Penentuan Jumlah dan Lokasi Halte dengan Model Set Covering Problem

122 11 Perum Mandiri Sekolah Budi Luhur X9 267 m PRSU X10 117 m Perum Mandiri X11 85 m 12 Loket Bus Kurnia Loket Bus Kurnia X12 28 m 13 Perumahan TASBIH Perumahan TASBIH X13 160 m 14 Simpang Setiabudi Persimpangan Setiabudi X14 75m 15 Simpang Pos Simpang Pos X15 75m 16 Simpang Simalingkar B Simpang Simalingkar B X16 75m 17 Simpang Johor Simpang Johor X17 75 m Sekolah Primbana X18 269 m 18 Sekolah Primbana Simpang Johor X17 265 m Sekolah Primbana X18 56 m 19 Asrama Haji Asrama Haji X19 86 m 20 Simpang Karya Jaya Simpang Karya jaya X20 75 m 21 Simpang Delitua Simpang Delitua X21 75 m 22 Simpang STM Simpang STM X22 75 m 23 Simpang Marendal Simpang Marendal X23 75 m Simpang Amplas X24 307 m 24 Simpang Indogrosir Simpang Marendal X23 382m Simpang IndogrosirX24 75 m 25 Pajak Simpang Limun Pajak Simpang Limun X25 75 m 26 Simpang Stadion Teladan Simpang Stadion Teladan X26 75 m Ramayana X27 12 m 27 Ramayana Simpang Stadion Teladan X26 135 m Ramayana X27 25 m 28 Yuki Simpang Raya Yuki Simpang Raya X28 15 m Mesjid Raya X29 172 m 29 Mesjid Raya Yuki Simpang Raya X28 76 m Mesjid Raya X29 73 m 30 Lapangan Merdeka Lapangan Merdeka X30 73 m 31 Putri Hijau Putri Hijau X31 75 m

4.8 Penentuan Jumlah dan Lokasi Halte dengan Model Set Covering Problem

Penyelesaian masalah dengan menggunakan metode Branch and Bound pada Lingo 8.0. 1. Model Matematis Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disebutkan pada bab III, model matematis memiliki satu tujuan dan mempunyai dua batasan. Model penentuan lokasi yang Universitas Sumatera Utara 123 digunakan adalah pengembangan modl Set Covering Problem SCP. Model matematis yang digunakan adalah sebagai berikut: Untuk j = 1,2,3,....,n Dalam masalah ini, terdapat 31vlokasi kandidat halte. Sehingga untuk menyelesaikan masalah, persamaan fungsi tujuan yang digunakan dengan menggunakan Lingo 8.0 adalah sebagai berikut: Min = ; Nilai untuk setiap x j adalah 0 atau 1. Artinya jika nilai x j = 0 maka kandidat halte tersebut tidak dipilihdibangun. Jika nilai x j =1 maka kandidat halte tersebut dipilihdibangun. b. Fungsi batasan Batasan model matematis meliputi :  Setiap titik permintaan dapat dipenuhi oleh sekurangnya 1 halte. Model matematis batasan ini adalah: ≥1 Pada masalah ini, titik permintaan 1 hanya dapat dipenuhi oleh kandidat halte 1, sehingga model persamaannya adalah X1 ≥1. Demikian titik permintaan 2 dapat dipenuhi oleh kandidat halte 2 sehingga model persamaannya adalah X2 ≥1. Sedangkan titik permintaan 3 dapat dipenuhi oleh kandidat halte 3dan 4, sehingga model persamaan adalah X3 + X4 ≥ 1. Untuk titik titik titik permintaan 4 dapat dipenuhi oleh kandidat halte 3 dan 4, sehingga model persamaan adalah X3 + X 4 ≥ 1. Model persamaan ini digunakan untuk setiap titik permintaan. Batasan model matematis untuk setiap permintaan adalah sebagai berikut: Model Batasan untuk Permintaan I X1 ≥ 1;  j                        31 996 1 31 ..... 2 4155 1 2 1 1484 1 1 x x x x x x    i j x j i  Universitas Sumatera Utara 124 Model Batasan untuk Permintaan II X2 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan III IV X3+X4 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan V,VI,VII X5+X6+X7 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan VIII X8+X9 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan IX X8+X9+X10+X11 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan X XI X9+X10+X11 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XII X1 2 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XIII X13≥1; Model Batasan untuk Permintaan XIV X14 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XV X15 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XVI X16 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XVII XVIII X17 + X18 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XIX XI9 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XX X20 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XXI X21 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XXII X22 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XXIII XXIV X23+X24 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XXV X25 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XXVI XXVII X26 + X27 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XXVIII XXIX X28+ X29 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XXX X30 ≥ 1; Model Batasan untuk Permintaan XXXI X31 ≥1;  Kandidat halte pada terminal selalu dipilih, X5 X6 =1. Hal ini dikarenakan menjadi lokasi pergantian moda.  Setiap lokasi tersebut dipilih atau tidak biner. Model matematis batasan Universitas Sumatera Utara 125 ini adalah sebagai berikut: xj  {0,1}  j Untuk menyelesaikan masalah ini, persamaan fungsi batasan kedua yang digunakan pada Lingo 8.0 adalah sebagai berikut: BINX1; BINX2; BINX3;..........................BINX31; 2. Hasil Pengujian Penyelesaian masalah dia atas dengan menggunakan Branch and Bound dalam Lingo 8.0 menghasilkan solusi sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 126 Dari hasil optimasi yang dilakukan dengan model matematis diatas, diperoleh hasil lokasi halte monorel koridor I. Lokasi halte monorel yang terpilih untuk dibangun dapat dilihat pada Tabel 4.17 Tabel 4.33 Lokasi Halte Monorel yang terpilih untuk dibangun No Halte yang terpilih untuk dibangun dan simbol 1 Simpang Sekip X1 2 Plaza Medan Fair X2 3 Berastagi Supermarket X3 4 Tomang Elok X7 5 Sekolah Budi Luhur X9 6 Loket Bus Kurnia X12 7 Perumahan Tasbih X13 8 Simpang Setiabudi X14 9 Simpang Pos X15 10 Simpang Simalingkar B X16 11 Simpang Johor X17 12 Asrama Haji X19 13 Simpang Karya Jaya X20 14 Simpang Delitua X21 15 Simpang STM X22 16 Simpang Indogrosir X24 17 Pajak Simpang Limun X25 18 Ramayana X27 19 Yuki Simpang Raya X28 20 Lapangan Merdeka X30 21 Putri Hijau X31

