Upaya peningkatan kemampuan komunikasi matematis melalui pemberian kesempatan berkomunikasi matematis dalam pembelajaran bagi siswa SMP Institut Indonesia pada materi segitiga tahun ajaran 2016/2017.

(1)

vii ABSTRAK

Archangelia Maria Lelu. 121414097. 2016. “UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBERIAN

KESEMPATAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS DALAM

PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT INDONESIA PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2016/2017”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis secara tertulis pada pokok bahasan segitiga terhadap siswa kelas VII SMP Institut Indonesia Tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia sejumlah 23 siswa, dengan objek adalah hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP, lembar keterlaksanaan, LKS, tes hasil belajar, dan wawancara. Data LKS dan tes hasil belajar siswa dianalisis dengan cara mendeskripsikan semua jawaban dari masing-masing siswa, kemudian diambil kesimpulan beberapa siswa yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan komunikasi matematis secara tertulis. Data wawancara dianalisis untuk menguatkan tes hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa secara tertulis saat berkelompok lebih tinggi dari saat tidak berkelompok dan rata-rata siswa sudah dapat berkomunikasi secara tertulis hanya saja bahasa yang digunakan belum tepat.


(2)

viii ABSTRACT

Archangelia Maria Lelu, 121414097, 2016. “THE EFFORT TO INCREASE THE MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILL BY GIVING THE OPPORTUNITY TO COMMUNICATE MATHEMATICALLY IN LEARNING FOR STUDENTS OF INSTITUT INDONESIA JUNIOR HIGH SCHOOL ON TRIANGLE MATERIAL, SCHOOL YEAR 2016/2017”.

This research aims to describe the written mathematical communication skill in triangle topic on seventh grade students of Institut Indonesia Junior High School, school year 2016/2017.

This research is a descriptive, qualitative, and quantitative research. The subject of this research is the seventh grade students of Institut Indonesia Junior High School and there are 23 students. The object is their learning outcome on cognitive aspect. The data instrument that is used in this research is RPP, work sheet, LKS, test learning outcome, and interview. The LKS data and test learning outcome are analyzed by describing all the answers from every student and by taking the conclusions from some students who include in the category that have the written mathematical communication skill. The interview data is analyzed to strengthen the students learning outcome.

The result of this research shows that the student’s written mathematical communication skill is higher when they work in a group rather than they work individually. Moreover, the students are already able to communicate in written form but the language that is used is still not right.


(3)

i

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBERIAN KESEMPATAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT

INDONESIA PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Archangelia Maria Lelu NIM: 121414097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ii

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBERIAN KESEMPATAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT

INDONESIA PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Archangelia Maria Lelu NIM: 121414097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

DEVELOP an attitude of gratitute, and give thanks for everything that happens to you, knowing that every step forward is a step toward achieving something bigger and better than your current situation.

Kembangkanlah RASA SYUKUR DAN BERSYUKURLAH UNTUK HAL-HAL YANG ANDA ALAMI. KETAHUILAH BAHWA SETIAP LANGKAH ADALAH SATU LOMPATAN MENUJU SESUATU YANG LEBIH BAIK.

Skripsi ini dipersembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai, memberkati, dan memberikan kemudahan bagi saya lewat orang-orang yang baik hati dalam setiap perjuangan saya. Kedua orang tua Bapa Paulus dan Mama Leni

Kakak tercinta Ama dan Acel Serta almamater yang kubanggaka


(8)

(9)

vii ABSTRAK

Archangelia Maria Lelu. 121414097. 2016. “UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBERIAN

KESEMPATAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS DALAM

PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT INDONESIA PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2016/2017”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis secara tertulis pada pokok bahasan segitiga terhadap siswa kelas VII SMP Institut Indonesia Tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia sejumlah 23 siswa, dengan objek adalah hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP, lembar keterlaksanaan, LKS, tes hasil belajar, dan wawancara. Data LKS dan tes hasil belajar siswa dianalisis dengan cara mendeskripsikan semua jawaban dari masing-masing siswa, kemudian diambil kesimpulan beberapa siswa yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan komunikasi matematis secara tertulis. Data wawancara dianalisis untuk menguatkan tes hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa secara tertulis saat berkelompok lebih tinggi dari saat tidak berkelompok dan rata-rata siswa sudah dapat berkomunikasi secara tertulis hanya saja bahasa yang digunakan belum tepat.


(10)

viii ABSTRACT

Archangelia Maria Lelu, 121414097, 2016. “THE EFFORT TO INCREASE THE MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILL BY GIVING THE OPPORTUNITY TO COMMUNICATE MATHEMATICALLY IN LEARNING FOR STUDENTS OF INSTITUT INDONESIA JUNIOR HIGH SCHOOL ON TRIANGLE MATERIAL, SCHOOL YEAR 2016/2017”.

This research aims to describe the written mathematical communication skill in triangle topic on seventh grade students of Institut Indonesia Junior High School, school year 2016/2017.

This research is a descriptive, qualitative, and quantitative research. The subject of this research is the seventh grade students of Institut Indonesia Junior High School and there are 23 students. The object is their learning outcome on cognitive aspect. The data instrument that is used in this research is RPP, work sheet, LKS, test learning outcome, and interview. The LKS data and test learning outcome are analyzed by describing all the answers from every student and by taking the conclusions from some students who include in the category that have the written mathematical communication skill. The interview data is analyzed to strengthen the students learning outcome.

The result of this research shows that the student’s written mathematical communication skill is higher when they work in a group rather than they work individually. Moreover, the students are already able to communicate in written form but the language that is used is still not right.


(11)

LEMBAR PERT\TYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEIIfl S

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Archangelia Maria Lelu

Nomer

Mahasiswa

:121414097

Demi pengembangan

ilmu

pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

MELALUI PEMBERIAN KESEMPATAN BERI(OMTIIIIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT INDONESIA

PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2O1612017

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media

lain, mengelolanya

dalam bentuk

pangkalan datao mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di intemet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal:29 September 2016 Yang menyatakan

(Archangelia Maria Lelu)


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Komunikasi Matematis Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP Institut Indonesia Pada Materi Segitiga Tahun Ajaran 2016/2017” ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dalam penulisan skripsi ini, tentunya penulis telah menerima bantuan baik secara moril maupum materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu mengasihi, mendapingi, melindungi, dan memberkati penulis sehingga penulis selalu semnagat dalam menyelesaikan penellitian ini.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atas ijinnya kepada penulis untuk menggunakan fasilitas yang ada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Dr. Hongki Julie M.Si selauku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi dan membimbing penulis.

4. Bapaak Martanto selaku guru mata pelajaran matematika SMP Institut Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan meluangkan waktu untuk membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian.


(13)

xi

5. Siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia yang telah ikut serta dalam pelaksanaan penelitian.

6. Bapa dan Mama yang penulis cintai dan banggakan, kaka Ama, kaka Acel, yang telah banyak memberikan dukungan dan pengorbanan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

7. Teman-teman angkatan 2012 Program Studi Pendidikan Matematika, teman-teman yang membantu dalam proses penelitian yaitu Rini, Helen, Richard.

