2. Kebutuhan Penerima Informasi a.
Untuk mencari informasi dari beberapa sumber yang dapat dipercaya
tentang produk yang ditawarkan.
b. Untuk menurunkan keinginan tentang kemungkinan risiko pembelian.
1. Risiko dapat berasal dari produk karena kompleksitas atau
harganya.
2. Risiko dapat berasal dari perhatian pembeli tentang apa yang akan
dipikirkan oleh orang lain.
3. Risiko dapat berasal dari kekurangan kriteria obyektif di mana
produk telah dievaluasi.
c. Untuk menghabiskan waktu dalam pencarian informasi.
2.1.4. Persepsi Kualitas
Persepsi Setiadi, 2010: 87 merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, di mana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau
penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Persepsi kita dibentuk oleh tiga pasang pengaruh Setiadi, 2010: 88
yaitu: 1.
Karakteristik dari stimuli 2.
Hubungan stimuli dengan sekelilingnya 3.
Kondisi – kondisi di dalam diri kita sendiri. Konsumen secara langsung atau tidak langsung Tatik Suryani, 2008:
118 akan memberikan penilaian terhadap jasa yang akan dibeli atau yang pernah dikonsumsinya. Evaluasi dilakukan berdasarkan penilaian
Universitas Sumatera Utara
keseluruhan antara apa yang diterima dan dialami dibandingkan dengan yang diharapkan. Terdapat dua faktor utama yang dijadikan pedoman
konsumen, yaitu : layanan yang diterima dan layanan yang diharapkan. Peter Drucker Kotler, 2004: 166 melihat kualitas datangnya dari
pelanggan yaitu: “Kualitas dalam jasa dan produk bukanlah apa yang Anda masukkan ke dalamnya. Tetapi apa yang diperoleh klien atau pelanggan
Anda.” Raksasa elektronik Siemens memiliki moto kualitas sebagai berikut:
“Kualitas adalah ketika para pelanggan kami kembali, dan produk - produk
kami tidak.”
Jack Welsh dari GE Kotler, 2004: 166 dengan pintarnya menyimpulkan betapa pentingnya kualitas itu : “ Kualitas adalah garansi
terbaik yang kita miliki atas dukungan dari para pelanggan, pertahanan kita yang terkuat dari persaingan asing, dan jalan satu - satunya menuju
pertumbuhan dan pendapatan yang berkesinambungan.” Menurut Aaker dalam Simamora, 2003: 281, persepsi kualitas
perceived quality adalah kualitas suatu produk menurut pemikiran subyektif konsumen. Dalam persepsi kualitas terkandung keyakinan
terhadap performa suatu merek. Menurut Durianto 2001: 96 perceived quality dapat didefenisikan
sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh
pelanggan. Karena perceived quality merupakan persepsi dari pelanggan maka perceived quality tidak dapat ditentukan secara obyektif. Persepsi
Universitas Sumatera Utara
pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang berbeda terhadap suatu produk atau
jasa. Maka dapat dikatakan bahwa perceived quality berarti akan membahas keterlibatan dan kepentingan pelanggan.
Menurut Aaker Tjiptono, 2011: 97, perceived quality adalah merupakan penilaian konsumen terhadap keunggulan atau superioritas
produk secara keseluruhan. Oleh sebab itu, perceived quality didasarkan pada evaluasi subyektif konsumen bukan manajer atau pakar terhadap
kualitas produk. Menurut Schiffman dan Kanuk Nitisusastro, 2012: 66, persepsi
digambarkan sebagai proses dimana individu seseorang menyeleksi, mengorganisasi dan menterjemahkan stimulasi menjadi sebuah arti yang
koheren dengan semua kejadian dunia. Dapat juga digambarkan dengan bagaimana kita melihat dunia sekitar kita.
2.1.5 Merek