50
1 1
34 item pernyataan yang dinyatakan valid sebanyak 26 item dan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 8 item. Item pernyataan yang tidak valid karena
memiliki koefisien korelasi dibawah r
tabel.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen dikatakan reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama maka akan menghasilkan data
yang sama atau konsisten Hamid, 2011: 122. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 2010: 222, instrumen dikatan reliabel apabila instrumen tersebut cukup
baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Reliabilitas
instrumen dalam
penelitian ini
ditentukan dengan
menggunakan teknik atau rumus Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,
misalnya angket atau soal bentuk uraian Suharsimi Arikunto, 2010: 239. Teknik ini digunakan untuk pengujian reliabiltas instrumen karena penelitian ini
menggunakan instrumen dengan skala Likert, dengan bobot nilai antara 1 – 4. Adapun rumus dari koefisien Alpha Cronbach sebagai berikut ;
Keterangan : = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
= jumlah varians butir = varians total
51 Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, harga r
ii
yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r yang bersumber
dari pendapat Suharsimi Arikunto 2010: 319 sebagai berikut : Tabel 6. Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r Interpretasi
0,800 sampai 1,000 Sangat tinggi
0,600 sampai 0,800 Tinggi
0,400 sampai 0,600 Cukup
0,200 sampai 0,400 Rendah
0,000 sampai 0,200 Sangat rendah
Hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 16 for windows yang terdapat pada lampiran 2, didapatkan nilai r
ii
sebesar 0,926. Perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r, dilihat dari
besarnya nilai r yaitu diantara 0,800 sampai 1,000 berarti dapat dikatakan bahwa reliabilitas instrumen sangat tinggi.
G. Teknik Analisis Data 1. Penyajian Data
Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi data dari masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat. Kemudian
analisis deskripsi data disajikan dalam bentuk tabel, tabel distribusi frekuensi dan grafik. Berikut penjelasan penyajian analisis deskripsi data yang digunakan:
a. Tabel Data nilai mentah yang didapat dari angket kuesioner kemudian
disajikan dalam bentuk tabel. Penyajian awal dilakukan dalam bentuk tabel karena lebih efisien dan cukup komunikatif. Berhubung instrumen
pengumpulan data berupa angket dengan skala Likert maka bentuk data
52 yang dihasilkan merupakan data interval. Dengan demikian penyajian
awal data yang telah diperoleh dilakukan dengan menggunakan tabel data interval.
b. Tabel Distribusi Frekuensi Selain disajikan dalam bentuk tabel biasa, data khususnya mengenai
Manfaat Pembelajaran Remedial Gambar Teknik Dasar juga disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hal ini dilakukan agar data bisa
disajikan lebih efisien dan komunikatif mengingat responden yang cukup banyak. Selain itu digunakan sebagai persiapan untuk perhitungan
tendensi sentral. Langkah-langkah menyusun tabel frekuensi adalah sebagai berikut :
1 Menghitung jumlah kelas interval
K = Jumlah kelas interval
N = Jumlah data observasi
log = Logaritma
2 Menghitung rentang data data terbesar dikurangi data terkecil 3 Menghitung panjang kelas rentang dibagi jumlah kelas
4 Menyusun interval kelas 5 Memasukkan data untuk mengetahui frekuensinya.
c. Grafik Setelah tabel dibuat, selanjutnya dibuat grafik baik berupa grafik batang
histogram maupun diagram lingkaran pie chart untuk dapat lebih melihat tampilan fisik dari data yang telah diperoleh. Baik untuk
mengetahui tingkat manfaat pembelajaran remedial dari pilihan terbanyak K= 1 + 3,3 log n
53 responden dan tingkat manfaat pembelajaran remedial dari masing-
masing indikator yang ada.
2. Pengukuran Gejala Pusat
Untuk lebih memberikan penjelasan yang maksimal maka ketiga teknik pengukuran gejala pusat yang ada Modus, Median dan Mean digunakan secara
bersama-sama. a. Menghitung Modus
1 Data tunggal Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas
nilai yang sering muncul dalam kelompok tersebut Sugiyono, 2005: 40. Apabila data tunggal Modus daapt langsung diketahui dari data
yang paling sering muncul atau paling banyak frekuensinya. 2 Data bergolong
Dimana: Mo = Modus
b = batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p = panjang kelas interval dengan frekuensi terbanyak
b
1
= frekuensi klas modus dikurangi frekuensi klas interval terdekat sebelumnya.
b
2
= frekuensi klas modus dikurangi frekuensi klas interval terdekat berikutnya. Sugiyono, 2005: 45
b. Menghitung Median 1 Data tunggal
Mo = b+p
54 Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang
didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya
Sugiyono, 2005: 42. Apabila data tunggal maka median dapat diketahui dari nilai tengah setelah data diurutkan. Data yang jumlahnya
ganjil, median dapat langsung kita temukan. Jika jumlah data genap maka median dapat ditentukan dengan dua angka yang ditengah
dibagi dua Sugiyono, 2005: 42. 2 Data bergolong
Dimana: Md = median
b = batas bawah dimana median akan terletak
n = banyak datajumlah sampel
F = jumlah semua frekuensi sebelum klas median
f = frekuensi klas median Sugiyono, 2005: 46
c. Menghitung Mean 1 Data Tunggal
Dimana: Me = Mean
∑ X
1
= jumlah nilai X ke i sampai ke n n
= jumlah individu Sugiyono, 2005: 43
Md= b+p