8. Teman-Teman kos Cintia: Nova, Tia, Sila, Putri, Lisa, Desty dan juga Asri dan Digna dan teman-teman mitra perpustakaan yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 08 September 2016 Penulis


(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN ABSTRAK ... vii

HALAMAN ABSTRACT ... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Batasan Masalah ... 6

E. Tujuan Penulisan ... 6

F. Manfaat Penulisan ... 6

G. Batasan Istilah ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Pengertian Kemampuan Berkomunikasi Secara Matematis ... 9

B. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... 11

1. Pengertian Belajar ... 11

2. Pengertian Hasil Belajar ... 14

C. Materi ... 17

D. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Subjek Penelitian ... 27

C. Objek Penelitian... 28

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

E. Data Penelitian ... 28

F. Metode Pengumpulan Data... 28


(15)

xiii

H. Teknik Analisis Data ... 33

I. Uji Keabsahan Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 35

B. Data Penelitian ... 38

C. Instrumen-Instrumen yang Di Buat dalam Penelitian ... 39

D. Hasil Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 41

E. Analisis data... 42

F. Kelemahan Penelitian ... 150

BAB V PENUTUP ... 151

A. Kesimpulan ... 151

B. Saran ... 152

DAFTAR PUSTAKA ... 154


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi soal tes hasil belajar siswa ... 31 Tabel 4.1 Rincian kegiatan penelitian ... 37 Tabel 4.2 Hasil analisis berdasarkan pada transkip wawancara ... 142


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga sama sisi ... 17

Gambar 2.2 Segitiga sama kaki ... 18

Gambar 2.3 Segitiga sembarang ... 19

Gambar 2.4 Segitiga lancip ... 20

Gambar 2.5 Segitiga siku-siku ... 21


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran Matematika diberikan kepada peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (BSNP, 2006: 345). Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.

Pembelajaran matematika telah diterapkan di seluruh lembaga pendidikan yang ada di dunia terutama di Indonesia. Matematika diajarkan secara formal mulai dari tingkat sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan pentingnya matematika bagi kehidupan. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa sejak menginjak bangku di sekolah dasar, bahkan pada pendidikan sebelumnya untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa


(19)

dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif seperti sekarang ini.

“Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami” Tim (2003: 256). Menurut Abdulhak (Ansari, 2003: 3) “komunikasi dimaknai sebagai proses penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan melalui saluran tertentu untuk tujuan tertentu”.

Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangat berperan penting karena dengan komunikasi orang dapat berinteraksi satu sama lain dan membuat lebih akrab. Setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda, tetapi ide tersebut bisa dipersatukan melalui komunikasi. Hal yang terpenting adalah bagaimana membangun komunikasi tersebut agar dapat mencapai tujuannya, meskipun ada perbedaan dalam hal pendapat. Bila komunikasi tidak berjalan dengan baik maka dapat menghambat suatu pola interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini pun terjadi pada pembelajaran matematika karena matematika bukan hanya tentang logika tetapi juga tentang bahasa. Dalam artian, pada proses pembelajaran matematika setiap siswa mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda-beda terhadap suatu materi meskipun materi tersebut dipelajari secara bersama-sama.

Kemampuan komunikasi matematis merupakan hal yang sangat penting dan perlu ditingkatkan dalam pembelajaran matematika karena


(20)

3

komunikasi bisa membantu pembelajaran siswa tentang konsep matematika ketika mereka memerankan situasi, menggambar, menggunakan objek, memberikan laporan dan penjelasan verbal. Keuntungan sampingannya adalah bisa mengingatkan siswa bahwa mereka berbagi tanggung jawab dengan guru atas pembelajaran yang muncul dalam pembelajaran tertentu. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Huinker dan Laughlin (Hulukati, 2005: 5) sebagai berikut :

“Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para siswa untuk mengembangkan dan mengintegrasikan keterampilan berkomunikasi melalui lisan maupun tulisan serta mempresentasikan apa yang telah dipelajari. Dengan komunikasi, baik lisan maupun tulisan dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika dan dapat memecahkan masalah dengan baik”.

Menurut Cottonn (2008) komunikasi dapat dilakukan dengan cara siswa ditantang untuk berkomunikasi matematis baik secara lisan maupun tertulis dengan tujuan agar memperdalam pemahaman siswa. Siswa akan lebih memahami sesuatu ketika siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka merefleksikan pembelajaran mereka dan mengevaluasi kembali alasan mereka. Hal ini terjadi ketika siswa diharapkan untuk menulis penyelesaian dari soal-soal matematika yang diberikan oleh guru. Adanya usaha dari siswa untuk membuat siswa menyadari pemahaman mereka melalui proses berkomunikasi secara lisan dan tertulis, akan membuat siswa menyadari bahwa pemahaman yang benar tidak datang dari sekedar


(21)

menyelesaikan masalah dari soal-soal, tapi dari mengevaluasi ide-ide yang lain.

Oleh karena itu, untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki oleh siswa-siswi di SMP Institut Indonesia, maka diadakanlah suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia. Dalam proses pembelajaran, sudah sering terjadi komunikasi matematis baik secara lisan maupun secara tertulis antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Namun komunikasi tersebut tidak sering terjadi di dalam kelas karena waktu yang tidak memungkinkan dan hanya beberapa siswa saja yang mau berkomunikasi matematis secara lisan. Dalam proses pembelajaran juga ada siswa yang berani bertanya dan pertanyaan itu dianggap mudah oleh guru, maka guru memberi kesempatan kepada siswa lain yang sudah memahaminya untuk membantu menjelaskan.

Dari hasil observasi tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa :

1) Kegiatan komunikasi matematis jarang terjadi di kelas karena waktu yang tidak memungkinkan.

2) Proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru menjelaskan, memberikan contoh soal, dan terakhir latihan soal.


(22)

5

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memiliki gagasan untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kemampuan Komunikasi Matematis terhadap Hasil Belajar Siswa SMP Institut Indonesia pada materi Segitiga”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat permasalahan yang dapat di identifikasikan yaitu :

1. Dari proses obseravsi peneliti mengetahui bahwa guru meyakini komunikasi matematis itu penting tetapi yang menjadi kendala bagi siswa adalah waktu tidak mencukupi untuk berkomunikasi secara mendalam untuk setiap materi yang diajarkan oleh guru.

2. Kesempatan untuk melakukan komunikasi secara matematis belum sering dilakukan saat pembelajaran matematika di SMP Institut Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran yang dapat meningkatkan kesempatan komunikasi matematis siswa kelas VII?

2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis yang dicapai oleh siswa kelas VII dengan adanya peningkatan kesempatan berkomunikasi secara matematis?


(23)

D. Batasan Masalah

1. Siswa yang menjadi subyek data penelian ini adalah siswa kelas VII A SMP Institut Inonesia pada tahun ajaran 2016/2017.

2. Materi pembelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah segitiga.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan memberikan kesempatan berkomunikasi matematis siswa kelas VII pada materi segitiga.

2. Mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis yang dicapai oleh siswa kelas VII dengan adanya pemberian kesempatan berkomunikasi secara matematis pada materi segitiga.

F. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang lain, khususnya dapat bermanfaat bagi guru, siswa, maupun peneliti sendiri. 1. Bagi guru, sebagai inspirasi bagaimana mengelolah pembelajaran

yang yang memerlukan kesempatan berkomunikasi matematis.

2. Bagi siswa, meningkatkan kemampuan komunikasi matematisnya pada pelajaran matematika.


(24)

7

3. Bagi peneliti, penelitian ini menambah wawasan peneliti bagaimana melatih siswa untuk dapat mengkomunikasikan gagasannya, baik komunikasi lisan maupun komunikasi tulis.

G. Batasan Istilah

Untuk meminimalisir kesalahan penafsiran terhadap judul skripsi yang diajukan dalan penelitian, maka akan dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut :

1. Kemampuan komunikasi matematis

Kemampuan komunikasi matematis adalah suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, di mana terjadi pengalihan pesan berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian sesuatu masalah.

2. Belajar

Belajar adalah proses untuk merubah diri seseorang dalam hal ini adalah siswa agar memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah laku melalui latihan baik latihan yang penuh dengan tantangan atau melalui pelbagai pengalaman yang telah terjadi.

3. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan merupakan sebuah


(25)

proses akhir belajar siswa setelah memahami dan menguasai sebuah pengetahuan atau ilmu matematika.

4. Segitiga

Segitiga adalah gabungan dari tiga ruas garis yang dibentuk oleh tiga titik yang tidak segaris.


