7
perlu adanya identifikasi khusus mengenai bagaiamana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan guru dalam mengelola sebuah kelas inklusi.Berdasrkan uraian di
atas, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi bagaimana pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar slow learner di kelas II SD N Jlaban, Sentolo, Kulon Progo.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut.
1. Belum adanya kurikulum khusus untuk siswa lamban belajar sehingga siswa
lamban belajar masih sulit untuk mengikuti pelajaran. 2.
Guru tidak memberikan perhatian khusus ketika siswa slow learner memiliki semangat yang rendah untuk mengikuti pembelajaran.
3. Pelaksanaan pembelajaran untuk memfasilitasisiswa lamban belajar belum
teridentifikasi.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian difokuskan pada belum teridentifikasinya pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar slow
learnerkelas II SD Negeri Jlaban Kulon Progo.
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran siswa lamban
belajarslow learner kelas IIdi SD Negeri Jlaban?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan pembelajaran anak lamban belajar kelas II dan V di SD Negeri Jlaban secara
lebih mendalam.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan keilmuan dan wawasan dalam kegiatan ilmiah tentangpelaksanaan pembelajaran untuk anak lamban
belajar di sekolah inklusi.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Guru
Memberikan informasi kepada guru mengenai pelaksanaan pembelajaran yang ideal untuk anak slow learner di sekolah dasar,
sehingga dapat menjadi masukan guru dalam mengoptimalkan layanan pendidikan secara optimal bagi anak slow learner.
9
b.
Manfaat bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk anak slow learner di
sekolah inklusi.
G. Batasan Istilah
a. Siswa lamban belajar slow learneradalah anak yang memiliki IQ di bawah
rata-rata, yakni antara 70-90, sehingga siswa lamban belajar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran terlebih dengan materi
yang berkaitan dengan simbol, hal abstrak, dan konsep.
b. Pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar dalam sekolah inklusi dapat
ditinjau dari kegiatan perencanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi serta tindak lanjut. Ketiga kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan oleh guru
kelas yang bersangkutan untuk mengajar siswa lamban belajar yang terdapat
dalam kelas reguler.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Siswa Lamban Belajar Slow Learner
Siswa lamban belajar slow learner merupakan salah satu tipe siswa berkebutuhan khusus ABK yang seringkali ditemukan dalam sebuah sekolah
inklusi. Anak yang bersangkutan memiliki ciri-ciri fisik yang sama dengan siswa normal lainnya. Namun, hasil assesmen menunjukkan bahwa siswa
bersangkutan menunjukkan tipe anak lamban belajar slow learner.
1. Pengertian Siswa Lamban Belajar Slow Learner
Menurut Cooter dan Cooter Jr; Willey Nani Triani dan Amir, 2013: 3, anak lamban belajar atau slow learner adalah anak yang memiliki
prestasi belajar rendah atau sedikit di bawah rata-rata dari anak pada umumnya, pada salah satu atau seluruh area akademik. Jika dilakukan
pengetesan IQIntelegence Question, skor tes IQsiswa lamban belajar menunjukkan skor antara 70 dan 90. Siswa tersebut lebih lambat dalam
menangkap materi pelajaran yang berhubungan dengan simbol, abstrak, atau materi konseptual. Biasanya anak lamban belajar kesulitan dalam
membaca dan berhitung. Pendapat tersebut sejalan dengan Sangeeta Malik 2009: 61, anak-anak lamban belajar sulit menangkap apa pun yang
diajarkan jika melibatkan simbol, abstrak, dan konseptual materi pelajaran.