Tingkat Kesukaran Daya Pembeda

  N N t     2 2 2    , dimana   = jumlah skor soal 2   = jumlah kuadrat skor soal N = banyaknya responden Setelah diperoleh nilai r 11 , nilai ini dibandingkan dengan nilai r tabel pada tabel r product moment dengan taraf signifikan 5. Kriteria pengujian: jika r 11 r tabel maka soal tes tersebut reliabel Arikunto 2001: 109. Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan n = 14 dan taraf signifikan 5 didapat tabel r = 0,312. Jadi soal tes dikatakan reliabel jika 11 r  0,312. Hasil perhitungan dari soal uji coba diperoleh 11 r = 0,915. Karena 11 r  tabel r , hal ini menunjukkan bahwa instrumen soal tersebut reliabel. Contoh perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 15.

3.5.2.3 Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Dengan mengetahui indeks kesukaran soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan soal dan digunakan sebagai petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Teknik perhitungan tingkat kesukaran soal adalah menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus untuk setiap item soal. Dalam penelitian ini testi dikatakan gagal jika tingkat kebenaran dalam menjawab soal kurang dari 70 untuk setiap item soal. Tingkat kesukaran soal TK dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut. = � � � �� � � � � × 100 Kriteria penentuan tingkat kesukaran: 1 jika TK ≤ 27 maka butir soal termasuk kriteria mudah; 2 jika 27 TK ≤ 72 maka butir soal termasuk kriteria sedang; dan 3 jika TK 72 maka butir soal termasuk kriteria sukar Arifin 1991: 135. Berdasarkan analisis tingkat kesukaran diperoleh soal dengan kriteria mudah, sedang, dan sukar. Soal dengan kriteria mudah adalah soal nomor 4, 6, dan 10. Soal dengan kriteria sedang adalah soal nomor 2, 3, 7, 8, 9, 12, dan 13. Sedangkan soal dengan kriteria sukar adalah soal nomor 1, 5, 11, 14. Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 16.

3.5.2.4 Daya Pembeda

Perkajian daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam membedakan peserta didik yang pandai dan kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu. Langkah-langkah menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut. 1 Mengurutkan hasil uji coba dari skor tertinggi sampai terendah. 2 Menentukan kelompok atas dan bawah, yaitu kelompok atas sebanyak 27 dari jumlah peserta tes dan kelompok bawah sebanyak 27 dari jumlah peserta tes. Rumus yang digunakan untuk menghitung signifikansi daya pembeda soal bentuk uraian, yakni: = − 1 2 + 2 2 � � � � − 1 Keterangan: : rata-rata kelompok atas yang menjawab benar : rata-rata kelompok bawah yang menjawab benar � � : 27 dari N banyaknya peserta tes 1 2 : jumlah kuadrat simpangan deviasi dari kelompok atas 2 2 : jumlah kuadrat simpangan deviasi dari kelompok bawah Nilai t yang diperoleh dibandingkan dengan t tabel dengan = � 1 + � 2 – 2 dan taraf signifikan  = 5. Kriteria Pengujian: Jika t t tabel maka daya pembeda butir soal signifikan Arifin 1991: 141. Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan taraf signifikan 5 dan dk = 11 + 11 – 2 = 20 diperoleh 72 , 1  tabel t Jadi item soal dikatakan memiliki daya pembeda yang signifikan jika 72 , 1  hitung t Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda, diperoleh bahwa item 3, 5, 6, 7, 9, 12, 13, dan 14 memiliki daya pembeda yang signifikan. Sedangkan item 1, 2, 4, 8, 10, dan 11 memiliki daya pembeda yang tidak signifikan. Contoh perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada lampiran 17.

3.5.3 Penentuan Instrumen Penelitian