Kalimat Tanya Bahasa Indonesia

commit to user 35 berkata jujur, dikarenakan si penanya akan menanyakan dengan desakan yang lebih kuat lagi seperti “Just answer the question: When?”

2.4. Kalimat Tanya Bahasa Indonesia

Kalimat tanya dalam tata baku bahasa Indonesia Hasan alwi, 2003:357 secara formal ditandai dengan kata tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan, dan bagaimana dengan atau tanpa partikel kah sebagai penegas. Kalimat tanya ditandai dengan tanda tanya ? pada bahasa tulis dan pada bahasa lisan dengan suara naik, terutama jika ada kata tanya atau suara turun. Bentuk kalimat tanya digunakan untuk meminta jawaban “ya” atau “tidak” atau meminta informasi. Sesuai dengan fungsinya, kalimat tanya berfungsi tidak hanya untuk menanyakan informasi atau sekedar untuk bertanya akan tetapi pada konteks wacana tertentu dapat berfungsi permintaan atau yang lainya Hasan Alwi,2003:337. Sedangkan menurut Chaer, kalimat tanya atau interogatif adalah kalimat yang mengharapkan adanya jawaban secara verbal, jawaban ini dapat berupa pngakuan, keterangan, alasan atau pendapat dari pihak pendengar atau pembaca 2009:189. Berdasarkan penjelasan tersebut menurut Chaer ciri utama kalimat interogatif dalam bahasa Indonesia adanya intonasi naik pada akhir kalimat. Bila ada intonasi, meskipun kalimatnya tidak lengkap, maka kalimat tersebut sudah sebagai kalimat interogatif atau tuturan yang mengemban fungsi menanyakan. Kemudian, semua tuturan yang berfungsi menanyakan interogatif menghendaki adanya jawaban, terutama jawaban lisan; meskipun kemungkinan jawaban dilakukan dalam bentuk tindakan. Contohnya tuturan berikut ini yang diujarkan oleh seorang ibu pagi hari kepada anaknya yang sudah harus segera berangkat sekolah. commit to user 36 A: Kamu belum mandi, Nak? B: tidak berkata apa-apa; melainkan langsung mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Chaer, 2010:79 Pada tata baku bahasa Indonesia Hasan Alwi,2003:358 ada beberapa cara membentuk kalimat tanya dari kalimat deklaratif: 1. Menambahkan partikel penanya apa Contoh: Dia istri pak Bambang. Apa dia istri pak Bambang? Contoh kalimat diatas memerlukan jawaban “ya” atau “tidak” 2. Membalikan susunan kata dalam kalimat deklaratif, dengan beberapa kaidah yang perlu diperhatikan, antara lain: a. Jika dalam kalimat deklaratif terdapat kata seperti dapat, bisa, harus, sudah, dan mau , kata tersebut dapat dipindahkan ke awal kalimat dan ditambah partikel kah . a Dia dapat pergi sekarang. b Dapatkah dia pergi sekarang? Bentuk kalimat sedang, akan, dan telah umumnya tidak dipakai dalam bentuk kalimat seperti ini. b. Kalimat yang prediketnya nomina atau adjektiva urutan subjek dan prediketnya dapat dibalikkan dan kemudian partikel kah ditambahkan pada frasa yang telah dipindahkan ke muka. a Masalah ini urusan pak Ali. b Urusan pak Alikah masalah ini? commit to user 37 c. Jika prediketnya adalah verba taktransitif, ekatransitif, atau semitransitif, verba beserta objeknya atau pelengkapnya dapat dipindahkan ke awal kalimat dan kemudian ditambah partikel kah . a Dia menangis kemarin. b Menangiskah dia kemarin? 3. Dengan menggunakan kata bukankah atau tidak kah Contoh: a. Dia sakit b. Dia sakit, bukan ? c. Bukankah dia sakit? 4. Dengan mempertahankan urutan kalimatnya seperti kalimat deklaratif, tetapi mengubah intonasi menjadi naik. Contoh: a. Jawabanya sudah diterima? b. Dia jadi pergi ke Medan? 5. Memakai kata tanya apa, berapa, siapa, kapan, dan mengapa. Contoh: a. Dia mencari pak Zaed. b. Dia mencari siapa ? a. Pak Tarigan membaca buku. b. Pak Tarigan membaca apa ? a. Keluarga pak Guntur akan pindah ke Surakarta. b. Keluarga pak Guntur akan pindah kemana ? 2.5. Kalimat Tanya dan Penerjemahan Pragmatik Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi memerlukan dua sarana penting yaitu sarana linguistik dan sarana pragmatik. Sarana linguistik berkaitan commit to user 38 dengan ketepatan bentuk dan struktur bahasa, sedangkan sarana pragmatik berkaitan dengan kecocokan bentuk dan struktur dengan konteks penggunaanya. Pragmatik adalah studi tentang bahasa yang digunakan dalam komunikasi, yang mencakup salah satunya adalah aspek tindak tutur seperti yang dinyatakan Jacobs 1995:264 “the study of the speech acts is an important part of t he field of pragmatics, which is concerned with how the context of an utterance affects the way the utterance is understood”. Bahwa tindak tutur merupakan aspek domain dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan bagian yang terpenting dalam pragmatik yang mengarah pada bagaimana konteks dari ucapan mempengaruhi ucapan tersebut sehingga bisa dimengerti. Austin dalam Kempson 1977:50 membagi tindak tutur menjadi tiga yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Lokusi merupakan tindakan untuk mengujarkan kalimat dengan makna tertentu. Ilokusi adalah tindakan untuk mengujarkan kalimat dengan daya tertentu seperti penutur bermaksud untuk menyatakan tindak pujian, kritik, persetujuan dan lain sebagainya. Sedangkan perlokusi merupakan pengaruh lanjutan yang terjadi pada pihak pendengar yang diinginkan oleh penutur, sehingga menyebabkan pendengar melakukan sesuatu atau ujaran. Pembahasan diatas, dapat ditarik garis besar bahwa pragmatik mengkaji tentang tindak tutur dimana dalam suatu tuturan tersebut terdapat beberapa jenis kalimat yang digunakan yaitu: kalimat deklaratif, kalimat tanya dan perintah. Seperti dikemukakan pendapat dari Larson 1984:234 mengenai daya ilokusi menyatakan bahwa daya ilokusi dalam kalimat tanya dibagi menjadi tiga yaitu: statement declarative, questions, command perintah. Jadi dapat disimpulkan commit to user 39 bahwa penerjemahan kalimat tanya lebih difokuskan pada daya ilokusi dimana tuturan tersebut merupakan pembahasan domain dalam ilmu pragmatik. Sedangkan pragmatik itu sendiri mempunyai peran dalam penerjemahan sebagai penyampai pesan atau informasi dalam Bsa yang sesuai dengan informasi yang terdapat dalam Bsu, dimana sudah disesuaikan dengan konteks budaya dan norma yang ada. Namun, beberapa kalimat tanya ada yang tidak berkesesuaian antara daya ilokusi dan bentuk gramatikalnya, sehingga mengakibatkan kalimat tanya tidak hanya berfungsi sebagai kalimat yang menanyakan informasi tertentu tetapi mempunyai fungsi yang lain yaitu pertanyaan real questions dan rhetoric questions Larson, 1984. Lebih jauh Larson 1984 menyatakan bahwa seorang penerjemah dalam menerjemahkan kalimat tanya sebaiknya mempelajari fungsi dari rhetorical questions untuk memudahkan dalam menerjemahkan. Pada saat menerjemahkan, seorang penerjemah harus menentukan terlebih dahulu kalimat tanyanya apakah masuk dalam jenis real atau rhetorical questions , kemudian baru menentukan bentuk terjemahan sehingga makna yang sebenarnya dapat tertangkap.

