24
II.2. Struktur Statis Tertentu dan Statis Tak-tentu
Dalam analisa struktur kita mengenal tiga jenis permodelan struktur yaitu balok beams, portal rigid frames, atau rangka batang trusses. Balok adalah jenis struktur yang
ditujukan hanya untuk memikul beban transversal. Penyelesaian analisa terhadap suatu balok berupa diagram lintang dan diagram momen.
Portal adalah jenis struktur yang tersusun dari elemen-elemen yang terhubung oleh penghubung kaku misalnya: hubungan las. Penyelesaian analisa terhadap suatu portal
berupa variasi gaya aksial, gaya lintang dan momen pada sepanjang elemen-elemennya. Sedangkan rangka batang adalah jenis struktur dimana semua anggotaelemennya
dianggap terhubung pada perletakan sendi; dalam hal ini momen dan gaya geser pada setiap elemen diabaikan. Penyelesaian analisa terhadap rangka batang berupa gaya aksial
pada setiap anggotaelemennya. Diagram lintang dan momen balok dapat digambar apabila semua reaksi luarnya
telah diperoleh. Dalam telaah tentang keseimbangan sistem gaya-gaya sejajar yang sebidang, telah dibuktikan bahwa jumlah gaya yang tak diketahui pada sembarang benda
bebas free body yang dapat dihitung dengan prinsip statika tidak bisa lebih dari dua buah.
Dalam kasus-kasus balok sederhana, overhang, atau kantilever seperti pada Gambar II.2.1a hingga c, kedua gaya yang tidak diketahui tersebut adalah reaksi R1 dan R2. Pada
balok yang bersendi-dalam dua seperti pada Gambar II.2.1d, ada tiga bagian balok yang disatukan pada kedua sendi-dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
25
Alhasil, balok sederhana, overhang dan kantilever serta balok dengan jumlah sendi dalamnya sama dengan jumlah reaksi kelebihannya jumlah reaksi total dikurangi dua
merupakan struktur statis tertentu.
Universitas Sumatera Utara
26
Gambar II.2.2 Balok Statis Tak Tentu
Namun, jika suatu balok tanpa sendi-dalam, seperti kasus pada umumnya, terletak diatas lebih dari dua tumpuan atau jika ada tambahan jepitan pada satu atau kedua
ujungnya, maka akan terdapat lebih dari dua reaksi luar yang harus ditentukan. Persamaan statika hanya memberikan dua jenis kondisi keseimbangan untuk sistem gaya
sejajar yang sebidang. Dengan demikian hanya dua reaksi yang dapat diperoleh: semua reaksi lainnya merupakan reaksi kelebihan redundant reaction. Balok dengan reaksi
kelebihan semacam itu disebut balok statis tak-tentu. Derajat ke-taktentu-an ditentukan
Universitas Sumatera Utara
27
oleh jumlah reaksi kelebihannya tersebut. Balok pada Gambar II.2.2a bersifat statis tak- tentu berderajat dua karena jumlah Gambar II.2.2 Balok statis tak-tentu. reaksi yang tak
diketahui ada empat dan statika hanya bisa memenuhi dua kondisi atau dua persamaan keseimbangan; balok pada Gambar II.2.2b bersifat statis tak-tentu berderajat empat;
balok pada Gambar II.2.2c bersifat statis tak-tentu berderajat satu karena balok memiliki lima reaksi dan dua sendi-dalam. Pada kenyataannya, jarang sekali suatu balok dibangun
dengan sendi-dalam. Namun, keadaan semacam itu dapat terjadi pada perilaku balok dengan beban yang melebihi daya pikulnya.
Suatu kerangka kakuportal bertingkat satu akan bersifat statis tertentu jika reaksi luarnya hanya tiga, karena persamaan statika hanya menyediakan tiga kondisi
keseimbangan untuk sistem gaya sebidang umumnya. Jadi, kedua kerangka kaku pada Gambar II.2.3 bersifat statis tertentu. Akan tetapi jika suatu portal bertingkat satu
memiliki lebih dari tiga reaksi luar, portal akan bersifat statis tak-tentu, dan derajat ke-
Universitas Sumatera Utara
28
taktentu-annya sama dengan jumlah reaksi kelebihannya. Portal bertingkat satu pada Gambar II.2.4a bersifat statis tak-tentu berderajat satu; pada Gambar II.2.4b adalah
berderajat tiga. Sebagian besar portal kaku umumnya bersifat statis tak-tentu, sesuai dengan tuntutan efisiensi dan kekokohannya. Semakin banyak tingkat kerangka kaku,
semakin bertambah derajat ke-taktentu-annya.
Syarat agar suatu rangka batang bersifat statis tertentu adalah bahwa jumlah gaya yang tidak diketahui sekurang-kurangnya tiga dan jumlah batang di dalam rangka batang
tersebut adalah 2j – r, dimana j sama dengan jumlah titik hubungnya joints dan r sama dengan jumlah reaksinya. Jika m adalah jumlah batangnya, kondisi perlu untuk keadaan
statis tertentu dapat dituliskan: m = 2j – r II.2.1
Sumber : Buku Intermediate Structural Analysis hal.5
Universitas Sumatera Utara
29
Keabsahan persamaan diatas dapat diamati dengan mengubah persamaan tersebut menjadi m + r = 2j, dimana m + r adalah jumlah gaya yang tidak diketahui dan 2j adalah
jumlah persamaan yang bisa diperoleh dengan prinsip statika apabila setiap titik hubungnya kita pandang sebagai suatu benda bebas free body.
Gambar II.2.5 Rangka batang yang memenuhi kondisi perlu untuk bangunan statis tertentu.
Selama titik hubung suatu rangka batang berada dalam keadaan seimbang, peninjauan sekumpulan titik hubung yang manapun atau seluruh rangka batang sebagai suatu benda
bebas tidak akan menghasilkan lagi persamaan keseimbangan bebas lainnya. Namun
Universitas Sumatera Utara
30
demikian, agar suatu rangka batang bersifat statis tertentu dan stabil. m buah anggota yang dimaksudkan di dalam persamaan m = 2j – r haruslah diatur secara bijaksana,
artinya semua reaksi dan gaya aksial di dalam setiap batang harus dapat ditentukan. Maka pada Gambar II.2.5a dan b bersifat statis tertentu dan stabil, sedangkan pada Gambar
II.2.5c rangka batang meskipun memenuhi persamaan, tetapi bersifat statis tak stabil.
Apabila suatu rangka batang memiliki sekurang-kurangnya tiga reaksi yang tak diketahui dan jumlah batangnya, m dan lebih besar dari 2j – r maka rangka batang
bersifat statis tak tentu dan derajat ke-taktentu-annya, yakni i, menjadi i = m – 2j – r II.2.2
Jadi, rangka batang pada Gambar II.2.6a merupakan rangka batang statis tak-tentu berderajat dua, pada Gambar II.2.6b dan c merupakan rangka batang statis tak-tentu
berderajat tiga.
II.3. Kinematisme struktur