Perencanaan PembelajaranSiswa Lamban Belajar

63

B. Deskripsi Subjek Peneilitian

Subjek peneilitian utama pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar kelas II ini adalah guru kelas II yang bernama Ibu Jeminem S. Pd. Beliau lahir pada tanggal 24 Oktober 1966 dan beralamat di Malangan, Sentolo, Kulon Progo. Ibu Jeminem merupakan lulusan Sarjana Pendidikan Universitas Terbuka tahun 2013. Beliau diangkat PNS sejak tahun 2008.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Perencanaan PembelajaranSiswa Lamban Belajar

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru dapat dilihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Selama penelitian, guru menyerahkan RPP sebelum pembelajaran dimulai kepada peneliti. Menurut hasil wawancara, RPP dibuat bersama dengan teman-teman guru dari sekolah lain dalam satu gugus. Berdasarkan pengamatan dan komparasi dokumen RPP dan buku guru tematik kelas II kurikulum 2013, RPP dibuat identik dengan langakah-langkah pembelajaran yang ada di buku guru, termasuk format penelaiannya juga sama. Tidak ada sumber yang lain yang tercantum dalam RPP. Selama penelitian berlangsung, tidak terlihat adanya pretes atau tes prasyarat dan angket yang diberikan kepada siswa lamban belajar untuk menganalisis karakteristik siswa. Menurut guru, memang beliau belum pernah menyebar angket. Namun, guru mengatakan bahwa terkadang memberikan tes 64 prasyarat kepada siswa lamban belajar. Untuk menganalisis karakteristik siswa lamban belajar, guru melakukan komunikasi individual secara intensif dan berdasar pada evaluasi proses pembelajaran. Ditinjau dari aspek perencanaan, peneliti menyimpulkan bahwa guru senantiasa mempersiapkan RPP pada setiap pembelajaran. RPP mengacu pada buku guru tematik kurikulum 2013 yang dibuat berkelompok dengan guru lain dalam satu gugus. Seluruh komponen pembelajaran yang tercantum dalam RPP media, metode, penilaian, sumber, materi, strategi untuk siswa lamban belajar adalah sama dengan siswa lainnya. Sedangkan untuk menganalisis karakteristik siswa lamban belajar, guru melakukan komunikasi individual secara intensif dan berdasar pada evaluasi proses pembelajaran. 2. Pelaksanaan PembelajaranSiswa Lamban Belajar Peneliti meninjau indikator pelaksanaan pembelajaran dari tiga kegiatan, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. a Kegiatan awal Kegiatan awal pembelajaran ini dibagi menjadi tiga aspek, yakni adanya kegiatan apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan atau pokok-pokok materi ajar. Selama proses observasi, peneliti hanya menemukan dua kali pembelajaran guru tidak melakukan kegiatan apersepsi, yakni pada tanggal 10 dan 13 Februari 2016. Pada tanggal 13 tersebut dilaksanakan pembelajaran Bahasa Jawa. Peneliti menyimpulkan guru melaksanakan 65 kegiatan apersepsi di awal pembelajaran dengan cara tanya jawab tentang kegiatan sehari-hari siswa atau lingkungan sekitar siswa. Meskipun terkadang ramai sendiri, ketiga siswa lamban belajar cukup antusias ketika terjadi kegiatan tanya jawab. Berikut ini adalah contoh kegiatan apersepsi selama proses penelitian. Guru melakukan kegiatan awal materi”kegunaan air sehari-hari” dengan car a melakukan kegiatan estafet air dan bertanya kepada siswa “apakah ada anak yang selama sehari tidak menyentuh air sama sekali?” Tanggal 4 Guru bertanya tentang apa saja yang siswa lihat di halaman ketika senam. di halaman banyak genangan air kemudian guru menuntun siswa menyimpulkan bahwa genangan air di halaman yang kotor tidak dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mencuci. Tanggal 6 Guru bertanya jawab tentang gunung berapi yang berada di sekitar siswa atau yang diketahui oleh siswa. Tanggal 9 CM mengatakan bahwa guru seringkali melakukan tanya jawab tentang keadaan sekitar siswa di awal pembelajaran. Peneliti Apakah ibu guru sering melakukan tanya jawab tentang keadaan sekitarmu di awal pembelajaran? Informan Iya Peneliti Gimana contohnya? Informan Tadi kamu di jalan ke sekolah lihat apa saja? Aspek kedua dalam kegiatan awal adalah guru menimbulkan motivasi siswa di awal pembelajaran. Dari rangkaian kegiatan penelitian didapatkan kesimpulan bahwa guru menimbulkan motivasi siswa di awal pembelajaran dengan cara bernyayi atau melakukan beragam tepuk. Hasil observasi aspek motivasi di awal pembelajaran adalah sebagai berikut. 