(26)

9 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kemampuan Berkomunikasi Secara Matematis

Kata “komunikasi” berasal dari kata latin cum, yaitu kata depan

yang berarti dengan dan bersama, dan unus, yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam bahasa inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Untuk bercommunion diperlukan usaha dan kerja. Dari kata itu dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang, tukar-menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda communication, dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi. Berdasarkan berbagai arti kata communicare yang menjadi asal kata komunikasi, secara harfiah komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan (Ngainun Norim, 2011).

Komunikasi adalah kemampuan mengirim pesan dengan jelas, manusiawi, efisien, dan menerima pesan secara akurat. Adapun definisi yang lainnya menyatakan komunikasi merupakan suatu tindakan oleh


(27)

suatu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Sedangkan menurut persepsi penulis, yang dimaksudkan dengan komunikasi dalam dunia pendidikan adalah proses penyampaian pesan secara timbal balik antara guru dan siswa, dan antara siswa yang satu dan siswa yang lainnya (Muh.Nurul, 2011).

Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa,

sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu (Ingko Humonggio).

Komunikasi matematis adalah cara bagi siswa untuk mengomunikasikan ide-ide, strategi maupun solusi matematika baik secara tertulis maupun lisan. Komunikasi adalah bagian penting dari matematika dan pendidikan matematika. Sedangkan, kemampuan komunikasi matematis dalam menjawab soal menurut National Council of Teachers of Mathematics (2000: 348) dapat dilihat ketika siswa menganalisis dan menilai pemikiran dan strategi matematis orang lain dan menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide matematika dengan tepat.

Clark (2005: 5) menyatakan bahwa “Math is communication. You have to be able to communicate the concepts. You have to be able to communicate your thinking. Numbers are not enough for any good

mathematician. You have to prove. You have to convince” (Matematika adalah komunikasi. Anda harus bisa mengkomunikasikan konsep. Anda harus bisa mengkomunikasikan pemikiran anda. Bilangan saja tidak cukup


(28)

11

untuk matematika yang baik. Anda haru bisa membuktikan. Anda harus bisa meyakinkan).

Hal ini menunjukkan bahwa siswa harus mampu menyampaikan isi pemikirannya tentang masalah matematika, bukan hanya dalam hal menghitung tapi juga bagaimana mengkomunikasikan matematika tersebut baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu Hirschfeld (2008: 4) juga berpendapat bahwa dengan adanya komunikasi siswa mengenai ide dan apa yang mereka pikirkan, guru bisa mengerti apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui oleh siswa. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Borasi and Rose dalam Kosko and Wilkins (2010: 81) yaitu :

“Students who write to explain or describe solution strategies

experience an improvement in their problem solving skills” (seseorang yang menulis untuk menjelaskan atau mendeskripsikan strategi solusi mengalami peningkatan keterampilan dalam menyelesaikan masalah). Menurut Jacobs (2002: 380-381) komunikasi ide - ide matematika dapat dilihat melalui lima aspek yaitu aspek representasi, aspek mendengar, aspek membaca, aspek diskusi, dan aspek menulis.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam menyampaikan konsep dalam bentuk lisan dan/tertulis yang terkait dengan matematika.

B. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Menurut W.S.Winkel (1989: 36) belajar adalah :

Suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam


(29)

pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

Bobbi Deporter (2000: 29), mengartikan belajar sebagai “tempat yang mengalir, dinamis, penuh resiko, dan menggairahkan”. Sedangkan dalam pandangan Arnie Fajar (2004: 40), mengemukakan bahwa :

Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukan proses itu. Artinya memberikan waktu yang cukup untuk berfikir ketika siswa menghadapi masalah sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya.

Arno F.Witting (dalam Muhibbin Syah, 2006: 110-111) mengemukakan tentang tahapan proses belajar ke dalam tiga tahapan

yaitu, “acquisition (tahap perolehan/ penerimaan informasi), storage

(tahap penyimpanan informasi), retrieval (tahap mendapatkan kembali

informasi)”. Penjelasan dari ketiga tahap tersebut adalah sebagai

berikut.

Tahap pertama, acquisition (tahap perolehan informasi), pada tahap ini siswa belajar mulai menerima informasi sebagai stimulus dan memberikan respon sehingga ia memiliki pemahaman atau perilaku baru. Pada tahap acquisition merupakan tahap yang paling mendasar, bila pada tahap ini kesulitan siswa tidak dibantu maka


(30)

13

siswa tersebut akan mengalami kesulitan unntuk menghadapi tahapan selanjutnya.

Tahap storage (penyimpanan informasi), pada tahap ini seseorang siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani proses acquisition. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi short term dan long term memori.

Ketiga, retrieval (mendapatkan kembali informasi). Pada tahap ini, seorang siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrival pada dasarnya adalah upaya peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atas stimulus yang sedang dihadapi.

Dari pendapat para pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebagai proses untuk merubah diri seseorang dalam hal ini adalah siswa agar memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah laku melalui latihan baik latihan yang penuh dengan tantangan atau melalui pelbagai pengalaman yang telah terjadi. Perubahan tersebut bersifat positif artinya berorientasi ke arah yag lebih maju daripada keadaan sebelumnya.


(31)

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Chatarina Tri Ani dkk, 2004: 4). Sedangkan menurut Winkel dalam Sukestiyarno dan Budi Waluyo (2006: 6), hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai peserta didik atau siswa dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa (internal), dan faktor yang datang dari luar diri siswa (eksternal). Menurut Slameto (2003: 54–72) faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

a. Faktor-faktor internal

1) Jasmaniah ( kesehatan, cacat tubuh ).

2) Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan).

3) Kelelahan.

b. Faktor-faktor eksternal

1) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan).


(32)

15

2) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, tugas rumah).

3) Masyarakat (kegiatan siswa di masyarakat, media massa, teman bergaul bentuk kehidupan masyarakat ).

Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar,yakni (a) keterampilan dan kebiasaan. (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan di kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal adalah kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan, (b) keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berkenan dengan pengetahuan prosedural yang terdiri atas diskriminasi jamak, konsep konkret dan terdefinisi kaidah serta prinsip, (c) strategi kognitif kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperlihatkan, mengingat dan berfikir, (d) sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan untuk menerima atau menolak berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut, (e) keterampilan motoris kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.


(33)

Benyamin Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya disebut kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikimotoris berkenan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dari ketiga ranah ini dijadikan dasar sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar dalam menempuh pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan pengertian di atas, peneliti berpendapat bahwa hasil belajar merupakan perubahan prilaku, tingkah laku, sifat, maupun sikap yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan siswa dalam hal penguasaan materi yang telah dipelajari.


(34)

17

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu proses belajar yang dilakukan oleh siswa yang berada pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang akan diteliti oleh peneliti ini adalah hasil belajar siswa pada ranah kognitif saja. C. Materi

Segitiga :

Menurut Nuharini (2008) segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi.

1. Jenis-jenis segitiga

a. Jenis Segitiga jika Ditinjau dari Panjang Sisi-sisinya 1) Segitiga Sama Sisi

Definisi : Segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki tiga buah sisi yang sama panjang.

Gambar 2.1 Segitiga Sama Sisi Cholik Adinawan dan Sugijono (2007 : 121)


(35)

Sifat-sifat Segitiga Sama Sisi

a) Memiliki tiga buah sudut yang sama besar

. b) Memiliki tiga sumbu simetri. c) Memilki simetri putar tingkat tiga. 2) Segitiga Sama Kaki

Definisi : Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua buah sisi yang sama panjang.


(36)

19

Sifat-sifat Segitiga Sama Kaki

a) Sudut di depan sisi yang sama panjang adalah sama besar. b) Memiliki satu sumbu simetri, yaitu OP.

c) Memiliki simetri putar tingkat satu. 3) Segitiga Sembarang

Definisi : Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak sama panjang.