4.8 Analisis Beban Penumpang yang terlayani di setiap Halte selama seminggu

Dokumen yang terkait

Kajian Pemilihan Moda Transportasi Antara Angkutan Kota dengan Monorel Menggunakan Metode Stated Preference (Studi Kasus: Rencana Pembangunan Monorel Kota Medan)

9 132 145

Penghentian Proyek Pembangunan Monerel Jakarta (Analisis Pasal 25 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi)

0 9 0

PENENTUAN JUMLAH DAN LOKASI HALTE RUTE I BUS RAPIDTRANSIT(BRT) DI SURAKARTA DENGAN MODEL SET COVERING PROBLEM

13 70 162

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penentuan Jumlah dan Lokasi Halte Monorel dengan Model Set Covering Problem(Studi Kasus: Rencana Pembangunanan Monorel Medan- Koridor I)

1 3 33

BAB I PENDAHULUAN - Penentuan Jumlah dan Lokasi Halte Monorel dengan Model Set Covering Problem(Studi Kasus: Rencana Pembangunanan Monorel Medan- Koridor I)

0 0 7

PENENTUAN JUMLAH DAN LOKASI HALTE MONOREL DENGAN MODEL SET COVERING PROBLEM (STUDI KASUS : RENCANA PEMBANGUNAN MONOREL MEDAN- KORIDOR I) TUGAS AKHIR - Penentuan Jumlah dan Lokasi Halte Monorel dengan Model Set Covering Problem(Studi Kasus: Rencana Pembang

0 3 12

BAB I PENDAHULUAN - Kajian Pemilihan Moda Transportasi Antara Angkutan Kota dengan Monorel Menggunakan Metode Stated Preference (Studi Kasus: Rencana Pembangunan Monorel Kota Medan)

0 1 8

KAJIAN PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA ANGKUTAN KOTA DENGAN MONOREL MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS : RENCANA PEMBANGUNAN MONOREL KOTA MEDAN) TUGAS AKHIR - Kajian Pemilihan Moda Transportasi Antara Angkutan Kota dengan Monorel Menggun

0 1 13

PERENCANAAN STASIUN PEMBERHENTIAN MONOREL KORIDOR I PADA JALAN MERDEKA, KOTA BANDUNG - ITS Repository

0 1 121

PENENTUAN LOKASI DAN JUMLAH HALTE TREM DI SURABAYA DENGAN MODEL SET COVERING PROBLEM

0 1 123