66 Guru mengajak siswa bernyanyi lagu “Lingguh sedhakep”sebelum pembelajaran.Tanggal 4 Guru mengajak siswa melakukan tepuk anak cerdas untuk membangkitkan semangat siswa di awal pembelajaran. Tanggal 11,16,24 Hal tersebut sejalan dengan pernyataan OHR saat wawancara 19 Februari 2016. Peneliti Apakah di awal pembelajaran ibu guru melakukan permainan atau sesuatu yang membuat kamu merasa senang? Informan Biasanya Cuma tepuk-tepuk. Ketiga siswa lamban belajar cukup senang dengan kegiatan bernyanyi atau tepuk di awal pembelajaran ini. Berikut ini adalah transkip wawancara dengan ICP pada tanggal 27 Februari 2016. Peneliti Apakah di awal pembelajaran ibu guru melakukan permainan atau sesuatu yang membuat kamu merasa senang? Informan Iya. Peneliti Apa contohnya? Informan Paling seneng nyanyi. Aspek ketiga dalam kegiatan awal adalah guru menyampaikan tujuan atau pokok- pokok materi kepada siswa. Peneliti menyimpulkan bahwa guru terkadang menyampaikan tujuan atau pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan terkadang tidak melakukannya. Penyampaian tujuan terkadang dilakukan secara lisan atau ditulis di papan tulis. Dilihat dari hasil data aspek kegiatan awal, peneliti menyimpulkan bahwa guru melakukan apersepsi di awal pembelajaran dengan cara tanya jawab tentang keadaan sekitar siswa. Guru menimbulkan motivasi siswa di awal pembelajaran dengan cara bernyayi atau melakukan berbagai macam tepuk. Sedangkan untuk aspek 67 penyampaian tujuan atau pokok-pokok pembelajaran, guru terkadang melakukan kegiatan tersebut. b Kegiatan Inti Kegiatan inti ini terbagi menjadi enam aspek, antara lain kegiatan pembelajaran, layanan guru kunjung untuk siswa lamban belajar, penggunaan metode pembelajaran, penggunaan media, melakukan tanya jawab, dan pemberian penguatan atau motivasi. Selama kegiatan penelitian, peneliti menemukan pola bagaimana cara guru menyampaikan materi di kelas atau kegiatan inti pembelajaran, yakni melalui rangkaian kegiatan pengamatan, tanya jawab, membaca teks secara klasikal, kelompok, berpasangan, tanya jawab, menjawab soal, kemudian diteliti satu per satu pekerjaan siswa berikut tanda bacanya. Selain itu, guru juga seringkali mengadakan kegiatan berkelompok.Berdasarkan hasil obserbasi, ketiga anak lamban belajar cukup antusias dengan kvgiatan pembelajaran meski sering ramai dan merasa kesulitan saat mengerjakan soal atau tugas. Ketika terjadi kegiatan berkelompok, maka terlihat terjadi interaksi yang positif antaranggota kelompok. Guru seringkali mengatakan bahwa jika ada anggota kelompok yang belum selesai mengerjakan tugas, maka satu kelompok tersebut tidak boleh pulang hingga selesai semua. Akhirnya, seluruh siswa saling bekerja sama agar semua anggota kelompok dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Ketiga siswa lamban belajar terlihat kooperatif ketika terjadi pembelajaran kelompok. 