(37)

Sifat-sifat Segitiga Sembarang

a) Tidak mempunyai sumbu simetri b) Memiliki simetri putar tingkat satu.

c) Ketiga sudutnya mempunnyai besar yang berbeda. b. Jenis Segitiga Ditinjau dari Besar Sudutnya

1) Segitiga Lancip

Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut lancip

Gambar 2.4 Segitiga Lancip

2) Segitiga Siku-siku

Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku


(38)

21

Gambar 2.5 Segitiga Siku-siku Sifat-sifat Segitiga Siku-siku

Pada segitiga siku-siku berlaku teorema phytagoras yang

berbunyi “kuadrat sisi miring sama dengan jumlah

kuadrat sisi siku-sikunya”.

Pembuktian teorema phytagoras dengan menggunakan segitiga yang sebangun.

Pembuktian ini berdasarkan perbandingan dari segitiga yang sebangun. Buat segitiga siku STU, dengan sudut siku-siku di U.

U

T S


(39)

Kemudian buat garis tinggi melalui titik U memotong garis ST dititik V.

Segitiga SVU sebangun dengan segitiga STU, begitu juga dengan segitiga UTV sebangun dengan segitiga STU.

Perhatikan segitiga STU dan segitiga SVU, diperoleh

...(1) Perhatikan segitiga STU dan segitiga UVT

Perbandingan segitiga STU dengan segitiga UVT, diperoleh

...(2) Dari persmaan (1) dan (2) maka diperoleh

karena

S V T


(40)

23

1 2

A B

Maka terbukti 3. Segitiga Tumpul

Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya tumpul

Gambar 2.6 Segitiga Tumpul 4. Besar Sudut-sudut Segitiga

Pada bidang datar, jumlah sudut dalam segitiga adalah 180 derajat. Berikut ini akan dibuktikan bahwa jumlah sudut dalam segitiga adalah 180 derajat:

Pembuktian besar sudut segitiga dengan menggunakan teorema kesejajaran.

D C E

Diketahui :

Dibuktikan : Bukti :


(41)

Buat garis yang sejajar dengan ̅̅̅̅ dan melalui titik C

Pernyataan Alasan

1. ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ Dikondisikan

2. Sudut dalam bersebrangan 3. Sudut dalam bersebrangan 4. Identitas

5.

adalah sudut lurus

6.

2,3,5

5. Hubungan Panjang Sisi dengan Besar Sudut a. Ketidaksamaan pada sisi segitiga

Untuk setiap segitiga selalu berlaku bahwa jumlah dua sisinya selalu lebih besar daripada sisi ketiga.

b. Hubungan besar sudut dan panjang sisi suatu segitiga

Setiap segitiga berlaku sudut terbesar terletak berhadapan dengan sisi terpanjang, sedangkan sudut terkecil berhadapan dengan sisi terpendek.


(42)

25

C

A B D

c. Hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga

Besar sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah dua sudut dalam yang tidak berpelurus dengan sudut luar tersebut.

Pembuktian hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga :

Diketahui :

Buktikan : Bukti :

1) Pada gambar di di atas, sisi AB diperpanjang sehingga membentuk garis lurus ABD. Pada segitiga ABC berlaku:

(sudut dalam

)

...(i) 2) Garis AD merupakan garis lurus sehingga :

(berpelurus)

...(ii)

3) Berdasarkan persamaan (i) dan (ii) diperoleh

. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa besar sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah


(43)

dua sudut dalam yang tidak berpelurus dengan sudut luar tersebut.

D. Kerangka Berpikir

Belajar

Matematika Kemampuan

berpikir matematis

Kemampuan berkomunikasi matematis

Kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, kerjasama

Kemampuan komunikasi tertulis

Kemampuan komunikasi lisan/bahasa

Hasil Belajar Matematika Siswa


(44)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian di kelas VII SMP Institut Indonesia sebagai berikut :

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualititatif. Penelitian deskriptif berarti penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat yang terjadi saat sekarang (Wina Sanjaya, 2013: 59). Pada penelitian ini juga analisis datanya dari situasi yang diteliti tidak dipaparkan dalam bentuk bilangan/angka statistik, melainkan bentuk uraian naratif (Margono, 2007: 39).

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan matematis siswa dalam menyelesaikan soal mengenai sifat dan sudut pada segitiga. Sedangkan pada pendekatan kuantitatif digunakan untuk menghitung persentase lembar keterlaksanaan guru dan siswa di kelas.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Institut Indonesia pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.


(45)

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Institut Indonesia pada semester genap Tahun Ajaran 2016/2017. D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMP Institut Indonesia pada semester genap Tahun Ajaran 2016/2017 dan pengambilan data berlangsung dari April sampai Mei 2016.

E. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa data kemampuan komunikasi matematis secara lisan dan tertulis yang dilihat dari hasil tes tertulis dan wawancara.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi

Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data, terutama aktivitas pembelajaran dan unjuk kerja guru. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus dilakukan sebagai acuan dalam latar belakang. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung perilaku warga sekolah terutama di dalam kelas.

2. Tes Hasil Belajar Siswa

Tes hasil belajar yang dibuat peneliti berupa tes tertulis. Tes ini berisi lima soal tentang segitiga yang perlu diselesaikan oleh siswa. Tes diberikan setelah diadakannya proses pembelajaran. Hasil tes tersebut akan digunakan peneliti untuk memilih kemampuan komunikasi


(46)

29

matematis siswa. Dari hasil tes tersebut peneliti akan mengelompokan kemampuan komunikasi matematis siswa menjadi tiga kategori yaitu, kategori tinggi, sedang, dan rendah.

3. Wawancara

Wawancara dilaksanakan setelah tes hasil belajar siswa diberikan dan pertanyaan wawancara terkait dengan materi segitiga dan tes hasil belajar siswa. Siswa yang diwawancara adalah siswa yang masuk dalam kategori pengelompokkan kemampuan komunikasi matematis secara tertulis yang dimana peneliti akan membaginya menjadi 3 kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah.

4. Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana pembelajaran yang menggambarkan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dalam hal ini peneliti merancang RPP dengan tujuan agar proses belajar mengajar lebih terarah dan berjalan secara efektif. G. Instrumen Pengumpulan Data

1. Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)

Pada Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) memuat tentang satuan pendidikan, kelas atau semester, mata pelajaran, alokasi waktu, Standar Kompetensi (SK), Komepetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, penilaian, sumber belajar, metode pembelajaran, serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan


(47)

dilakukan dalam menyampaikan materi ajar. RPP berfungsi sebagai acuan dalam proses pembelajaran. RPP terlampir (Lampiran A2).

2. Lembar Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lembar ini disusun oleh peneliti yang di dalamnya berisi mengenai langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan guru di kelas. Lembar pengamatan digunaan untuk mengamati peneliti (berperan sebagai guru). Pengamatan dilakukan oleh 2 orang observer. Observer mencari hasil pengamatan dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom “Ya” untuk

kegiatan yang terlaksana dan kolom “Tidak” untuk kegiatan yang tidak

terlaksana. Lembar Keterlaksanaan RPP terlampir (Lampiran A3). 3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan salah satu sarana yang dapat membantu dan mempermudah kegiatan pembelajaran sehingga menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan terjadi interaksi antara siswa dan siswa maupun siswa dan guru. LKS ini juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar. LKS terlampir (Lampiran B1).

4. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar yang dilakukan peneliti adalah tes tertulis. Tes tertulis membantu peneliti dalam pengumpulan data. Soal dalam tes tertulis dibuat dalam bentuk uraian dan berisi 5 butir soal. Hal tersebur dimaksudkan agar peneliti dapat lebih mudah melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal mengenai jenis dan sifat-sifat pada segitiga. Di bawah ini merupakan kisi-kisi soal tes hasil belajar siswa.


(48)

31

Tabel deskripsi 3.1 Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Materi Indikator

Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya.