3. Penerjemahan

Dokumen yang terkait

The Representation Of Victorian Women In Sherlock Holmes Stories

0 12 84

ANALISIS KALIMAT BERVARIASI BERITA-PERINTAH-TANYA DAN HUBUNGAN MAKNA ANTAR KALIMAT PADA TEKS TERJEMAHAN Analisis Kalimat Bervariasi Berita-Perintah-Tanya Dan Hubungan Makna Antar Kalimat Pada Teks Terjemahan Alquran Surat Albaqarah.

0 12 13

ANALISIS KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA PADA TERJEMAHAN AL QUR’AN SURAT YUSUF Analisis Kalimat Perintah Dan Kalimat Tanya Pada Terjemahan Al Qur’an Surat Yusuf.

0 2 13

ANALISIS KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA PADA TERJEMAHAN AL QUR’AN SURAT YUSUF Analisis Kalimat Perintah Dan Kalimat Tanya Pada Terjemahan Al Qur’an Surat Yusuf.

1 6 20

ANALISIS TERJEMAHAN TINDAK TUTUR GIVING COMPLIMENT PADA SUBTITLE FILM TWILIGHT SERIES DAN KUALITAS TERJEMAHANNYA.

2 2 137

PANALISIS TEKNIK DAN KUALITAS TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENGANCAM MUKA NEGATIF PADA THE ADVENTURES OF SHERLOCK HOLMES.

0 1 315

Analisis Teknik Penerjemahan Majas Ironi dan Sarkasme dalam Novel The Return of Sherlock Holmes Serta Dampaknya Terhadap Kualitas Terjemahan.

0 1 13

Analisis teknik penerjemahan majas ironi dan sarkasme dalam novel the return of sherlock holmes serta dampaknya terhadap kualitas terjemahan Jurnal

1 35 21

Teknik Penerjemahan Dan Tingkat Keakuratan Terjemahan Pada Subtitle Film “Sang Penari”

0 0 13

ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN SUBTITLE FILM BECKHAM UNWRAPPED DAN DAMPAKNYA PADA KUALITAS TERJEMAHAN TESIS

1 12 157