ℎ �
= .
− . + .
+ .
4.2.5.3 Pengaruh rasio laba fiskal terhadap laba akuntansi
yang besar terhadap peringkat obligasi
Hasil pengujian regresi membuktikan bahwa hasil analisis berlawanan hipotesis H3, ini dibuktikan dengan hasil regresi ordinal yang
menunjukan bahwa variabel rasio laba pajak terhadap laba akuntansi LTB memiliki nilai signifikansi atau probabilitas 0.366 p0.05, nilai ini
menunjukan bahwa variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Namun, untuk menilai hipotesis dari suatu variabel
kategorikal, tidak hanya berdasarkan hasil regresi saja, tetapi juga dapat berdasarkan nilai chi-square dari analisis crosstabulation Christina, 2013.
Berdasarkan tabel 4.4 nilai chi-square dalam analisis crosstabulation terdeteksi sebesar 21.027 dengan p = 0.004, nilai ini tentu signifikan karena
0.05. Artinya, terdapat asosiasi atau pengaruh signifikan antara kedua variabel ini dilihat dari : Asymp. Sig. 2-sided 0.05. Apabila dilihat dari
nilai Uji Wald sebesar 0.819, nilai ini menunjukan bahwa pengaruh tersebut positif. Hasil ini tidak sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu seperti
Christina et al 2010, Christina 2013, Fitantri 2014 yang menyatakan bahwa rasio laba fiskal terhadap laba akuntansi yang besar tidak
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Namun, hasil ini konsisten dengan penelitian Crabtee dan Maher 2009 yang menemukan
Universitas Sumatera Utara
LTB berpengaruh signifikan dengan RATING namun memiliki pengaruh yang negatif.
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan hipotesis H3 yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki rasio laba fiskal terhadap laba
akuntansi yang besar akan memperoleh peringkat yang lebih rendah saat pemeringkatan obligasi diterima, artinya saat laba fiskal semakin besar
dibanding laba akuntansi, maka probabilitas peringkat obligasi akan semakin turun. Apabila terjadi kenaikan selisih Rp 1,00 laba fiskal dengan
laba akuntansi yang menjadi penyebab laba fiskal laba akuntansi ini tentu akan menurunkan Odd ratio atau probabilitas peringkat obligasi sebesar
1.314. Dapat disimpulkan dengan semakin besarnya laba fiskal dibanding laba akuntansi, hal ini akan memperkuat identitifikasi bahwa manajemen
perusahaan kurang mampu dalam mengatur rekonsiliasi fiskalnya yang menyebabkan PKP perusahaan lebih tinggi dari industri sejenis lainnya. Hal
ini tentu akan menyebabkan probabilitas akan peringkat obligasi semakin turun.
Pengaruh positif yang ada dihasilkan pada variabel LTB maupun STB dalam penelitian ini, menurut Christina et al, 2010 hanya
mengandung arti bahwa analis kredit atau lembaga pemeringkat tidak menilai negatif perusahaan dengan kategori LTB tauapun STB.
4.2.5.4 Pengaruh rasio laba fiskal terhadap laba akuntansi yang