Bantuan tersebut dapat berupa bimbingan atau petunjuk, peringatan, dorongan, ataupun yang lainnya Trianto, 2007: 27.
Dengan demikian, keterkaitan penelitian ini dengan pendekatan teori Vygotsky adalah interaksi sosial dan hakikat sosial bahwa peserta didik
melakukan perkerjaan diperkenankan untuk berkelompok kecil serta merangsang peserta didik untuk aktif bertanya dan berdiskusi.
2.1.4 Pembelajaran Matematika di Sekolah
Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih dan menumbuhkan cara berpikir secara sistematis, logis, kreatif dan konsisten serta mengembangkan sikap
gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah. Menurut Depdiknas 2003: 346, mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut. 1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika 3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Aspek-aspek yang terkandung dalam hasil belajar matematika yang berupa
kecakapan dan kemahiran matematika dalam pembelajaran matematika antara lain: 1 pemahaman konsep peserta didik; 2 penalaran dan komunikasi peserta
didik; dan 3 kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
2.1.5 Model Direct Instruction Pengajaran Langsung
Menurut Arends sebagaimana dikutip oleh Trianto 2007, model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan dapat
diajarkan dengan pola kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah. Pengajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau kerja kelompok.
Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang diinformasikan langsung oleh guru kepada peserta didik.
Sintaks model pengajaran langsung disajikan dalam 5 tahap fase seperti ditunjukan dalam Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Sintaks Model Pengajaran Langsung
Fase Peran Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
Guru menjelaskan tujuan, informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya
pelajaran memotivasi peserta didik, dan mempersiap-
kan peserta didik untuk belajar dengan
Fase Peran Guru
apersepsi.
Fase 2
Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi
tahap.
Fase 3
Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi latihan
terbimbing.
Fase 4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Mengecek apakah peserta didik telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau memberikan
umpan balik.
Fase 5
Memberikan kesempatan
untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan lanjutan, dengan perhatian khusus pada
penerapan kepada simulasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
Sumber : Kardi Nur sebagaimana dikutip oleh Trianto, 2007 Pada fase persiapan, guru memotivasi peserta didik agar siap menerima
presentasi materi pelajaran yang dilakukan melalui demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Menurut Kardi Nur sebagaimana dikutip oleh Trianto
2007, meskipun tujuan pembelajaran dapat direncanakan bersama oleh guru dan peserta didik, model ini terutama terpusat pada guru. Sistem pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan peserta didik, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan dan resitasi tanya
jawab yang terencana. Ini tidak berarti bahwa pembelajaran bersifat otoriter, dingin dan tanpa humor. Ini berarti bahwa lingkungan berorientasi pada tugas dan
memberi harapan tinggi agar peserta didik mencapai hasil belajar dengan baik.
Mencermati model pengajaran langsung, dapat diketahui kelebihan model pengajaran langsung antara lain: 1 relatif banyak materi yang bisa disampaikan;
dan 2 untuk hal-hal yang bersifat prosedural, model ini akan relatif mudah diikuti. Sedangkan kekurangan atau kelemahannya antara lain: 1 jika terlalu
dominan pada ceramah, peserta didik akan cepat bosan; dan 2 peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran.
2.1.6 Model Learning Cycle 5E LC5E