Prestasi Belajar KAJIAN PUSTAKA

9

BAB II LANDASAN TEORI

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pendapat Furdhyantanto dalam Baharudin, 2002:13 belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu lain. Dalam hal ini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumya. Menurut Sudjana 2004:28 belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan 10 kemempuan, daya kreasi, daya penerimaan, dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan menambah, mengubah perilaku baik dari pengalaman ataupun latihan memenuhi kebutuhan serta kepandaian yang belum dimilikinya melalui pengetahuan atau sikap. b. Ciri-Ciri Belajar Menurut Baharudin 2002:15 ciri-ciri belajar antara lain: 1 Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku change behavior. 2 Perubahan tingkah laku relative permanent. 3 Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. 4 Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. 5 Pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan. Menurut Ahmadi 2008:129-130 ciri-ciri belajar antara lain: 1 Perubahan yang terjadi secara sadar. 2 Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. 3 Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. 11 4 Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5 Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. 6 Perubahan mencakup seluruh tingkah laku. c. Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Soekamto dan Winataputra dalam Baharudin, 2002:16 dalam proses belajar, guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut: 1 Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. 2 Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. 3 Siswa dapat belajar dengan baik bila mendapat penguasaan langsung pada setiap individu yang dapat dilakukan selama proses belajar. 4 Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti. 5 Motivasi siswa akan lebih meningkat apabila diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2002:42-50 seseorang akan dikatakan telah mengalami proses belajar apabila memenuhi prinsip-prinsip belajar sebagai berikut: 1 Perhatian dan motivasi. Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa 12 jika bahan pelajaran sesuai dengan yang dibutuhkan siswa. Motivasi juga mempunyai peran penting, karena motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. 2 Keaktifan Kecenderungan psikologis dewasa ini menganggap anak adalah makhluk yang aktif. Suatu kegiatan belajar hanya mungkin terjadi apabila seorang anak aktif mengalaminya sendiri. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. 3 Keterlibatan Langsung pengalaman Ketelibatan belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa. Belajar adalah pengalaman dan belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati secara langsung tetapi siswa juga harus terlibat dalam perbuatan dan bertanggung jawab pada hasil belajarnya. 4 Pengulangan Prinsip pengulangan merupakan prinsip yang paling tua dan sudah diperkenalkan. Tujuan dari dilakukannya prinsip pengulangan ini agar melatih daya ingat siswa dan untuk membentuk respon yang benar dan membentuk suatu kebiasan. 13 5 Tantangan Tantangan yang dialami dalam bahan belajar akan membuat siswa bersemangat untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru dan mengandung masalah yang perlu dipecahkan akan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. 6 Balikan dan Penguatan Balikan yang diberikan oleh guru kepada siswa bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam suatu hal, tentang kekuatan dan kelemahan siswa. Penguatan berfungsi agar siswa mengulangi perbuatan yag sudah baik. 7 Perbedaan Individual Siswa dalam satu kelas tidak boleh kita perlakukan dengan cara yang sama karena masing-masing mempunyai karakteristik dan perbedaan kemampuan sehingga guru harus memperlakukan siswa sesuai kemampuannya. d. Pengertian Prestasi Belajar Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar sangat diperlukan untuk mengetahui apakah seorang siswa berhasil atau tidak dalam menserap dan memahami suatu materi pembelajaran. Prestasi belajar dapat diketahui dengan pemberian evaluasi kepada siswa untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai 14 atau belum. Dari hasil evaluasi akan nampak bahwa siswa yang menguasai materi akan mendapatkan skor yang tinggi sesuai dengan tingkat pemahamannya. Skor inilah yang biasanya digunakan untuk menyatakan prestasi siswa dalam sebuah pembelajaran. Winkel 1984:64 menyatakan bahwa prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai oleh siswa. Untuk mengetahui hasil usaha siswa dalam pembelajaran maka perlu adanya pengukuran secara langsung dengan menggunakan tes atau evaluasi, hal ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penilaian tentang kemajuan belajar peserta didik dilakukan selama proses pembelajaran. Penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan secara terintegrasi tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemampuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasilproduk. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan menggunakan soal prestasi belajar. Penyusunan soal juga memperhatikan sebaran tingkat kognitifnya. Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak, maupun faktor fisiologi dan psikologi. Faktor psikologi diantaranya 15 kekuatan jasmani dan rohani. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik antara lain kesehatan, cacat badan, bakat, perhatian, inteligensi, aktivitas dan emosi. Faktor ekstemal adalah faktor yang berasal dari luar diri anak. Faktor eksternal dikelompokkan menjadi tiga yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor sekolah antara lain adalah metode belajar menyelesaikan tugas di rumah. Dengan adanya tugas rumah pengalaman peserta didik dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi, karena peserta didik melaksanakan latihan-latihan selama melaksanakan tugas. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru juga mempengaruhi prestasi hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Pendekatan yang menuntut keaktifan peserta didik dapat memacu peserta didik untuk terus belajar dan berlatih secara mandiri sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman lebih banyak. Faktor masyarakat dan keadaan lingkungan masyarakat dapat mewarnai perkembangan dan pertumbuhan anak Slameto, 2003:71. Dari pendapat-pendapat di atas dapat dijelaskan prestasi belajar atau hasil belajar adalah suatu kemampuan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang ada pada diri peserta didik setelah peserta didik 16 tersebut mengalami proses pembelajaran atau belajar dari suatu materi pembelajaran. Hasil belajar dapat berupa pola-pola perbuatan, sikap, apresiasi, dan keterampilan. Hasil belajar menunjukkan perubahan siswa dari sebelum belajar dengan sesudah siswa belajar. Prestasi belajar dan atau hasil belajar merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan dan keterampilan siswa sebagaimana telah ditetapkan pada tujuan pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode advokasi di MTs Yaspina Rempoa Tangerang Selatan

0 9 243

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan penggunaan media pemutaran film di kelas V MI Miftahul Hidayah Kota Bekasi

2 124 132

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42