68 Ketika mengajar, guru terlihat senantiasa menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Terkadang guru juga menggunakan metode permainan. Bila dilakukan kegiatan permainan, siswa lamban belajar sering kalah dalam permainan tersebut. Ketiga siswa lamban belajar terkadang lupa aturan bermain. Satu-satunya media pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah papan tulis. Guru seringkali menjelaskan materi dengan menuliskannya di papan tulis kemudian siswa mencatat di buku tulis masing-masing. Materi yang dituliskan guru di papan tulis didapatnya melalui kegiatan tanya jawab dengan siswa. Guru seringkali melakukan teknik tanya jawab lisan secara klasikal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, beliau memilih teknik tanya jawab secara klasikal untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian pada diri siswa. Peneliti Bagaimana teknik Ibu dalam mengajukan pertanyaan? Apakah untuk anak tertentu saja, bergantian, atau secara klasikal? Informan Saya sukanya sistem menanya untuk mengetes keberanian dan percaya diri itu dengan pertanyaan siapa yang dapat. Tidak ditunjuk, secara klasikal. 9 Februari 2016 Untuk membangkitkan motivasi atau semangat di tengah-tengah jam pembelajaran, guru seringkali mengajak siswa untuk bernyanyi atau melakukan beragam tepuk. Selama pembelajaran, guru melakukan kontak pandang ke seluruh kelas. Hanya saja ketika ada siswa yang ramai maka terkadang guru meliriknya kemudian siswa yang bersangkutan akan tenang. Alokasi waktu yang diberikan guru selalu tepat. Satu kegiatan pembelajaran yang telah tertulis di RPP dengan kegiatan pembelajaran yang bersumber di buku guru atau buku siswa akan 69 terlaksana semuanya. Hanya saja terkadang guru mengadakan jam tambahan setelah pulang sekolah untuk anak lamban belajar yang seringkali belum selesai mengerjakan tugas. Layanan guru kunjung untuk siswa lamban belajar sangat minim sekali. Guru kunjungyang hadir seminggu dua kali Selasa dan Jumat harus masuk ke kelas 1- 6. Sehingga, guru kunjung pada hari tersebut tidak selalu dapat masuk ke semua kelas, termasuk kelas II. Apalagi pada hari Jumat, kelas II pelajaran olahraga dari jam pertama hingga pulang sekolah. Selama kegiatan penelitian 4 minggu, guru kunjung terlihat masuk kelas II hanya satu kali pada tanggal 9 Februari 2016. Pada hari itu, guru kunjung masuk di tengah-tengah jam pelajaran hanya sekitar satu jam untuk membantu ketiga anak lamban belajar mengerjakan soal membuat kalimat tanya. Peneliti menyimpulkan bahwa tidak terdapat perlakuan khusus untuk siswa lamban belajar di kelas II, kecuali jika guru kunjung masuk ke kelas. Guru memperlakukan siswa lamban belajar sama dengan siswa lainnya. c Kegiatan Penutup Terdapat tiga aspek yang diteliti dalam kegiatan penutup, yakni penyampaian kesimpulan, evaluasi, dan tindak lanjut. Untuk penyampaian kesimpulan di akhir pembelajaran, guru menggunakan teknik tanya jawab secara klasikal dengan siswa. Hal tersebut terlihat ketika pelaksanaan observasi. Guru melakukan kegiatan penyimpulan dengan cara tanya jawab dengan siswa tentang pokok-pokok materi yang telah dipelajari hari ini. Ketiga 70 anak lamban belajar terlihat aktif menjawab pertanyaan guru di akhir pembelajaran. Tanggal 10,11,15,16,20,23 Guru tidak melakukan evaluasi khusus kepada siswa di akhir pembelajaran. Selama satu kali pembelajaran, siswa biasanya mengerjakan soal lebih dari satu kali. Soal-soal tersebutlah yang dijadikan evaluasi. Evaluasi siswa lamban belajar dengan siswa lainnya adalah sama. Siswa lamban belajar terkadang tidak dapat menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah ditentukan, sehingga anak harus menyelesaikannya di jam setelah pulang sekolah dengan ditunggui ibu guru. Sedangkan untuk tindak lanjut siswa lamban belajar juga sama dengan siswa lainnya, yakni diberikannya pekerjaan rumah PR berdasarkan materi pembelajaran saat itu. Peneliti menyimpulkan ketiga aspek tersebut penyampaian kesimpulan, evaluasi, dan tindak lanjut telah terpenuhi. Tiga aspek pembelajaran siswa lamban belajar dan siswa lainnya adalah sama.

3. Evaluasi dan Tindak LanjutSiswa Lamban Belajar