Jenis Halte Jalur Khusus Fasilitas Halte Kriteria Penentuan Lokasi Halte

37

2.6.3. Pengertian Halte

Berikut ini adalah definisi halte: 1. Menurut Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat LPKM ITB tahun 1997, halte adalah lokasi di mana penumpang dapat naik ke dan turun dari angkutan umum dan lokasi di mana angkutan umum dapat berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang, sesuai dengan pengaturan operasional. 2. Menurut Dirjen Bina Marga tahun 1990, halte adalah bagian dari perkerasan jalan tertentu yang digunakan untuk pemberhentian sementara bus, angkutan penumpang umum lainnya pada waktu menaikan dan menurunkan penumpang. 3. Menurut Dirjen Perhubungan Darat tahun 1996, halte adalah tempat adalah tempat pemberhentian kendaraan penumpang umum untuk menurunkan danatau menaikan penumpang yang dilengkapi dengan bangunan.

2.7. Jenis Halte Jalur Khusus

Halte pada jalur khusus adalah halte dengan desain khusus untuk menyampaikan identitas yang dapat membedakan dari pelayanan transportasi umum lainnya, mencerminkan jenis pelayanan prima dan terintegrasi dengan lingkungan sekitar, perlu adanya keterlibatan masyarakatorganisasi profesional, sehingga memperhatikan : 1. Keserasian dengan lingkungan. 2. Berfungsi sebagai ornamen kota. 3. Memperhatikan aksesibilitas bagi penyandang cacat. 4. Lokasi halte didasarkan pada sistem pembagian zona. Universitas Sumatera Utara 38

2.8. Fasilitas Halte

Fasilitas halte yang diperlukan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan penumpang menunggu, naik-turun kendaraan umum dan menjamin kelancaran pergerakan lalu lintas, sehingga fungsi halte dapat efisien dan efektif diperlukan: a Tempat menunggu penumpang yang tidak mengganggu aktivitas jalan. b Tempat berteduh yang memenuhi c Tempat berhenti kendaraan umum beserta rambunya yang aman dan lancar. d Tempat duduk untuk penumpang menunggu kendaraan. e Fasilitas penyebrangan untuk pejalan kaki, yang tidak terganggu oleh aktivitas halte. f Pemasangan pagar, supaya pejalan kaki tidak menyebrang di sembarang tempat. g Informasi yang diperlukan h Telpon umum

2.9. Kriteria Penentuan Lokasi Halte

Didasarkan pada perencanaan kota dan persyaratan, penentuan lokasi halte penumpang kendaraan angkutan umum dilakukan dengan memperhatikan rencana kebutuhan lokasi simpul jaringan aktivitas penumpang dan jalur kendaraan umum, serta diperhatikan pula : a Rencana umum tata ruang. b Kepada lalu lintas dan kapasitas jalan disekitar halte. c Keterpaduan antar moda transportasi d Kondisi geografi lokasi halte e Kelestarian lingkungan. Universitas Sumatera Utara 39 Selain itu sebaran lokasi halte harus memperhatikan berbagai aspek yang berkaitan dengan tuntutan umum Warpani, 2002 yaitu: a Pusat keramaian yang ada; misalnya pasar, pertokoan,obyek wisata dan lain-lain. b Pusat kegiatan, misalnya kantor, sekolahan dan lain-lain. c Kemudahan perpindahan moda, misalnya persimpangan jalan. Persyaratan penentuan lokasi halte secara umum Iskandar Abubakar dan kawan- kawan, 1995 adalah sebagai berikut: a Terletak pada jalur pejalan kakitrotoar footway b Dekat dengan pusat kegiatan yang membangkitkan pemakai angkutan umum. c Tidak tersembunyi, aman terhadap gangguan kriminal. d Harus ada pengatur pergerakan kendaraan, pemakai halte dan pejalan kaki, sehingga aman terhadap kecelakaan lalu lintas. e Tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas. Melihat persyaratan umum dan pedoman praktis penentuan lokasi halte angkutan umum, maka perlu diperhatikan kondisi lapangan : a Ada tidaknya trotoar. b Tersedianya lahan untuk membuat bus lay by. c Tingkat pelayanan jalan. d Kecukupan lebar jalan. e Tingkat permintaan penumpang yang menentukan perlu tidaknya lindungan.

2.10. Pemilihan Lokasi Halte

Dokumen yang terkait

Kajian Pemilihan Moda Transportasi Antara Angkutan Kota dengan Monorel Menggunakan Metode Stated Preference (Studi Kasus: Rencana Pembangunan Monorel Kota Medan)

9 132 145

Penghentian Proyek Pembangunan Monerel Jakarta (Analisis Pasal 25 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi)

0 9 0

PENENTUAN JUMLAH DAN LOKASI HALTE RUTE I BUS RAPIDTRANSIT(BRT) DI SURAKARTA DENGAN MODEL SET COVERING PROBLEM

13 70 162

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penentuan Jumlah dan Lokasi Halte Monorel dengan Model Set Covering Problem(Studi Kasus: Rencana Pembangunanan Monorel Medan- Koridor I)

1 3 33

BAB I PENDAHULUAN - Penentuan Jumlah dan Lokasi Halte Monorel dengan Model Set Covering Problem(Studi Kasus: Rencana Pembangunanan Monorel Medan- Koridor I)

0 0 7

PENENTUAN JUMLAH DAN LOKASI HALTE MONOREL DENGAN MODEL SET COVERING PROBLEM (STUDI KASUS : RENCANA PEMBANGUNAN MONOREL MEDAN- KORIDOR I) TUGAS AKHIR - Penentuan Jumlah dan Lokasi Halte Monorel dengan Model Set Covering Problem(Studi Kasus: Rencana Pembang

0 3 12

BAB I PENDAHULUAN - Kajian Pemilihan Moda Transportasi Antara Angkutan Kota dengan Monorel Menggunakan Metode Stated Preference (Studi Kasus: Rencana Pembangunan Monorel Kota Medan)

0 1 8

KAJIAN PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA ANGKUTAN KOTA DENGAN MONOREL MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS : RENCANA PEMBANGUNAN MONOREL KOTA MEDAN) TUGAS AKHIR - Kajian Pemilihan Moda Transportasi Antara Angkutan Kota dengan Monorel Menggun

0 1 13

PERENCANAAN STASIUN PEMBERHENTIAN MONOREL KORIDOR I PADA JALAN MERDEKA, KOTA BANDUNG - ITS Repository

0 1 121

PENENTUAN LOKASI DAN JUMLAH HALTE TREM DI SURABAYA DENGAN MODEL SET COVERING PROBLEM

0 1 123