24
2.1.10 Audit Report Lag
Audit Report Lag ARL didefinisikan sebagai periode waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun fiskal perusahaan hingga tanggal
diterbitkannya laporan audit. Menurut Lai dan Cheuk 2005, “An audit report lag
or audit delay is a period from a company’s year-end date to the audit report date”. Definisi tersebut menyimpulkan bahwa semakin lama waktu yang
dibutuhkan auditor menyelesaikan proses audit, semakin lama pula audit report lag-nya.
Menurut Abdula 1996, semakin panjang waktu yang dibutuhkan di dalam mempublikasikan laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun buku suatu
perusahaan milik klien, maka semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut bocor kepada investor tertentu atau bahkan bisa menyebabkan insider trading dan
rumor-rumor lain di bursa saham. Lamanya ARL yang dibutuhkan selama proses pengauditan mempengaruhi publikasi laporan keuangan. ARL yang lama akan
mengakibatkan berkurangnya kualitas isi informasi yang terkandung dalam laporan keuangan sehingga mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusa n yang
didasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Penelitian Ahmad et. al.2005 menyatakan ARL dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu client cycle time
CCT yang didefinisikan sebagai durasi waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menyelesaikan atau menutup pembukuan transaksi perusahaan; dan firm
cycle time FCT yang didefinisikan sebagai durasi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan tanggung jawab audit atas laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
25 perusahaan. Knechel dan Payne 2001 dalam penelitiannya membagi ARL dalam
3 komponen, yaitu : 1. Scheduling Lag, yaitu selisih waktu antara akhir tahun fiskal
perusahaan dengan dimulainya pekerjaan lapangan auditor. 2. Fieldwork Lag, yaitu selisih waktu antara dimulainya pekerjaan
lapangan dan saat penyelesaiannya. 3. Reporting Lag, yaitu selisih waktu antara saat penyelesaian
pekerjaan lapangan dengan tanggal laporan auditor.
2.1.11 Profitabilitas