63 perikatan audit dalam jangka waktu yang lama dengan klien tidak mempersulit
auditor untuk memberikan opini audit going concern karena independensinya tidak terganggu. Sesuai dengan teori kepatuhan, profesi auditor adalah profesi
yang menjunjung tinggi nilai objektivitas sehingga auditor tetap harus memberikan opini going concern tanpa harus melihat lamaya perikatan audit yang
terjalin dengan klien sebagai bagian dari tanggung jawabnya. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Januarti dan Fitrianasi
2008, Januarti 2008, Dewayanto 2011, dan Lennox 2004. Penelitian ini mendukung bukti bahwa auditor akan tetap memberikan opini going concern
kepada perusahaan yang mengalami masalah dalam kelangsungan hidupnya tanpa harus takut kehilangan klien ataupun fee audit.
4.3.3 Pengaruh Audit Report Lag terhadap Opini Going Concern
Hasil pengujian yang dilakukan pada variabel audit report lag terhadap opini going concern adalah audit report lag berpengaruh signifikan terhadap opini
going concern β
3
diterima dimana nilai koefisiennya positif sebesar 0,040 dan probabilitasnya 0,028 0,05.
Arah hubungan
yang positif
dan signifikan
secara statistik
mengindikasikan bahwa audit report lag yang semakin lama akan memberikan auditor waktu yang lebih lama untuk menemukan bukti yang cukup bahwa
perusahaan mengalami masalah dalam kemampuannya untuk going concern dan menerbitkan opini going concern. Lamanya audit report lag memperkuat sinyal
bahwa perusahaan yang laporan auditornya terlambat dipublikasikan mengalami
Universitas Sumatera Utara
64 masalah going concern. Penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan penelitian
Knechel dan Vanstraelen 2007, Januarti 2008, namun tidak konsisten dengan penelitian Agustina dan Zulaikha 2013 dan Januarti 2009.
4.3.4 Pengaruh Profitabilitas terhadap Opini Going Concern
Variabel profitabilitas memiliki nilai koefisien negatif sebasar 0,002 dengan probabilitas sebesar 0,484 di atas tingkat signifikansi 0,05 5 yang
berarti profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap opini going concern β
4
ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Januarti 2008 tetapi berbeda dengan penelitian Januarti dan Fitrianasari 2008. Sebelumnya dijelaskan
bahwa jika profitabilitas perusahaan tinggi memberi sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa mendatang sehingga kecil kemungkinan
mendapat opini going concern. Tidak ditemukannya bukti yang signifikan antara profitabilitas dan opini
going concern disebabkan financial leverage yang ditanggung perusahaan relatif besar Januarti, 2008. Meningkatnya laba bersih yang diperoleh atas penjualan
dalam perusahaan tidak lantas membuat perusahaan tidak mengalami masalah dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya karena peningkatan laba usaha
tidak diimbangi oleh penurunan utang perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan akan tetap mendapat opini going concern walau profitabilitasnya baik
jika tidak mampu memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman Januarti, 2008.
Universitas Sumatera Utara
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan