Aspek-aspek yang Dinilai dalam Menulis Berita Model Pembelajaran Think Pair Share

penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca atau pendengar seperti yang dipikirkan oleh penulis atau pembicara. Jadi berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang bisa dengan baik menyampaikan maksud yang hendak disampaikan oleh penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengar. Adapun ciri-ciri yang harus dipenuhi antara lain terdapat kesepadanan, kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan, dan kevariasian.

2.2.4 Aspek-aspek yang Dinilai dalam Menulis Berita

Menurut Nurgiyantoro 1987:5 penilaian merupakan suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pada setiap kompetensi dasar yang disampaikan oleh guru, memiliki beberapa aspek atau kriteria yang dijadikan indikator dalam penilaian. Dalam pembelajaran menulis teks berita ada beberapa aspek yang digunakan dalam penilaian, di antaranya adalah 1 aspek kesesuaian judul, 2 aspek kelengkapan unsur apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana, 3 keruntutan, 4 kalimat efektif, 5 pilihan katadiksi, 6 ketepatan ejaan dan tanda baca, dan 7 tampilan tulisan. Penilaian dilakukan secara terpadu pada penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses meliputi perilaku peserta didik selama mengikuti pmbelajaran, sedangkan penilaian hasil diperoleh dari produk yang dihasilkan oleh peserta didik.

2.2.5 Model Pembelajaran Think Pair Share

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru. Pembelajaran kooperatif memiliki tiga tujuan pembelajaran yaitu, hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keberagaman, dan pengembangan sosial. Pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengasah pengetahuan peserta didik. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik bisa saling membantu sesama peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga membuat peserta didik lebih menghargai pendapat di antara teman diskusi. Model pembelajaran think pair share merupakan salah satu jenis dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe think pair share pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends 1997, menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon, dan saling membantu. Model pembelajaran think pair share diharapkan bisa mengubah sifat positif, misalnya meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran karena peserta didik tidak bekerja sendiri melainkan bekerja sama dengan pasangannya. Think pair share menggunakan metode diskusi berpasangan. Dengan pembelajaran ini peserta didik dilatih bagaimana mengutarakan pendapat kepada teman diskusinya. Selain itu peserta didik juga dilatih untuk bisa menerima pendapat orang lain serta menghargai perbedaan yang ada antara teman diskusi mereka. Menurut Triyanto 2007:61-62 berikut ini adalah langkah-langkah yang digunakan guru dalam pembelajaran think pair share: 1 Langkah 1: Berpikir Thinking Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Peserta didik membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir 2 Langkah 2: Berpasangan Pairing Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk berpasangan mendiskusikan apa yang sudah mereka perole. Interaksi selama waktu yang yang disediakan dapat menyatukan gagasan apabila satu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 at ạu menit untuk berpasangan. 3 Langkah 3: Berbagi Sharing Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. Selanjutnya Suprijono 2012:9 berpendapat bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan model think pair share meliputi kegiatan thinking, pairing, dan sharing. Penjabarannya adalah sebagai berikut: 1 Thinking Pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait pembelajaran yang akan dipelajari untuk dipikirkan oleh peserta didik. Pada tahap ini guru memberi kesempatan peserta didik untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru. 2 Pairing Pada tahap ini guru meminta peserta didik untuk berpasang-pasangan, dan memberikan waktu kepada mereka untuk berdiskusi. Diharapkan dengan berdiskusi peserta didik dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah mereka pikirkan. 3 Sharing Tahap ini merupakan kegiatan membicarakan hasil diskusi dari setiap pasangan kelompok belajar dengan pasangan seluruh kelas. Dalam hal ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong peserta didik untuk membangun pengetahuannya sendiri. Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran model think pair share adalah sebagai berikut: 1 Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik terkait pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2 Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi yang disampaikan guru. 3 Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelah dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. 4 Guru memimpin diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusi mereka. 5 Guru mengarahkan pembicaraan ke pokok permasalahan dan menambahkan materi yang belum disampaikan peserta didik dalam diskusi. 6 Simpulan.

2.2.6 Media Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN LANGSUNG YANG BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII A MTS NURUL ULUM JEMBAYAT KABUPATEN TEGAL

0 7 278

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN BACAAN ILMU ENGETAHUAN POPULER MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PEMETAAN PIKIRAN PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 39 SEMARANG

0 11 142

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS POSTER MELALUI MODEL INVESTIGASI KELOMPOK BERBANTUAN MEDIA KLIPING PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII H SMP NEGERI 1 KANDEMAN KABUPATEN BAT

3 31 306

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN ODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA FOTO BERSERI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP N 5 SATAP SUKOHARJO KABUPATEN WONOSOBO

1 14 177

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN DENGAN METODE THINK PAIR AND SHARE MELALUI PEMANFAATAN MEDIA MASSA CETAK PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 1 BODEH KABUPATEN PEMALANG

0 6 314

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI STRATEGI PAIKEM PADA KELAS VIII B Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Strategi Paikem Pada Kelas VIII B SMP Negeri 1 Pucakwangi Kabupate

0 2 24

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN FOTO JURNALISTIK PADA SISWA KELAS VIII Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Foto Jurnalistik Pada Siswa Kelas VIII MTS Negeri Mantingan Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 0 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN FOTO JURNALISTIK PADA SISWA KELAS VIII Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Foto Jurnalistik Pada Siswa Kelas VIII MTS Negeri Mantingan Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 0 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DIORAMA PADA SISWA KELAS VIII-5 SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA.

2 51 208

KEEFEKTIFAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 189