Pendekatan Pembelajaran Siswa Lamban Belajar Slow Learner

28 b. Prinsip Kesiapan Anak Anak haruslah memiliki sebuah persiapan, misalnya pengetahuan prasyarat untuk menerima suatu pelajaran, c. Prinsip Keperagaan Alat peraga yang digunakan untuk media sebaiknya diupayakan menggunakan benda atau situasi aslinya. Namun, apabila hal tersebut sulit dilakukan, dapat menggunakan benda tiruan atau minimal gambar. d. Prinsip Penanaman dan Penyempurnaan Sikap Perlu diupayakan agar anak-anak berkebutuhan khusus memiliki sikap yang baik serta tidak selalu menjadi perhatian orang lain. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran anak lamban belajar diantaranya adalah prinsip kasih sayang, layanan individual, kesiapan, keterarahan,pemecahan masalah keperagaan, motivasi, belajar dan bekerja kelompok, ketrampilan, serta penanaman dan penyempurnaan sikap.

4. Pendekatan Pembelajaran Siswa Lamban Belajar Slow Learner

Guru yang memandang anak didik sebagi pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Idealnya, guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala 29 perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam penagjaran. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002: 62-81, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegaiatan belajar mengajar. a. Pendekatan Individual Perbedaan individual anak didik memberikan wawasan kepada guru bahwa pembelajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual. Misalnya, untuk menghentikan anak didik yang suka bicara, adalah dengan cara memisahkan anak tersebut pada tempat kelompok anak didik yang pendiam. Selain itu, persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatah individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan. b. Pendekatan Kelompok Pendekatan kelompok suatu waktu diperlukan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik juga termasuk dalam makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama. Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. 30 c. Pendekatan Bervariasi Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan anak didik yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan. Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar adalah bermacam-macam. Kasus dalam pembelajaran biasanya muncul dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. d. Pendekatan Edukatif Apa pun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran adalah dengan tujuan mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti karena balas dendam, gengsi, ingin ditakuti, atau lainnya. Anak yang telah melakukan kesalahan sebaiknya diberikan sanksi edukatif yang bermanfaat bukan sanksi fisik yang merugikan. e. Pendekatan Pengalaman Pengalaman adalah guru yang terbaik. Belajar dari pengalaman adalah lebih baik daripada sekedar bicara, dan tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar adalah kenyataan yang ditunjukkan dengan kegiatan fisik. Ciri-ciri pengalaman yan edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak meaningful, kontinu dengan 31 kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah integrasi anak. f. Pendekatan Pembiasaan Pembiasaan adalah alat pendidikan. Pembiasaan yang baik akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian baik. Begitu pula sebaliknya. Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan kadang-kadang membutuhkan waktu yang lama. Namun, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sukar pula untuk mengubahnya. g. Pendekatan Emosional Emosi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan pembentukan kepribadian seseorang. Pendekatan emosional yang dimaksudkan di sini adalah suatu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati suatu materi. h. Pendekatan Rasional Manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk, serta mana kebenaran dan mana kedustaan dari suatu ajaran atau perbuatan melalui kekuatan akalnya. Karena kemampuan akal rasio itulah akhirnya dijadikan pendekatan rasional guna kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode 32 ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan, dan pemberian tugas. i. Pendekatan Fungsional Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak di sekolah diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Bahkan lebih penting adalah ilmu pengetahuan dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapat merasakan mandaat dari ilmu yang didapatnya di sekolah. Anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidupnya. j. Pendekatan Keagamaan Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kredilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai- nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, dihayati, dan diamalkan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa pendekatan dalam pembelajaran siswa lamban belajar diantaranya adalah pendekatan individual, kelompok, bervariasi, edukatif, pengalaman, pembiasaan, emosional, rasional, fungsional, dan keagamaan. 33

5. Pelaksanaan Pembelajaran Siswa Lamban Belajar