Rute B : DC - G
1
- G
2
- G
5
- DC atau Distributor – Gresik - Mojokerto - Pasuruana – Distributor
Dengan panjang perjalanan 141,65 km. Rute C :
DC - G
4
- DC
atau Distributor – Sidoarjo - Distributor Dengan panjang perjalanan 49 km.
Tabel 4.25 Urutan Kunjungan Rute Baru
Rute Urutan Kunjungan
Kode Total Jarak
A Distributor – Jombang – Malang –Distributor
DC - G
3
- G
6
- DC 201,21 km
B Distributor – Gresik - Mojokerto - Pasuruan
– Distributor DC - G
1
- G - G
5
- DC
2
141,65 km C
Distributor – Sidoarjo – Distributor DC - G - DC
4
49 km
Jalur distribusi dari 4 rute awal Rute dari perusahaan berubah menjadi 3 rute baru, dimana 3 rute baru ini didapat setelah penerapan metode savings matrix.
Jalur distribusi awal dari perusahaan yang memiliki 4 rute distribusi menjadi 3 rute distribusi disebabkan karena sebagian besar pada rute awal yang dimiliki
perusahaan, pengiriman triplekplywood adalah satu kali pengiriman dilakukan pada beberapa gudang. Sedangkan setelah penerapan metode savings matrix
pengiriman triplekplywood dapat dilakukan penghematan perjalanan dengan penghematan jarak yaitu dengan melakukan pengiriman satu kali pengiriman atau
perjalanan dapat dilakukan untuk beberapa gudang dimana pemilihan gudang
untuk tiap rute dengan mempertimbangkan banyaknya permintaan tiap gudang, kapasitas alat angkut dan lokasi gudang.
4.3.4 Pembahasan Perbandingan Rute Jalur Distribusi
Sebelum
Tabel 4.26 Rute awal dan jarak
Sesudah
Tabel 4.27 Rute usulan dan jarak No
Rute Susulan Pengiriman Jarak
T No
Rute Awal Pengiriman Truk ke Gudang
Tenaga kerja
Org Jumlah
Truk Unit
Jarak Tempuh
Km 1
DC - G
1
- DC 2 1
53,2 2
DC - G
2
- G
3
- DC 2 1
144,96 3
DC - G - DC
4
2 1 49 4
DC - G
5
- G - DC
6
2 1 162,8
TOTAL
8 4 409,96
Tenaga Jumlah
Kerja Org
Truk Unit
empuh Km
Truk ke Gudang 1
DG- G - G -DG 201,21
3 6
2 1 2
DG G
- G
1
- G
2
- G
5
-D 2 1 141,65
3 DG- G -DG
4
2 1 49 TOTAL
39
6 3
1,86
Tabel 4.28 Perbandingan jarak rute awal dan rute usulan No pada rute awal
atan Total jarak
Total jarak pada rute Selisih jarak
Penghem km
usulan km km
1 409,96 391,86
18,1 4,4
Dari tabel 4.26 dan tabel 4.27 maka dapat dibandingkan dari yang sebelumnya menggunakan 4 truk pada rute awal menjadi menggunakan 3 truk maka didapat
penghematan 1 truk setelah diterapkan metode saving matriks, dan terjadi penghematan jarak sebesar 409,96 – 391,86 = 18,1 km atau sebesar 4,4 seperti
pada table 4.28 Setelah penerapan metode saving matriks pada pengiriman triplekplywood ke
gudang, maka perusahaan dapat menggunakan 3 unit truk untuk melayani 6 gudang yang ada di Jawa Timur. Dari 4 truk yang sebelumnya perusahaan mampu
mengantar pesanan dengan ketebalanketinggian 1500 mm dengan jarak tempuh 409,96 Km. Setelah penerapan metode savings matrix perusahaan dapat
mengantar sejumlah pesanan yang sama dengan jarak 391,86 Km. Maka untuk mengefektifkan 1 truk yang menganggur, truk digunakan untuk pengiriman
produk yang lainya.
4.3.5 Pembahasan Perbandingan Biaya Transportasi Sebelum dan
Sesudah Penerapan Metode Savings Matrix
Tabel 4.29 Perbandingan biaya transportasi No
Total biaya transportasi pada rute awal Rp
Total biaya transportasi pada rute
usulan Rp Penghematan
Rp Penghematan
1. Rp. 3.329.928
Rp. 2.669.348 Rp. 660.580
20,33
Dari Tabel 4. Biaya transportasi sebelum penerapan metode Savings Matrix diperoleh total biaya transportasi pada
rute awal
sebesar Rp. 3.329.928 dan biaya transportasi sesudah penerapan metode Savings Matrix
diperoleh total biaya transportasi pada rute baru sebesar Rp. 2.669.348 sehingga diperoleh penghematan biaya trransportasi sebesar Rp. 660.580 atau penghematan
biaya transportasi sebesar 20,33 . Karena didapatkan penghematan rute, jarak tempuh maupun biaya transportasi setelah melakukan penerapan metode Savings