Segitiga Menyelesaikan soal mengenai jenis-jenis segitiga

berdasarkan sisi-sisinya Menyelesaikan soal mengenai jenis-jenis segitiga

berdasarkan sudutnya

Menyelesaikan soal mengenai besar sudut dalam segitiga Menyelesaikan soal mengenai hubungan besar sudut dan panjang sisi suatu segitiga Menyelesaina soal mengenai hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga dalam pemecahan masalah

Selain itu, soal untuk tes tertulis dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada buku paket Matematika SMP kelas VII Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Tes tersebut dilakukan satu kali yaitu pada akhir penelitian. Tes hasil belajar terlampr (Lampiran B3).

5. Lembar Wawancara

Lembar wawancara ini berisikan tentang hasil wawancara peneliti dengan siswa dan merupakan tindak lanjut dari diadakannya tes hasil belajar. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih jelas dan dalam, agar nyata apa yang terjadi dengan menggunakan deskripsi. Indikator dalam lembar wawancara adalah sebagai berikut :

a) Apakah kamu suka mata pelajaran matematika b) Materi segitiga ini materi yang sulit atau mudah


(49)

c) Materi tentang sifat-sifat dan sudut pada segitiga apakah sulit atau mudah

d) Hambatan apa yang ditemui saat belajar sifat-sifat dan sudut pada segitiga

e) Apakah kamu memperhatikan guru saat mengajar

f) Apakah kamu sering bertanya ketika kamu mengalami kesulitan dalam mempelajari materi sifat-sifat dan sudut pada segitiga

g) Dalam berkelompok, apakah kamu juga ikut berpartisipasi h) Kamu lebih senang belajar dalam kelompok atau sendiri-sendiri i) Apakah kamu bisa menyelesaiakan soal yang diberikan guru atau

tidak

j) Apakah kamu latihan soal atau belajar sifat-sifat dan sudut pada segitiga hanya dari LKS atau dari buku lain

k) Apakah jika soal yang diberikan dirubah, dapat kamu selesaikan? Mengapa

l) Apakah soal tes hasil belajar siswa ini sulit atau mudah bagi kamu? Soal nomor berapa

m) Kesulitan apa yang kamu temui saat mengerjakan soal tes hasil belajar siswa ini. Solusinya

n) Apakah karena kamu jarang latihan soal sehingga kamu sulit menjawab soal tes hasil belajar siswa ini


(50)

33

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu (Sugiono, 2011). Analisis data menurut Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction (reduksi), data display (penyajian), dan data conclusion (kesimpulan).

1. Pengumpulan data

Peneliti berada di lapangan dan memperoleh data dalam catatan. Rekaman audio dan visual. Data yang diperoleh tersebut dibuat menjadi catatan deskriptif kemudian dibuat menjadi catatan reflektif yang berisi pendapat peneliti berdasarkan fenomena yang dijumpai selama penelitian berlangsung,

2. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci dan dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam penelitian ini, reduksi data


(51)

didasarkan pada kriteria siswa yang dapat berkomunikasi secara matematis. Kriteria tersebut dijabarkan sebagai berikut :

a. Secara tertulis

1) Siswa dapat menuliskan semua jawaban dengan tepat.

2) Siswa dapat menuliskan jawabannya secara sistematis/runtut. 3) Siswa dapat menuliskan jawabannya dengan baik walaupun

bahasa yang digunakan belum tepat.

4) Siswa dapat menuliskan jawabannya dengan baik walaupun penulisannya kurang tepat.

b. Secara lisan

1) Siswa dapat berdiskusi dengan teman-teman kelompoknya. 2) Siswa dapat menyampaikan pendapatnya di depan kelas.

3) Siswa dapat menyampaikan pendapatnya kepada teman-teman dalam kelompok.

4) Siswa aktif bertanya. 3. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data berupa uraian singkat. 4. Kesimpulan atau verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas dan kredibel.


(52)

35

I. Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk memperoleh data yang dapat dipercaya. Menurut Moleong (2008: 330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam hal ini, peneliti akan menggunakan teknik wawancara untuk membandingkan hasil tes akhir dan LKS agar data dapat dipercaya.

Uji keabsahan instrumen pengambilan data pada penelitian ini menggunakan uji pakar. Dalam penelitian ini pengujian instrumen penelitian dilakukan oleh dosen pembimbing.


(53)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan tentang deskripsi pelaksanaan penelitian, analisis, pembahasan, dan kelemahan dalam penelitian.

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Deskripsi pelaksanaan penelitian sebagai berikut : 1. Ijin Penelitian

Peneliti membuat surat pengantar penelitian dari kampus pada tanggal 23 April 2016 dan diserahkan kepada Kepala Sekolah SMP Institut Indonesia dan pada hari itu juga peneliti diantarkan oleh Kepala Sekolah untuk langsung bertemu guru mata pelajaran matematika yaitu Bapak Martanto S.Pd untuk membahas serta menentukan jadwal peneliti di kelas VIIA sebagai tempat penelitian dan peneliti mendapat jadwal pelajaran. Jadwal pelajaran semula diadakan pada bulan April tetapi karena peneliti belum menyelesaikan instrumen yang akan diberikan kepada siswa, maka jadwal penelitian diundur pada bulan Mei 2016.


(54)

37

2. Observasi Lingkungan Sekolah dan Kelas

Peneliti mengadakan observasi pada tanggal 10 Mei 2016 untuk mengenal lebih dekat lingkungan sekolah khususnya siswa kelas VII A. Siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia berjumlah 23 orang yang terdiri dari 13 orang siswa putri dan 10 orang siswa putra dengan Bapak Martanto S.Pd selaku guru pengampu mata pelajaran matematika.

Penelitian dilakukan pada satu kelas yaitu kelas VII A untuk melihat bagaimana siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Pada saat peneliti mengobservasi di kelas tersebut, guru menerapkan kegiatan belajar kelompok. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara acak dan saat itu guru memberikan soal dan menguji siswa siapa yang cepat menuliskan di papan tulis jawabannya akan mendapatkan poin. Selain itu dari hasil observasi peneliti melihat bahwa: siswa antusisas untuk mengikuti pelajaran, beberapa siswa aktif untuk bertanya kepada guru maupun teman sekelompoknya walaupun ada juga siswa yang sama sekali tidak memperhatikan penjelasan guru sebab siswa justru sibuk mengobrol dengan teman sebangkunya.

Karakteristik siswa kelas VII A di SMP Institut Indonesia hampir sama dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Siswa masih kurang baik dalam melakukan komunikasi, baik komunikasi melalui lisan atau tulisan. Siswa kesulitan untuk mengungkapkan pendapatnya, walaupun sebenarnya ide dan gagasan sudah ada di pikiran mereka. Peneliti menduga bahwa


(55)

siswa takut salah dalam mengungkapkan gagasan-gagasannya, di samping itu siswa juga kurang terbiasa dengan mengkomunikasikan gagasannya secara lisan.

Berdasarkan observasi tersebut, peneliti akan mengadakan penelitian selama 3 hari yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1 Tabel Rincian Kegiatan Penelitian

No Hari Tanggal Agenda Kegiatan

1 Jumat 13 Mei 2016 Mengajar 2 Sabtu 14 Mei 2016 Mengajar

3 Selasa 17 Mei 2016 Tes Hasil Belajar Siswa

4 Kamis 2 Juni 2016 Wawancara

B. Data Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian yaitu : 1. Hasil tes tertulis siswa

Hasil tes tertulis merupakan tes akhir dari proses penelitian. Tes akhir ini bertujuan agar mengetahui seberapa mengerti siswa terhadap suatu materi yang diajarkan.

2. Transkip wawancara peneliti dengan 3 siswa

Transkip wawancara didapat dengan menuliskan rekaman pembicaraan ke dalam tulisan.


(56)

39

C. Instrumen-instrumen yang Dibuat Dalam Penelitian 1. Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)

Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam penelitian terdiri atas 2 peretemuan dengan alokasi waktu 40 menit. RPP ini dibuat untuk KD mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya. Indikatornya adalah sebagai berikut :

a. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya.

b. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

c. Siswa diharapkan mampu menemukan jenis-jenis segitiga berdasarkan sifat-sifatnya.

d. Siswa diharapkan mampu menunjukan bahwa jumlah sudut segitiga adalah .

e. Siswa diharapkan mampu menyelesaikan soal yang terkait dengan sudut dalam segitiga.

f. Siswa diharapkan mampu menggunakan hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga dalam pemecahan masalah

Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) terlampir (Lampiran A2) 2. Lembar Keterlaksaan

Lembar keterlaksanaan RPP diobservasi oleh 2 observer dalam materi mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya. Dalam pelaksanaannya observer mengamati kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. Pada lembar keterlaksanaan juga terdapat 20 item aktivitas guru dan 8 item aktivitas siswa yang harus diamati. Observer menilai


(57)

aktivitas guru dan siswa di kelas dengan cara mencentang pada kolom “ya” jika kegiatan tersebut terlaksana dan “tidak” jika kegiatan tersebut tidak terlaksanakan. Hasil observasi keterlaksanaan terlampir (Lampiran A3). 3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS yang digunakan peneliti ada 3 macam yaitu LKS mengenai jenis dan sifat segitiga, jumlah sudut dalam segitiga, hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga dalam pemecahan masalah. Pada LKS yang pertama terdapat 4 pertanyaan yang dijabarkan sebagai berikut :

a) Siswa diminta untuk menuliskan jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisi dan besar sudut.

b) Siswa diminta untuk melengkapi tabel berdasarkan sifat-sifat bangun datar segitiga.

c) Siswa diminta untuk membedakan jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisi dan besar sudutnya.

d) Siswa diminta untuk memberikan hubungan saling hadap dalam suatu segitiga antara besar sudut dengan panjang sisi di hadapannya,

Pada LKS yang kedua terdapat 2 soal tentang besar sudut dalam segitiga. Pada LKS yang ketiga terdapat 2 soal tentang hubungan sudut dalam dan luar segitiga. Lembar Kerja Siswa (LKS) terlampir (Lampiran B1).

4. Tes Hasil Belajar

Instrumen tes hasil belajar siswa digunakan untuk melaihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal. Tes hasil belajar


(58)

41

dilaksanakan pada hari terakhir penelitian dan terdapat 17 siswa yang mengikuti tes hasil belajar tersebut. Lembar jawaban siswa akan dikumpulkan dan periksa oleh peneliti dan pensekoran untuk masing-masing jawaban adalah 10. Dari situlah peneliti akan melihat proses pengerjaan siswa yang akan dianaliis oleh penulis. Tes hasil belajar terlampir (Lampiran B3).

4. Lembar Wawancara

Pada lembar wawancara dicantumkan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada siswa untuk megetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dalam proses pembelajaran dan terdapat 13 pertanyaan untuk tiga siswa yang akan diwawancara. Lembar wawancara terlampir (Lampiran B5).

D. Hasil Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pengamatan keterlaksanaan RPP dilakukan selama proses pembelajaran matematika. pengamatan dilakukan oleh satu orang pengamat dengan membawa lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan memberikan tanda ( pada kolom “Ya” untuk kegiatan yang terlaksana dan kolom “Tidak” untuk kegiatan yang tidak terlaksana. Lalu terdapat kolom pertanyaan yang diisi dengan uraian oleh pengamat. Perhitungan oleh keterlaksanaan RPP dilakukan dengan memberikan skor pada tiap pilihan yang disediakan pada lembar pengamatan., yaitu skor 1 untuk pilihan “Ya” dan skor 0 untuk pilihan “Tidak”.


(59)

Berikut ini adalah skor keterlaksanaan RPP dan hasil pengisian lembar pengamatan.

Tabel 4.2 Keterlaksanaan Rencana Proses Pembelajaran

Pengamat Skor pertemuan

1 Skor pertemuan 2 1 2 Rata-rata

Berdasarkan perhitungan keterlaksanaan RPP pertemuan pertama dan kedua, maka diperoleh keterlaksanaan secara keseluruhan sebagai berikut :

Persentase keterlaksanaan RPP secara keseluruhan sebesar , sehingga dapat disimpulkan bahwa sudah terlaksana dengan baik di kelas VII A SMP Institut Indonesia tahun ajaran 2016/2017.

E. Analisis Data

1. Hasil Analisis Jawaban Kelompok Atas Lembar Kerja Siswa (LKS 1)

Kompetensi Dasar


(60)

43

Indikator

6.1.1. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya

6.1.2. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

SOAL 1 :

Amati bangun datar segitiga yang telah dibagikan !

1. Menurut panjang sisinya. Ukurlah panjang sisi tiap segitiga tersebut ! a. Apakah ada segitiga yang panjang setiap sisinya berbeda? Sebutkan. b. Apakah ada segitiga yang memiliki dua sisi yang sama panjang?

Sebutkan.

c. Apakah ada segitiga yang memiliki tiga sisi yang sama panjang? Sebutkan.

d. Ukurlah besar tiap-tiap sudut yang termasuk pada jawaban soal a. Apa sifat yang kalian ketahui?

e. Ukurlah besar tiap-tiap sudut yang termasuk pada jawaban soal b. Apa sifat yang kalian ketahui?

f. Ukurlah besar tiap-tiap sudut yang termasuk pada jawaban soal c. Apa sifat yang kalian ketahui?

2. Menurut besar sudut. Ukurlah besar sudut tiap segitiga tersebut ! a. Apakah ada segitiga yang ketiga sudutnya ? Sebutkan.


(61)

b. Apakah ada segitiga yang salah satu sudutnya ? Sebutkan. c. Apakah ada segitiga yang salah satu sudutnya ? Sebutkan. Jawaban Kelompok 1


(62)

(63)

Analisis Kelompok 1 :

1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi setiap segitiga.

a. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan peneliti. Siswa dalam menjawab pertanyaan peneliti mengasumsikan bahwa pertanyaan tersebut adalah apa jenis segitiga yang panjang ketiga sisinya berbeda.


(64)

47

b. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan peneliti. Siswa dalam menjawab pertanyaan peneliti mengasumsikan bahwa pertanyaan tersebut adalah apa jenis segitiga yang kedua sisinya sama panjang. c. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyan peneliti.

d. Hal yang dimaksud dalam jawaban siswa adalah panjang ketiga sisi segitiga berbeda dan besar ketiga sudut segitiga berbeda.

e. Hal yang dimaksud siswa dalam jawaban adalah kedua sisi segitiga sama panjang.

f. Hal yang dimaksud siswa dalam jawaban adalah ketiga sisi segitiga sama panjang dan semua sudutnya sama besar.

Kesimpulan untuk pertanyaan 1:

1) Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.

2) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang. 3) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki. 4) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi.

2. Siswa tidak menuliskan jawaban untuk soal nomor 2. Kesimpulan untuk pertanyaan 2:


(65)

(66)

(67)

Analisis Kelompok 2 :

1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi setiap segitiga dengan benar. a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan peneliti hanya saja cara

penulisannya kurang tepat.

b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti hanya saja jawaban siswa dituliskan dua kali dan berbeda-beda.


(68)

51

c. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan peneliti hanya saja cara penulisannya kurang tepat.

d. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah sebutkan panjang sisi dari segitiga sama kaki, sama sisi, ssembarang, dan siku-siku. e. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa

mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah sebutkan panjang sisi dari segitiga sama kaki,dan sama sisi.

f. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah sebutkan panjang sisi dari segitiga sama sisi.

Kesimpulan untuk pertanyaan 1:

1) Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.

2) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang. 3) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki. 4) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi. 2. Siswa sudah bisa mengukur besar sudut pada segitiga.

a. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah apa jenis segitiga yang besar sudutnya ?


(69)

b. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah jenis segitiga apa yang kedua sisinya sama panjang?

c. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa mengasumsikan bahwa jenis segitiga apa yang semua sudutnya ? Kesimpulan untuk pertanyaan 2 :

Siswa belum dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.


