18,45 17,59
8. Keuangan Jasa Perusahaan 13,64
4,84 9. Jasa-jasa lainnya
10,72 12,19
JUMLAH 100
100
Sumber : BPS Kota Medan Tahun 2007
Sesuai dengan tujuan pendidikan SMK, yaitu membekali peserta didik dengan keterampilan tertentu untuk memasuki dunia kerjadunia usaha, maka pengembangan
SMK harus selalu mengacu pada kebutuhan pasar kerja. Namun pengembangan SMK bukan sekedar pada memperbesar jumlah unit SMK dan jumlah siswa, tetapi bagaimana
keberadaan SMK di Kota Medan jika dikaitkan dengan potensi wilayah Kota Medan sebagai kota jasa, industri dan perdagangan.
Sudah menjadi masalah klasik bagi dunia pendidikan SMK di Indonesia pada umumnya, bahwa link and match antara output pendidikan SMK dengan dunia
usahadunia industri DUDI sebagai pengguna output pendidikan SMK belum tercapai. Salah satu masalahnya terletak pada kualitas lulusan SMK yang belum sesuai
dengan standar kompetensi yang dibutuhkan pasar tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
Namun, ada masalah lain yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan SMK agar lulusannya terserap lapangan usaha dan lapangan kerja, yaitu masalah kesesuaian
jumlah proporsi lulusan setiap program keahlian dengan kebutuhan dunia kerja. Keberadaan SMK seharusnya didasarkan pada analisis kebutuhan tenaga kerja demand
and supply analisys. Fakta di lapangan, paling tidak pada masa sebelum tahun 2004
yang terjadi adalah supply driven. Hal paling nyata terlihat pada SMK Swasta, di mana
proporsi peserta didik perprogram keahlian sangat timpang. Kalau di SMK Negeri keadaannya tidak demikian, karena ada ketentuan alokasi peserta didik setiap program
keahlian. Sebagai gambaran keberadaan program keahlian SMK Teknologi dan Industri di Kota Medan ditunjukkan pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Keberadaan Program Keahlian SMK Teknologi Industri di Medan Tahun 2008
Program Studi Jumlah SMK yang Mengasuh
dari 62 SMK
Teknik Mekanik Otomotif 43 unit
Teknik Las dan Fabrikasi 1 unit
Teknik Permesinan 9 unit
Teknik Elektronika 9 unit
Teknik Listrik 8 unit
Teknik Komputer dan Informatika 5 unit
Teknik Bangunan 1 unit
Sumber : Data Pokok DitPSMK, 2008
Sepintas jika melihat keberadaan program keahlian pada Tabel 1.2, dapat menimbulkan pertanyaan mengapa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
selanjutnya disebut dengan PK TMO begitu diminati. Padahal Kota Medan tidak memiliki industri otomotif. Kompetensi utama yang dimiliki oleh seorang lulusan PK
TMO adalah kompetensi perawatan dan perbaikan kendaraan bermotor. Lapangan usaha yang sesuai adalah jasa bengkel otomotif, industri perakitan otomotif dan tenaga
Universitas Sumatera Utara
instalasi dan perawatan pada mesin-mesin industri. Maka patut dipertanyakan, faktor- faktor apa yang mempengaruhi minat siswa memilih PK TMO, sehingga peserta didik
menumpuk pada program keahlian tersebut. Apakah minat tersebut timbul karena melihat potensi usaha dan pekerjaan yang ada pada bidang otomotif, atau karena faktor
dorongan orang tua, atau berminat karena melihat popularitas PK TMO. Masalah minat siswa yang dominan pada PK TMO selanjutnya menimbulkan
pertanyaan, yaitu tentang keterserapan lulusannya di pasar kerja. Keterserapan dimaksud bukan hanya sekedar bekerja, tapi bagaimana dengan kesesuaian bidang
pekerjaan yang berhasil diperoleh lulusan dengan bidang keterampilan yang dimiliki. Selanjutnya mengenai masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan. Karena indikator
utama keberhasilan pendidikan SMK terletak pada tingkat keterserapan lulusan di dunia kerja dan bagaimana kesesuaian pekerjaan yang didapatkan dengan program keahlian
yang diperolehnya dari SMK. Karena bisa saja lulusan SMK memang bekerja, namun bukan pada bidang yang sesuai dengan keterampilannya. Hal ini dapat mengakibatkan
kurang dihargainya lulusan tersebut dalam hal kesejahteraannya.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti merasa tertarik dan perlu melakukan suatu penelitian tentang keberadaan pendidikan SMK jika
dikaitkan dengan potensi wilayah Kota Medan sebagai kota jasa, perdagangan, dan industri. Penelitian dimaksud bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang
mempengaruhi minat siswa dalam memilih program keahlian SMK. Apakah minat tersebut dipengaruhi oleh faktor dorongan orang tua, peluang usahakerja, atau karena
Universitas Sumatera Utara
semata-mata karena pengaruh popularitas program keahlian PK TMO, dan juga meneliti bagaimana tingkat keterserapan lulusan PK TMO SMK Swasta di Medan.
1.2. Rumusan Masalah