semata-mata karena pengaruh popularitas program keahlian PK TMO, dan juga meneliti bagaimana tingkat keterserapan lulusan PK TMO SMK Swasta di Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah faktor dorongan orang tua, popularitas PK TMO dan peluang kerjausaha
berpengaruh terhadap minat siswa memilih PK TMO pada SMK Teknologi Industri Swasta di Medan?
b. Bagaimanakah tingkat keterserapan lulusan PK TMO SMK Swasta pada lapangan
kerja di Kota Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan : a.
Untuk mengetahui pengaruh faktor dorongan orang tua, popularitas PK TMO dan peluang kerjausaha terhadap minat siswa memilih PK TMO pada SMK
Teknologi dan Industri Swasta di Medan b.
Untuk mengetahui tingkat keterserapan lulusan PK TMO SMK Teknologi dan Industri Swasta pada lapangan kerja di Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a.
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah, khususnya bagi Dinas Pendidikan Kota Medan dalam merencanakan pengembangan SMK
khususnya SMK Swasta, sesuai dengan Renstra Depdiknas dalam hal reposisi SMK : SMA menjadi 70 : 30 pada tahun 2015, terutama dalam program re-
engineerisasi program keahlian yang sesuai dengan potensi wilayah Kota Medan
b. Membantu sosialisasi keberadaan pendidikan SMK di Kota Medan, khususnya
kepada pendidikan SLTP, untuk memberi pencerahan tentang dunia pendidikan SMK bagi calon lulusan SLTP ataupun lulusan SLTP yang
berminat melanjutkan pendidikan ke SMK c.
Kepada peneliti lain yang ingin melakukan kajian tentang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMK
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peranan Pendidikan dalam Pengembangan Wilayah
Pada hakekatnya pengembangan development merupakan upaya untuk memberi nilai tambah dari apa yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup Zein,
1999. Pengembangan lebih merupakan motivasi dan pengetahuan daripada masalah kekayaan. Tetapi bukan berarti bahwa kekayaan itu tidak penting, namun yang jauh
lebih penting adalah bagaimana mengelola kekayaan yang dimiliki. Pengembangan merupakan produk belajar, yaitu belajar memanfaatkan kemampuan yang dimiliki
bersandar pada lingkungan sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil yang diperoleh dari proses tersebut, yaitu kualitas hidup yang meningkat.
Setiap wilayah memiliki sumber daya resources, antara lain adalah sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan teknologi. Zein 1999 selanjutnya
menyatakan ketiga unsur tersebut sebagai tiga pilar pengembangan wilayah. Mengacu pada filosofi dasar tersebut, maka pengembangan wilayah merupakan upaya
memberdayakan stake holders masyarakat, pemerintah, pengusaha di suatu wilayah, terutama dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan di wilayah tersebut
dengan instrumen yang dimiliki atau dikuasai, yaitu teknologi. Dengan lebih tegas Zein menyatakan bahwa pengembangan wilayah merupakan upaya mengawinkan secara
harmonis sumberdaya alam, manusia dan teknologi, dengan memperhitungkan daya tampung lingkungan itu sendiri
.
Universitas Sumatera Utara