(70)

(71)

(72)

55

Analisis Kelompok 3 :

1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi setiap segitiga.

a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan peneliti hanya saja cara penulisannya kurang tepat.

b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan peneliti hanya saja cara penulisannya kurang tepat.

c. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan peneliti hanya saja cara penulisannya kurang tepat.

d. Siswa tidak menjawab. e. Siswa tidak menjawab. f. Siswa tidak menjawab. Kesimpulan untuk pertanyaan 1 :

1) Siswa belum dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.

2) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang. 3) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki. 4) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi. 2. Siswa tidak menuliskan jawabannya.

Kesimpulan untuk pertanyaan 2 :

Siswa belum dapat memahami materi dengan baik sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal yang diberikan dan peneliti juga tidak bisa mengambil


(73)

kesimpulan bahwa siswa tersebut bermasalah dalam matematika atau komunikasi.


(74)

(75)

Analisis Kelompok 4 :

1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi pada segitiga.

a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat. b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat. c. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.


(76)

59

d. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat. e. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan baik tetapi

cara menuliskannya kurang tepat.

f. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan baik tetapi cara menuliskannya kurang tepat.

Kesimpulan untuk pertanyaan 1:

1) Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.

2) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang. 3) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki. 4) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi.

2. Siswa sudah dapat mengukur besar sudut pada segitiga tetapi siswa tidak menjawab pertanyaan nomor 2.

Kesimpulan untuk pertanyaan 2 :

Siswa belum dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.


(77)

Jawaban Kelompok 5


(78)

(79)

(80)

63

Analisis Kelompk 5 :

1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi segitiga.

a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat. b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat. c. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat. d. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat. e. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan baik tetapi

cara menuliskannya kurang tepat.

f. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan baik tetapi cara menuliskannya kurang tepat.

Kesimpulan untuk pertanyaan 1 :

1) Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.

2) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang. 3) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki. 4) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi. 2. Siswa sudah dapat mengukur besar sudut segitiga.

a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat. b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat. c. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.


(81)

Kesimpulan untuk pertanyaan 2 :

Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.

Kesimpulan dari jawaban tiap kelompok untuk pertanyaan 1 adalah : a) kelompok 1 sudah dapat menuliskan sifat-sifat segitiga.

b) kelompok 2 sudah dapat menyebutkan jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang setiap sisinya.

c) Kelompok 3 belum dapat membedakan antara segitiga sama sisi dan sembarang dan juga belum dapat menjelaskan sifat-sifat segitiga.

d) Kelompok 4 sudah dapat menyebutkan jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya dan juga sudah dapat menjelaskan sifat-sifat segitiga tetapi belum dapat menuliskan secara tepat.

e) Kelompok 5 sudah dapat menyebutkan jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya dan juga sudah dapat menjelaskan sifat-sifat segitiga tetapi belum dapat menuliskan secara tepat.


(82)

65

Kesimpulan dari jawaban tiap kelompok untuk pertanyaan 2 adalah:

a) Kelompok 1 belum dapat menyebutkan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

b) Kelompok 2 belum dapat menyebutkan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

c) Kelompok 3 belum dapat menyebutkan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

d) Kelompok 4 belum dapat menyebutkan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

e) Kelompok 5 sudah dapat menyebutkan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

Jadi, 1 kelompok sudah dapat berkomunikasi matematis secara tertulis, sedangkan 4 kelompok belum dapat berkomunikasi matematis secara tertulis saat siswa tidak menuliskan jawabannya dan saat siswa salah menyebutkan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.


(83)

SOAL 2 :

Perhatikan !

Perhatikan juga hal-hal yang berhubungan dengan bangun datar tersebut seperti sisi dan sudutnya. Salin dan lengkapilah tabel di bawah ini berdasarkan sifat bangun datar segitiga bedasarkan panjang sisi dan besar sudutnya.

Jenis bangun datar segitiga

Bangun datar segitiga

Sudut

Dilihat dari besar

sudutnya

...

Bangun datar segitiga tumpul

...


(84)

67

Jawaban Kelompok 1 : Jenis bangun datar segitiga

Bangun datar segitiga

Sisi

Berdasarkan panjang sisi

Bangun datar segitiga sama sisi

3 sisi sama panjang

... ... Bangun datar

segitiga sembarang


(85)

Analisis Kelompok 1 :

1. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dan siswa belum dapat menuliskan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

2. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Kesimpulan untuk soal 2 :

a. Siswa belum dapat mengelompokkan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.

b. Siswa sudah dapat mengelompokkan jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.


(86)

69


(87)

Analisis Kelompok 2 :

1. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan degan tepat. 2. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan degan tepat. Kesimpulan untuk soal 2 :

a. Siswa belum dapat mengelompokkan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.

b. Siswa sudah dapat mengelompokkan jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.


(88)

71

Analisis Kelompok 3 :

1. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dan siswa beranggapan bahwa bangun datar segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul besar sudutnya

2. Siswa juga beranggapan bahwa besar sudut adalah segitiga tumpul dan jawaban siswa kurang tepat.

3. Siswa hanya menjawab bangun datar segitiga sembarang yang ketiga sisinya tidak sama panjang.

Kesimpulan untuk soal 2 :

a. Siswa belum dapat mengelompokkan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.

b. Siswa belum dapat mengelompokkan jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.


(89)

Jawaban Kelompok 4

Analisis kelompok 4 :

1. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. 2. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Kesimpulan untuk soal 2 :

a. Siswa sudah dapat mengelompokkan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.


(90)

73

b. Siswa sudah dapat mengelompokkan jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.

Jawaban Kelompok 5

Analisis kelompok 5 :

1. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. 2. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.


(91)

Kesimpulan untuk soal 2 :

a. Siswa sudah dapat mengelompokkan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.

b. Siswa sudah dapat mengelompokkan jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.

Kesimpulan dari tiap jawaban kelompok pada soal nomor 2 adalah : a) Kelompok 1 hanya dapat menyebutkan jenis segitiga berdasarkan panjang

sisinya tetapi belum dapat menyebutkan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

b) Kelompok 2 sudah dapat menyebutkan panjang sisi dan besar sudut pada segitiga.

c) Kelompok 3 sudah dapat menyebutkan sifat dari segitiga sembarang dan sudah mengetahui jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya tetapi belum mengetahui berapa besar sudut dari masing-masing segitiga tersebut. d) Kelompok 4 sudah dapat menyebutkan jenis segitiga berdasarkan panjang

sisi dan besar sudutnya tetapi belum dapat menuliskannya dengan tepat. e) Kelompok 5 sudah dapat menyebutkan jenis segitiga berdasarkan panjang

sisi dan besar sudutnya tetapi siswa belum dapat menuliskannya dengan tepat.

Jadi, 4 kelompok sudah dapat berkomunikasi matematis secara tertulis sedangkan 1 kelompok belum dapat berkomunikasi matematis secara tertulis saat ada jawaban kelompok yang tidak ditulis.


(92)

75

SOAL 3

Jawablah pertanyaan berikut :

1. Apakah setiap segitiga sama sisi juga merupakan segitiga sama kaki? Berikan alasannya.

2. Apakah mungkin suatu segitiga siku-siku sama sisi? Berikan alasannya.

3. Apakah semua segitiga sembarang pasti bukan segitiga sama kaki? Berikan

alasannya.

4. Apakah semua segitiga sama kaki pasti merupakan segitiga lancip ? Berikan alasannya.

5. Apakah ada segitiga tumpul yang merupakan segitiga sama kaki ? Berikan alasannya.

Jawaban Kelompok 1

Analisis kelompok 1 :

1. Siswa sudah dapat menjawab petanyaan dengan baik tetapi bahasa yang digunakan kurang tepat.


(93)

2. Siswa sudah menjawab pertanyaan dengan baik tetapi jawaban siswa kurang tepat karena yang ditanyakan adalah segitiga siku-siku bukan sama kaki.

