59 yang besar bagi anak mengalami proses belajar sosial. Mobilitas sosial juga
dipelajari dalam kelompok sosial. Kualitas interaksi yang baik dapat
menghindarkan remaja menjadi pelaku atau korban cyberbullying. Menurut Maulida 2011; 4 teradpat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya
cyberbullying yaitu; 1 bullying tradisional; 2 Karakteristirk kepribadian; 3 persepsi terhadap korban; 4 strain; 5 peran interaksi orang tua dan anak.
Kecenderungan remaja menjadi pelaku atau korban cyberbullying berpengaruh pada karakter kepribadian dan konsep diri yang dimiliki.
2. Pengaruh Konsep Diri Terhadap Perilaku Cyberbullying
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan terdapat pengaruh negatif antara konsep diri terhadap kecenderungan terjadinya cyberbullying
siswa Program Keahlian Elektronika Industri SMK N 3 Wonosari. Hal ini ditunjukkan dari regresi sederhana Y = 73,010 – 0,418X
2
dengan korelasi r sebesar 0,321 dan koefisien determinasi r
2
sebesar 0,103. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi konsep diri siswa
maka akan semakin rendah kecenderungan perilaku cyberbullying siswa, setiap kenaikan satu point nilai variabel konsep diri maka nilai perilaku cyberbullying
akan mengalami penurunan sebesar 0,418. Dalam penelitian ini diperoleh t
hitung
sebesar -5,851 dan harga t
tabel
sebesar -1,968 dengan responden sebanyak 301 pada taraf signifikansi 5. Harga t
hitung
lebih besar dari harga t
tabel
-5,851-1,968 atau sig 0,000,05. Dengan demikian hipotesis pertama Ho ditolak maka Ha
diterima jika t
hitung
-1,968 atau +1,968, maka dapat dikatakan konsep diri mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku cyberbullying
siswa Program Keahlian Elektronika Industri SMK N 3 Wonosari. Perubahan
60 perilaku cyberbullying yang dipengaruhi interaksi teman sebaya pada penelitan
ini sebesar 10,3 sedangkan 89,7 dipengaruhi oleh faktor lain. Demaray Brown
dalam Maulida, 2011; 5-6 mengatakan,
kecenderungan orang menjadi pelaku atau korban cyberbullying berpengaruh pada karakter kepribadian yang dimiliki. Konsep diri, interaski teman sebaya dan
orang tua sangat berpengaruh terhadap baik buruknya karakteristik kepribadian seseorang. Konsep diri adalah keyakinan seseorang tentang ide, pemikiran,
kepercayaan, dan dasar perilaku yang terbentuk dari pengalaman, interaksi sosial , dan ilmu yang diperoleh selama hidupnya. Remaja yang tidak memiliki
konsep diri yang baik dan tidak meimiliki prinsip dalam dirinya lebih mudah terprovokasi dengan aksi-aksi bullying di media internet. Menurut Aprilian
terjadinya perilaku bullying pada seseorang disebabkan oelh beberpa faktor psikologis yaitu self-concept, self-estem, locus of control, dikutip dari scribd.com
tanggal 29 November 2013. Konsep diri setiap individu pasti berbeda – beda, konsep diri dibagi
menjadi dua jenis, konsep diri positif dan konsep diri negatif. Apabila seseorang mendapat pengalaman-pengalaman, interaksi sosial, dan ilmu yang negatif
selama hidupnya, berkemungkinan orang tersebut memilki konsep diri negatif. Pengalaman-pengalaman interaksi sosial, dan ilmu yang diperoleh selama masa
hidup seseorang serta pandangan orang lain terhadapa dirinya akan membentuk konsep dirinya. Djaali 2012: 129 berpendapat konsep diri adalah pandangan
seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaan, serta bagaimana
perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Dengan konsep diri yang
61 baik akan mendewasakan remaja dalam menyikapi perilaku cyberbullying yang
terjadi kepadanya.
3. Pengaruh Interaksi Teman Sebaya dan Konsep Diri Terhadap Perilaku