94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Post Solution Posing dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada kompetensi dasar menggunakan elemen pasif
dalam rangkaian listrik arus searah siswa kelas X.TL 2 SMK Negeri 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 20142015. Hal tersebut didukung dengan data
penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan persentase skor keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang didapat melalui observasi
dengan pedoman observasi, diperoleh skor sebesar 72,44 pada siklus I kemudian meningkat menjadi 81,79 pada siklus II atau terjadi peningkatan
sebesar 9,35. Berdasarkan angket yang didistribusikan kepada siswa juga terjadi peningkatan skor penilaian siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran sebesar 9,77, dimana skor pada siklus I sebesar 73,61 meningkat menjadi 83,38 pada siklus II.
2. Penerapan model pembelajaran Post Solution Posing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar menggunakan elemen pasif
dalam rangkaian listrik arus searah siswa kelas X.TL 2 SMK Negeri 3 Yogyakarta tahun ajaran 20142015. Dari data yang diperoleh, nilai rata-rata
hasil test siswa mengalami peningkatan sebesar 7,44. Pada siklus I, nilai rata- rata yang diperoleh siswa sebesar 75,12. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-
rata yang diperoleh siswa meningkat menjadi 83,56. Hal tersebut diikuti
95 dengan naiknya persentase ketuntasan siswa dari 65,63 pada siklus I
meningkat pada siklus II menjadi 96,77.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan dalam Implementasi Model Pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing di
kelas X. TL 2 SMK Negeri 3 Yogyakarta yaitu: 1. Sulitnya melakukan pengamatan ketika mengisi pedoman observasi karena
banyak aspek yang perlu diamati untuk masing-masing siswa. 2. Penelitian ini berfokus kepada hasil yang bersifat klasikal sehingga hasil
penelitian ini belum dapat mencerminkan kondisi keaktifan siswa secara individual.
3. Pengukuran hasil belajar siswa dalam belajar dasar dan pengukuran listrik pada penelitian ini hanya dilakukan pada satu kompetensi dasar sehingga
hasil penelitian ini belum dapat mencerminkan kondisi hasil belajar siswa dalam belajar dasar dan pengukuran listrik untuk semua kompetensi dasar
lain secara mendalam. 4. Kompetensi yang diamati lebih berfokus pada aspek kognitif dan afektif
sehingga tidak terlalu memperhatikan aspek psikomotorik. 5. Intrumen penilitian berupa angket sehingga hasilnya masih berrsifat
subjektif. 6. Susunan kelas sudah merupakan ketentuan dari pihak sekolah sehingga
penelitian ini tidak dapat mengubah susunan kelas yang ada.
96
C. Saran