3. Jawaban siswa tidak lengkap karena tidak menyertakan alasan. 4. Jawaban siswa tidak lengkap karena tidak menyertakan alasan. Kesimpulan untuk soal 3:

a. Siswa sudah dapat membedakan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya dan jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya.

b. Siswa sudah dapat menyebutkan sifat-sifat dari tiap segitiga. Jawaban Kelompok 2

Siswa tidak menjawab pertanyaan soal nomor 3. Kesimpulan :


(94)

77

Jawaban Kelompok 3

Analisis kelompok 3 :

1. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dengan baik tetapi bahasa yang digunakan kurang tepat.

2. Jawaban siswa kurang tepat karena siswa beranggapan bahwa segitiga sama sisi adalah segitiga siku-siku.

3. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dengan baik tetapi jawaban siswa kurang lengkap.

4. Jawaban siswa kurang tepat karena siswa belum mengetahui besar sudut dari masing-masing segitiga.


(95)

Kesimpulan untuk soal 3:

a. Siswa sudah dapat membedakan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.

b. Siswa sudah dapat membedakan jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya yaitu segitiga sama sisi, sama kaki, dan sembarang.

c. Siswa sudah dapat menyebutkan sifat-sifat dari tiap segitiga. Jawaban Kelompok 4

Analisis Kelompok 4 :

1. Siswa sudah dapat menjawab petanyaan dengan baik tetapi bahasa yang digunakan kurang tepat.

2. Siswa sudah menjawab pertanyaan dengan baik tetapi jawaban siswa kurang tepat karena yang ditanyakan adalah segitiga siku-siku bukan sama kaki.

3. Jawaban siswa kurang lengkap karena tidak menyertakan alasan. 4. Jawaban siswa kurang lengkap karena tidak menyertakan alasan. 5. Jawaban siswa sudah tepat.


(96)

79

Kesimpulan untuk soal 3 :

a. Siswa sudah dapat membedakan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.

b. Siswa sudah dapat membedakan jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya yaitu segitiga sama sisi, sama kaki, dan sembarang.

c. Siswa sudah dapat menyebutkan sifat-sifat dari tiap segitiga. Jawaban Kelompok 5

Analisis kelompok 5 :

1. Siswa tidak menjawab pertanyaan dengan lengkap. 2. Siswa tidak menjawab.

3. Siswa tidak menjawab 4. Siswa tidak menjawab 5. Siswa tidak menjawab Kesimpulan untuk soal 3 :

a. Siswa belum dapat membedakan jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.

b. Siswa belum dapat membedakan jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya yaitu segitiga sama sisi, sama kaki, dan sembarang.


(97)

c. Siswa belum dapat menyebutkan sifat-sifat dari tiap segitiga. Kesimpulan dari jawaban tiap kelompok pada soal nomor 3 adalah

a) Kelompok 1 sudah dapat membedakan jenis-jenis segitiga berdasarkan sifat-sifatnya tetapi bahasa yang digunakan kurang tepat dan ada yang belum disertai alasan.

b) Kelompok 2 belum mengetahui sifat-sifat segitiga dan belum dapat membedakannya.

c) Kelompok 3 sudah dapat menjelaskan sifat-sifat segitiga dan sudah dapat membedakannya tetapi belum apat menjelaskan besar sudut dari masing-masing segitiga.

d) Kelompok 4 sudah dapat membedakan jenis-jenis segitiga berdasarkan sifat-sifatnya tetapi bahasa yang digunakan kurang tepat dan ada yang belum disertai alasan.

e) Kelompk 5 belum dapat membedakan masing-masing segitiga berdasarkan sifat dan besar sudutnya.

Jadi, 3 kelompok sudah dapat berkomunikasi matematis secara tertulis sedangkan 2 kelompok belum dapat bekomunikasi matematis secara tertulis saat kelompok tidak menuliskan jawabannya.

Indikator

6.1.4. Siswa diharapkan mampu menyelesaikan soal yang terkait dengan ketidaksamaan pada sisi segitiga.


(98)

81

6.1.5. Siswa diharapkan mampu menggunakan hubungan besar sudut dan panjang sisi suatu segitiga..

SOAL 4 :

Pada segitiga sembarang yang sudah dibagikan, ukurlah besar sudut-sudut tersebut dengan busur derajat dan panjang sisi-sisinya dengan penggaris! ...

... ... ... cm ... cm ... cm

1. Dari hasil pngukuran di atas, tentukan sudut yang terbesar, sedang, terkecil 2. Tentukan juga sisi mana yang terpanjang, sedang, dan terpendek

3. Berdasarkan hasil jawaban di atas, diperoleh kesimpulan tentang hubungan saling hadap dalam suatu segitiga antara besar sudut dengan panjang sisi di hadapannya, yaitu :

i. Sudut terbesar menhadap sisi ... ii. Sudut terkecil menghadap sisi ... iii. Sudut yang sedang menghadap sisi ...


(99)

Jawaban Kelompok 1

Analisis kelompok 1 :

Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi dan besar sudut pada segitiga yang diberikan.

1. Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik tetapi kurang lengkap. 2. Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik tetapi kurang lengkap. 3. Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik tetapi kurang lengkap. Kesimpulan untuk soal 4 :

a. Siswa sudah dapat menyebutkan besar sudut terbesar, sedang, dan terkecil. b. Siswa sudah dapat menyebutkan sisi terpanjang, sedang, terpendek.


(1)

Pertanyaan Jawaban apakah kamu suka mata pelajaran

matematika?

“Tidak kak”. Materi segitiga ini materi yang sulit

atau mudah ?

“Sulit kak”. Materi tentang sifat-sifat dan sudut

pada segitiga apakah sulit atau mudah ?

“Sulit juga”.

Hambatan apa yang ditemui saat belajar sifat-sifat dan sudut pada segitiga?

“Hambatannya adalah saya tidak mengerti sama sekali materinya”. Apakah kamu memperhatikan guru

saat mengajar?

“Kadang memperhatikan, kadang tidak”.

Apakah kamu sering bertanya ketika kamu mengalami kesulitan dalam mempelajari materi sifat-sifat dan sudut pada segitiga?

“Paling saya cuman bertanya ke teman-teman dekat saja, kalau ke guru tidak pernah”.

Dalam berkelompok, apakah kamu juga ikut berpartisipasi? Misalnya dalam mengerjakan LKS, bertanya kepada guru/teman, memperagakan alat peraga?

“Saya cuman ikut meramaikan susasana, biar teman lain yang kerja”.

Kamu lebih senang belajar dalam kelompok atau sendiri-sendiri? Mengapa?

“Kelompok soalnya kalau berkelompok bisa dikerjain teman-teman yang lain”.

Apakah kamu bisa menyelesaiakan soal yang diberikan guru atau tidak?

“Kadang bisa, kadang tidak”.


(2)

belajar sifat-sifat dan sudut pada segitiga hanya dari LKS atau dari buku lain?

sekolah”.

Apakah jika soal yang diberikan dirubah, dapat kamu selesaikan? Mengapa ?

“Tidak. Karena saya paling tidak bisa matematika dan apalagi soalnya tidak sama seperti latihan itu saya tidak bisa mengerjakan”.

Apakah soal tes hasil belajar siswa ini sulit atau mudah bagi kamu? Soal nomor berapa? Alasannya?

“Sulit banget kak. Semuanya menurut saya susah karena tidak ada satupun yang saya bisa kerjakan”.

Kesulitan apa yang kamu temui saat mengerjakan soal tes hasil belajar siswa ini? Solusinya?

“Kesulitannya ya itu tadi tidak bisa mnegerjakan soal. Solusinya, saya harus lebih banyak berlatih lagi di rumah”.

Apakah karena kamu jarang latihan soal sehingga kamu sulit menjawab soal tes hasil belajar siswa ini?

“Benar sekali kak. Saya orangnya paling malas belajar, apalagi belajar matematika rasanya mumet banget”.


(3)

Lampiran B6

Jawaban Akhir Siswa dengan Kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah 1. Untuk Kategori Tinggi


(4)

(5)

(6)